Blog

4 Hari Kerja dalam Seminggu: Apakah Sudah Saatnya untuk Diterapkan?

4 hari kerja

Beberapa waktu terakhir, Kementerian BUMN sedang ramai diperbincangkan oleh publik. Hal ini berlaku karena mereka menjadi salah satu instansi pertama di Indonesia yang mencetuskan implementasi sistem 4 hari kerja dalam sepekan.

Sesuai tajukannya, sistem yang lebih dikenal dengan “4-day-work week” ini merupakan sebuah konsep di mana pekerjaan yang biasanya diselesaikan dalam lima hari kerja, disusun ulang menjadi empat hari dalam seminggu.

Artinya, karyawan tetap bekerja dengan jumlah jam kerja yang sama, tetapi dalam jangka waktu yang lebih singkat setiap minggunya. Sehingga, jam kerja pun berkurang menjadi 32 jam dalam satu minggu.

Nah, penerapan tren ini memang sangat menguntungkan bagi pekerja, terutama untuk meningkatkan kesehatan mental dan fisik mereka.

Namun, tak sedikit pemilik bisnis dan pegiat HR yang masih ragu untuk menerapkannya. Dalam kata lain, mereka bertanya-tanya, apakah sistem ini bisa menguntungkan perusahaan? Atau justru nanti malah menjadi sumber yang dapat merusak produktivitas bisnis?

Melihat hal tersebut, GajiGesa sudah rangkum penjelasan lengkap seputar sistem 4 hari kerja ini, mulai dari definisi, dampak, hingga cara terbaik untuk menerapkannya.

Agar tak ketinggalan, yuk, simak langsung pemaparannya di bawah ini!

Negara yang Mengadopsi Sistem 4 Hari Kerja

4 hari kerja

Seperti yang sudah GajiGesa jelaskan, 4-day-work week merupakan sebuah konsep sederhana di mana karyawan bekerja selama empat hari dalam seminggu, bukan lima hari seperti biasanya.

Menurut laman British Business Bank, ada dua cara untuk menerapkan sistem kerja ini. Pertama-tama, adalah ketika jam kerja lima hari dalam seminggu dipadatkan menjadi seminggu empat hari, yang berarti hari kerja lebih panjang.

Pendekatan kedua melibatkan jam kerja yang lebih singkat daripada lima hari dalam seminggu, tanpa pengurangan gaji karyawan.

Nah, di Indonesia sendiri sistem kerja 4 hari dalam seminggu ini masih sekadar wacana dan hanya beberapa instansi yang sudah menerapkannya.

Sedangkan, banyak perusahaan di negara lain yang sudah mulai memberlakukan sistem ini secara permanen.

Berikut beberapa negara yang sudah menerapkan sistem 4-day-work week, di antaranya yaitu:

1. Selandia Baru

Selandia Baru menjadi salah satu negara yang pertama kali menerapkan 4-day-work week

Perdana Menteri Jacinda Ardern mengusulkan kebijakan ini agar karyawan bisa memanfaatkan akhir pekan untuk berlibur, yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

2. Jepang

Jepang dikenal sebagai negara dengan warga negara yang memiliki etos kerja tinggi. Bahkan, karyawan yang sering bekerja lembur hingga mengorbankan waktu istirahat seakan sudah menjadi budaya.

Meski demikian, budaya tersebut akhirnya beralih menjadi isu. Di mana kesehatan warga Jepang banyak yang akhirnya tumbang.

Akhirnya, sebagai upaya untuk menyeimbangkan kehidupan pribadi dan profesional para pekerja, pemerintah Jepang memberlakukan kebijakan 4-day-work week.

3. Islandia

Berbeda dari negara lain, Islandia telah menerapkan sistem 4-day-work week sejak tahun 2015.

Hasilnya menunjukkan bahwa kesejahteraan karyawan mereka meningkat, serta ada keseimbangan yang lebih baik antara kesehatan mental dan kehidupan kerja warganya.

4. Skotlandia

Skotlandia juga sudah menerapkan sistem 4-day-work week setelah melakukan uji coba selama beberapa tahun terakhir.

Hasilnya menunjukkan bahwa jam kerja yang lebih singkat berdampak positif pada kesejahteraan mereka.

5. Irlandia

Pemerintah Irlandia menerapkan sistem 4-day-work week untuk mengukur dampak pengurangan jam kerja terhadap produktivitas, kesejahteraan karyawan, dan pelestarian lingkungan. 

Sama seperti Islandia, Irlandia telah menerapkan sistem ini sejak tahun 2015.

6. Spanyol

Pada April 2021, pemerintah Spanyol memulai uji coba sistem 4-day-work week

Uji coba ini direncanakan berlangsung selama tiga tahun dengan risiko implementasi yang minimal.

6 Cara Menerapkan 4 Day Work Week di Perusahaan

cara menerapkan empat hari kerja

Sebenarnya, bukan tak mungkin jika perusahaanmu ingin menerapkan 4 hari kerja di Indonesia.

Hanya saja, sistem ini bertentangan dengan UU Cipta Kerja yang menyepakati jumlah jam kerja dalam satu minggu yaitu 40 jam atau sebanyak 5-6 hari kerja.

Nah, tapi kamu tak perlu khawatir. Jika perusahaan kamu ingin memberlakukan sistem baru ini, ada beberapa cara untuk menerapkannya yang perlu dipersiapkan, seperti:

1. Menyampaikan informasi ke stakeholder

Langkah pertama adalah menginformasikan kebijakan ini kepada seluruh pemilik kepentingan di perusahaan. 

Pastikan semua informasi disampaikan secara rinci, lengkap, dan transparan, termasuk mengenai gaji, tunjangan, dan fasilitas yang akan diberikan.

Kamu juga harus bisa membentuk dan mensosialisasikan jadwal kerja terkini untuk semua karyawan. Sehingga, tak ada lagi miskonsepsi mengenai lembur atau jam kerja tambahan yang malah membuat motivasi kerja karyawan anjlok.

2. Melakukan evaluasi tugas

Selanjutnya, kamu perlu mengevaluasi tugas karyawan dengan meluncurkan survei kepada manajer setiap divisi.

Ya, di sini kamu bisa mengajukan pertanyaan mengenai produktivitas karyawan dan kemampuan mereka menyelesaikan pekerjaan saat menjalakan sistem 4 hari kerja.

Evaluasi sendiri penting dilakukan untuk menilai apakah penerapan sistem kerja baru ini dapat berjalan dengan baik. Bila ternyata ada penurunan produktivitas dan kualitas kerja, tak ada salahnya jika kamu mengembalikan sistem kerja 5 hari dalam seminggu.

3. Penyediaan aplikasi pendukung efektivitas kerja

Sebelum menerapkan sistem ini, sebaiknya sediakan fasilitas yang dapat meningkatkan efektivitas kerja.

Sebagai contoh, aplikasi untuk HRD atau alat manajemen proyek yang memudahkan pemantauan tugas karyawan.

4. Mempercayai karyawan

Selain menyediakan aplikasi pendukung, penting juga untuk memberikan kepercayaan kepada karyawan. 

Berikan mereka kebebasan dalam menyalurkan ide-ide untuk operasional perusahaan, yang dapat mengasah kreativitas mereka.

5. Fokus pada hasil

Dalam penerapan sistem 4-day-work week, fokuslah pada hasil kerja. Artinya, meskipun jam kerja dikurangi, kamu perlu mempercayakan seluruh prosesnya kepada karyawan.

Sehingga, mereka dapat memberikan kinerja terbaik dan hasil yang memuaskan.

6. Meminta feedback dari karyawan

Langkah terakhir yang bisa dilakukan oleh HR adalah meminta feedback dari karyawan mengenai sistem kerja baru ini. 

Feedback tersebut berguna untuk mengetahui tanggapan mereka, sehingga HRD dan manajemen dapat melakukan evaluasi dan meningkatkan penerapan sistem ini di masa depan.

Nah, itulah beberapa cara menerapkan sistem 4-day-work week.

Ketika nanti memberlakukan sistem 4 hari kerja ini, produktivitas karyawan harus terus kamu jaga. Hal ini bisa kamu pastikan dengan menghadirkan benefit tambahan berupa Earned Wage Access (EWA) atau Akses Gaji Fleksibel GajiGesa.

Layanan ini memungkinkan karyawan untuk memiliki kendali penuh terhadap gaji mereka sendiri.

Sehingga, saat ada kebutuhan mendesak, mereka bisa langsung menarik gaji lebih awal tanpa harus menunggu tanggal gajian tiba.

Dengan EWA, karyawan pun tak perlu lagi beralih ke pinjol atau layanan peminjaman layanannya. Alhasil, mereka bisa berfokus untuk meningkatkan produktivitas dan hasil kerjanya.

Imbas positif pun kelak dirasakan perusahaan. Dikarenakan karyawan lebih terjamin kesejahteraannya, mereka bakal lebih termotivasi saat bekerja. Sehingga, angka retensi meningkat dan produktivitas bisnis melambung tinggi.

Bagaimana? Menarik, kan? Nah, layanan EWA ini bisa kamu digunakan jika perusahaanmu sudah bekerja sama dengan GajiGesa. Jadi, jangan sampai ketinggalan. Yuk, isi formulir di bawah artikel ini dan rekomendasikan perusahaanmu ke GajiGesa sekarang juga!

Dampak Menerapkan 4 Day Work Week Bagi Perusahaan dan Karyawan

dampaknya

Sejak pandemi, sistem kerja utama telah beralih dari bekerja di kantor (WFO) menjadi bekerja dari rumah (WFH). 

Seiring meredanya pandemi, beberapa perusahaan mulai memberlakukan sistem hybrid, yaitu kombinasi antara WFO dan WFH.

Nah, sistem kerja 4 hari ini pun muncul seiring berkembangnya tren. Setelah melihat pengalaman dari beberapa negara yang telah menerapkan sistem kerja ini pun, semuanya cenderung menunjukkan dampak positif. 

Namun, sebelum mempertimbangkan penerapannya, penting bagi kamu untuk memahami pro dan kontra dari sistem kerja ini yang masih menjadi wacana di banyak tempat, termasuk:

3 dampak positif 4-day-work-week

1. Meningkatkan produktivitas kerja

Salah satu dampak positif dari penerapan 4-day-work week adalah peningkatan produktivitas. 

Beberapa perusahaan besar di dunia telah membuktikan bahwa sistem ini memberikan karyawan keseimbangan antara kehidupan kerja dan waktu pribadi. 

Dengan waktu libur yang cukup, karyawan menjadi lebih segar dan mampu meningkatkan produktivitas mereka.

2. Kebahagiaan karyawan meningkat

Perusahaan yang menerapkan sistem kerja baru ini dipercaya bisa meningkatkan kebahagiaan karyawan.

Hal itu karena, terdapatnya keseimbangan antara kehidupan kerja dan waktu pribadi mereka.

3. Pengeluaran perusahaan jadi lebih efisien

Sistem 4-day-work week juga berdampak positif pada efisiensi pengeluaran perusahaan. 

Biaya variabel seperti listrik, utilitas, dan lainnya dapat berkurang. Beberapa perusahaan bahkan menerapkan sistem pembayaran per jam atau per hari untuk menghemat pengeluaran lebih lanjut.

3 dampak negatif 4-day-work-week

Di balik berbagai sisi positif, ada beberapa dampak negatif yang perlu dipertimbangkan sebelum menerapkan sistem kerja empat hari, yaitu:

1. Kepuasan pelanggan menurun

Salah satu dampak negatif dari penerapan sistem 4 hari kerja adalah potensi menurunnya kepuasan pelanggan.

Hal itu karena, waktu layanan yang berkurang, pelanggan mungkin merasa tidak puas. Sehingga, dapat menimbulkan banyak keluhan dari pelanggan. 

Untuk mengatasinya, kamu bisa mempertimbangkan penggunaan kecerdasan buatan (AI) untuk membantu dalam pelayanan pelanggan.

2. Beban kerja meningkat

Penerapan sistem 4-day-work week juga bisa menyebabkan peningkatan beban kerja. 

Hal ini biasanya terjadi jika pendekatan yang digunakan tidak tepat, sehingga sistem kerja menjadi kurang efisien.

3. Shift kerja tidak teratur

Dampak negatif lainnya adalah potensi ketidakteraturan dalam shift kerja atau terjadinya tumpang tindih. 

Meskipun jam kerja berkurang, jam kerja shift bisa bertambah, yang tidak selalu sesuai untuk semua jenis industri dan perusahaan.

Hubungi Kami