Sebagai salah satu tool atau program berbasis AI yang sedang hangat diperbincangkan, banyak profesional yang bertanya apakah ChatGPT memiliki fungsi untuk tim HR?
Hal ini berlaku karena penerapannya diestimasikan bakal sangat bermanfaat untuk para pegiat human resources.
Contohnya nih, program AI tersebut bisa menciptakan kesempatan yang setara untuk setiap karyawan. Para HR pun kelak jadi bisa menghemat waktu dan menambahkan efisiensi dalam pekerjaan mereka.
Nah, bagi kamu yang belum tahu, ChatGPT memiliki 100 juta pengguna aktif sebulan setelah ia diluncurkan.
Mereka berhasil mencatat rekor sebagai aplikasi dengan pertumbuhan pengguna tercepat di dunia.
Namun, apakah ia benar-benar bisa dimanfaatkan oleh kamu dan teman-teman HR lainnya? Yuk, pelajari selengkapnya dalam rangkuman singkat GajiGesa di bawah ini!
Apa itu ChatGPT?
Sebelum memahami fungsi ChatGPT untuk HR, kamu harus mengenal dulu nih serba-serbi dari program tersebut.
Melansir ZD Net, ChatGPT adalah program chatbot (pembuat pesan) yang didukung oleh AI (Artificial Intelligence) dan di kembangkan oleh OpenAI.
Teknologi ini sejatinya terdiri dari dua bagian khusus, yakni chat dan GPT (generative pre-trained transformer).
GPT merupakan sebuah algoritma yang menghasilkan chatbot dimana dapat membalas pesan seperti manusia dengan memprediksikan kata yang akan digunakan selanjutnya.
Perusahaan besar lainnya juga sudah menciptakan GPT mereka sendiri, seperti Microsoft dengan Bing AI, dan dalam ranah HR, ada TalentGPT milik Beamery.
Fungsi ChatGPT untuk HR
Meskipun sudah dimanfaatkan oleh banyak perusahaan, apakah ChatGPT memiliki fungsi khusus untuk tim HR?
Jawabannya adalah ya. Berbagai institusi dan badan usaha besar pun sudah menerapkan program ini guna meningkatkan kesejahteraan SDM mereka.
Akan tetapi, seperti apa bentuk manfaatnya? Apakah fungsi dari program AI ini benar-benar mampu mendongrak efektivitas tim HR perusahaan?
1. Menghilangkan tugas yang berulang
Fungsi ChatGPT untuk HR yang pertama adalah menghilangkan tugas yang berulang.
Sebagai pegiat HR, kamu pasti sering bertemu dengan tugas administrasi yang berulang.
Baik itu menjawab pertanyaan umum dari karyawan, menjadwalkan interview, atau memperbarui catatan tim manajerial.
Nah, dengan ChatGPT, kamu jadi bisa mengatasi pekerjaan-pekerjaan ini dengan mudah.
Sebagai contoh, teknologi AI ChatGPT dapat menangani pertanyaan umum dengan menyediakan informasi kepada karyawan. Alhasil, HR pun dapat berfokus kepada kegiatan yang sifatnya lebih strategis.
2. Mempercepat proses pencarian talent
Fungsi ChatGPT untuk HR berikutnya adalah mempercepat proses pencarian talent.
ChatGPT dapat membantu menyaring dan shortlisting resume kandidat dengan cepat.
Program AI-nya juga bisa menganalisis deskripsi pekerjaan dan mencocokannya dengan kandidat yang relevan.
Dengan demikian beban HR berkurang dan proses kerjanya yang biasanya memakan waktu lama bisa dipercepat.
ChatGPT sendiri pun dapat membantu menyusun pertanyaan yang sesuai untuk proses screening (penyaringan) dan wawancara.
3. Membantu mengurangi angka turnover karyawan
Fungsi ChatGPT untuk HR selanjutnya adalah membantu mengurangi turnover karyawan.
Dengan menggunakan ChatGPT, HR dapat dengan mudah mengidentifikasi alasan di balik tingginya angka turnover karyawan.
Cara ini dapat dilakukan dengan menganalisis data HR secara, seperti exit interview, survei karyawan, atau proses penyaringan feedback.
HR pun dapat menyiapkan langkah yang perlu diambil selanjutnya untuk menyelesaikan permasalahan dan mengurangi turnover.
4. Meningkatkan keterlibatan karyawan
Fungsi ChatGPT untuk HR lainnya adalah menaikkan angka engagement karyawan.
Penggunaan ChatGPT dapat menjawab pertanyaan yang dimiliki oleh karyawan, memberikan mereka panduan kebijakan dan manfaat, serta memfasilitasi komunikasi antara karyawan dan HR.
Selain itu, program ini juga dapat membantu mengembangkan inisiatif keterlibatan karyawan, seperti survei atau program pengembangan.
5. Menganalisis data kualitatif untuk mengenali tren dan kesempatan
Fungsi ChatGPT untuk HR yang terakhir adalah menganalisis data kualitatif untuk mengenali tren dan kesempatan.
HR biasanya mengumpulkan data kualitatif melalui feedback karyawan, performance review, atau cultural assessment.
ChatGPT dapat menggunakan data tersebut untuk mengenali tren, pola, serta kesempatan perkembangan untuk karyawan
Program ini dapat menyediakan masukan yang berguna dan memungkinkan tim HR untuk mengambil keputusan berdasarkan data. Hal ini berlaku karena waktu pemrosesan data yang cepat.
Keterbatasan dan Risiko ChatGPT untuk HR
Walaupun ChatGPT merupakan bagian dari kemajuan teknologi dan bisa memberikan manfaat bagi tim HR, program ini tetap memiliki kekurangannya sendiri.
Berikut adalah beberapa kekurangan dari ChatGPT yang perlu diperhatikan oleh HR:
Keterbatasan:
- Terbatasnya data: Untuk saat ini, data yang dimiliki oleh ChatGPT hanya mulai September tahun 2021. Oleh karena itu, program ini tidak mengetahui apa yang terjadi sebelum tanggal tersebut. Data yang diberikan pun bisa saja tidak up to date.
- Jawaban salah terlihat benar: ChatGPT akan menjawab pertanyaan yang tidak diketahui dan menjawabnya dengan informasi yang salah, tapi diartikan sebagai hal yang benar.
- Jawaban bias: Sama seperti program AI lainnya, pelatihan data ChatGPT cukup terbatas. Apabila data yang dimiliki sifatnya condong atau bias, jawaban yang diberikan pun akan menghasilkan hal yang sama.
- Tidak ada sumber: Program AI ini tidak menyediakan sumber, catatan kaki atau link untuk jawaban yang diberikan, sehingga semakin sulit untuk memverifikasi informasi yang diberikan.
Risiko:
- Bias: Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, apabila tidak diperhatikan dengan benar, program AI ChatGPT dapat mengakibatkan hasil bias yang akan mengganggu proses kerja tim HR.
- Misinformasi: Karena data yang dimiliki hanya dimulai dari September 2021, akan ada kemungkinan misinformasi dari ChatGPT.
- Cybersecurity: Banyaknya karyawan yang menggunakan ChatGPT secara rahasia, dapat berpotensial pada informasi perusahaan tersebar.
Demikian penjelasan mengenai fungsi ChatGPT yang dapat digunakan oleh para HR.
Perlu diingat bahwa setiap program memiliki kekurangannya sendiri. Namun, tidak ada salahnya untuk digunakan dengan lebih berhati-hati. Semoga berguna, ya!