Sekarang ini, penting sekali bagi tim HR untuk bisa membangun hubungan atasan dan bawahan yang baik.
Bagaimana tidak? Persepsi publik tentang pekerjaan yang baik tak hanya berkaitan dengan kemampuan teknis atau gaji, tetapi juga hubungan seorang pekerja atau bawahan dengan rekan kerja dan atasannya.
Nah, persepsi ini muncul bukan karena sembarang hal. Namun, karena adanya fakta bahwa hubungan yang baik dengan atasan tak hanya menguntungkan secara profesional, tetapi juga dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih menyenangkan dan produktif.
Sayangnya, itu bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan bagi sebagian orang.
Ada rasa segan dan khawatir ketika berada dalam jarak dekat dengan atasan, sehingga membangun hubungan baik pun terasa hanya seperti mimpi belaka.
Lalu, bagaimana cara membangun hubungan atasan dan bawahan di tempat kerja? Yuk, simak ulasan lengkapnya dalam artikel berikut ini, ya!
5 Tipe-tipe Atasan di Tempat Kerja
Memilih tempat kerja yang menyenangkan dan bisa membuat kamu berkembang memang tak sesederhana yang dibayangkan.
Kadangkala, kamu akan bertemu dengan atasan yang kepribadiannya tidak cocok dengan kamu. Atau, kamu malah bertemu dengan pimpinan yang sifatnya menyebalkan, gampang menyalahkan orang lain, galak, dan sebagainya.
Oleh sebab itu, ada baiknya untuk kamu mengenal karakter pimpinan di tempat kerja, supaya bisa mengatur siasat ketika menghadapinya.
Berikut contoh tipe-tipe atasan di tempat kerja, termasuk:
1. Super teliti
Tipe atasan yang pertama adalah yang super teliti. Setiap titik, salah ketik, hingga koma dan tanda petik, tak akan lolos dari atasan yang super teliti.
Sebab, ia akan mengecek hasil kerja dengan sangat rinci dan menemukan setiap kesalahan yang dibuat.
Menghadapi tipe atasan seperti ini sebenarnya bagus untuk perkembangan karier, karena kamu akan didesak untuk teliti saat mengerjakan sesuatu.
Oleh sebab itu, sebelum menyerahkan laporan atau hasil kerja ada baiknya untuk dicek beberapa kali, pastikan tak ada yang salah.
2. Pengkritik
Sesempurna apa pun pekerjaan kamu, selalu muncul kritik atau masukan untuk perbaikan dan juga peningkatan apabila mendapatkan atasan seperti ini.
Meskipun sulit, kamu perlu menghadapinya dengan besar hati dan membuktikan bahwa kamu bisa bekerja lebih baik dari pada yang ia kritik.
Jadi, pastikan semua pekerjaan diselesaikan tepat waktu dengan sempurna, sehingga tak ada celah baginya untuk mengkritik.
Selain itu, jangan sungkan untuk bertanya dan meminta saran mengenai pekerjaan kepada atasan kamu. Sehingga, nantinya ia tidak akan bisa mengkritik, sebab saran tersebut datang dari dirinya sendiri.
3. Mikro manajer
Tipe selanjutnya ini dianggap sebagai manajer yang terlalu banyak mencampuri urusan pekerjaan kamu.
Memang pekerjaan yang kamu lakukan adalah tanggung jawabnya. Namun, jika terlalu sering memonitor dan memerintah, tentu sebagai pekerja kamu akan merasa tidak bisa dipercaya. Bahkan, kreativitas kamu pun nantinya menjadi terhambat.
Untuk menghadapinya, sebaiknya ajak atasan tersebut untuk berkomunikasi atau memberikan update tentang pekerjaan dengan intensif.
Bila memang dirasa sudah terlalu berlebihan, silakan komunikasikan keresahan kamu dengan sopan. Baiknya sampaikan keluhan kamu kepada tim HR terlebih dahulu agar mereka juga bisa membantu.
4. Workaholic
Atasan tipe ini termasuk penggila kerja dan menghabiskan waktunya di kantor.
Namun, permasalahannya atasan ini sering meminta karyawan lain untuk melakukan hal yang sama. Lembur dan pulang terlambat akan jadi pekerjaan yang biasa jika kamu bekerja dengan atasan seperti ini.
Untuk menghadapinya, kamu sebaiknya jujur mengenai hal tersebut. Berikan alasan yang logis, seperti kamu bisa memberikan performa kerja yang baik tanpa harus terus lembur.
5. Suportif
Tipe terakhir ini pastinya impian semua karyawan, yaitu memiliki atasan yang suportif.
Mengapa? Karena, atasan tersebut pasti akan bersikap adil, mau mendengarkan pendapat orang lain, dan setia memberikan motivasi.
Selain itu, mereka juga tak akan segan meminta masukkan dari bawahan. Dengan begitu dapat menciptakan suasana kerja yang positif, karena semua karyawan meraih kesuksesan dalam bekerja.
Namun, tetap harus berhati-hati. Sebab, atasan tipe ini akan mengharapkan kamu sudah mengerti keinginannya. Bahkan, ia menuntut kamu bisa seprofesional dirinya.
Selama kamu sudah menyelesaikan pekerjaan dengan baik, tidak perlu takut dengan atasan tipe ini, ya.
Seperti Apa Atasan yang Tidak Disukai dan Disukai Karyawan?
Tak hanya bawahan yang harus menjaga hubungan dengan atasan. Sebagai pekerja yang lebih senior, seorang atasan juga harus bisa menjaga hubungan dengan karyawan.
Pasalnya, bila hubungan kerja mereka tetap harmonis, semua masalah dapat diselesaikan dengan baik dan target perusahaan jadi lebih mudah untuk dicapai.
Nah, salah satu cara terbaik untuk menjaga hubungan dengan bawahan adalah dengan mengetahui tindakan atasan yang akan mereka sukai, seperti:
- Memberikan apresiasi pada karyawan yang berkinerja baik
- Atasan yang menerima masukan atau pendapat karyawannya
- Menegur dengan cara yang sopan dan solutif
- Atasan yang bisa memberikan arahan atau penjelasan yang jelas dan logis terhadap karyawannya
- Memiliki sikap humble pada karyawan untuk membangun sinergi dan hubungan yang baik terhadap karyawan agar meningkatkan semangat mereka
Tak hanya itu, kamu juga harus tahu ragam tindakan atasan yang tak akan disukai oleh bawahan, yaitu:
- Atasan yang sering hilang kendali, bersuata keras, berteriak, dan disertai amarah akan membuat suasana kerja memburuk
- Hanya berorientasi kepada hasil pekerjaan, tidak melihat bagaimana sebuah proses pengerjaan tugas yang terjadi
- Selalu merasa perlu memeriksa pekerjaan sampai pada hal-hal kecil dan mendetail yang seharusnya tidak diperlukan
- Atasan yang tidak mempunyai tujuan jelas, sehingga menimbulkan kebingungan bawahan
- Menunjukkan sikap yang membeda-bedakan bawahan, bahkan sampai memiliki ‘anak emas’
- Atasan yang tidak menyampaikan masukan atau nasihat demi kebaikan bawahan
- Tidak memberikan dukungan untuk mendukung kemajuan karier bawahan
- Prestasi berhasil diraih oleh departemen, tapi hanya diakui sebagai hasil kerja pribadinya semata
Lalu, Bagaimana Cara Membangun Hubungan Sehat Antara Atasan dan Bawahan?
1. Menunjukkan kemauan untuk belajar
Cara membangun hubungan atasan dan bawahan yang sehat pertama, yaitu menunjukkan kemauan untuk belajar.
Dengan menunjukkan kesediaan mempelajari keterampilan khusus atau teknik baru ini bisa membantu kamu membangun relasi baik dengan atasan.
Selain itu, kamu juga bisa berbagi keterampilan yang telah dipelajari dengan mengajarkannya ke rekan kerja atau karyawan baru.
Tindakan ini akan membantu kamu menambah nilai signifikan bagi perusahaan, yang juga memperkuat hubungan kamu dengan atasan.
2. Melakukan lebih dari yang diharapkan
Akan ada saatnya ketika atasan meminta kamu untuk melakukan tugas yang melampaui deskripsi pekerjaan atau bekerja di luar jam kerja normal.
Dengan bersiap diri untuk melakukan tugas lebih dari yang diminta, kamu dapat meningkatkan relasi dengan atasan. Namun, jangan menunggu momen di mana atasan memintanya.
Justru, pertimbangkan untuk membantu rekan kerja yang sedang kesulitan atau menjadi sukarelawan untuk tiba di kantor lebih awal selama periode sibuk. Kontribusi kamu pasti akan diakui oleh atasan dan perusahaan.
3. Memahami gaya kerja atasan
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, banyak sekali tipe-tipe atasan. Jika ingin membangun relasi baik dengan atasan, kamu perlu memahami gaya kerjanya.
Cari tahu bagaimana ia membuat keputusan, pekerjaan yang jadi prioritas, serta apa kelebihan dan kekurangannya.
Hal ini juga dapat membantu untuk mengetahui apa yang atasan hargai dalam diri seorang karyawan.
Perlu diingat, apa yang menjadi preferensi atasan kamu sangat penting, serta semakin baik kamu memahami apa yang atasan sukai dan tidak, maka semakin mudah bekerja dengannya.
4. Pastikan atasan mendapatkan informasi yang cukup
Dengan memastikan atasan mendapatkan informasi yang cukup mengenai pekerjaan kamu merupakan cara membangun hubungan atasan dan bawahan yang baik..
Saat mengalami kendala ketika menyelesaikan pekerjaan, jangan hanya diam, komunikasikan dengan atasan. Sehingga, ia bisa membantu kamu mengatasi masalah-masalah yang menghambat pekerjaan.
Selain itu, hal ini juga bisa meningkatkan kepercayaan atasan kepada kamu, lho.
Nah, itulah beberapa tips jitu yang dapat kamu ikuti untuk membangun hubungan baik antara atasan dan bawahan. Semoga membantu, ya!