Blog

Menghadapi Masalah Keuangan Besar Gen Z: Strategi HR di Tempat Kerja

masalah keuangan gen z

Masalah keuangan Gen Z semakin menjadi perhatian utama dalam dunia kerja modern, terutama ketika generasi ini mulai mengambil porsi signifikan dalam angkatan kerja global. 

Dengan latar belakang ekonomi yang dinamis, akses informasi yang sangat cepat, serta ekspektasi hidup yang tinggi, Gen Z menghadapi berbagai tantangan finansial yang belum pernah dialami generasi sebelumnya. 

Banyak dari mereka yang gaji bulanannya kerap kali tidak cukup untuk menutupi kebutuhan dasar, apalagi untuk menabung atau berinvestasi.

Sebagai generasi digital-native yang tumbuh di tengah ketidakstabilan ekonomi global dan dampak pandemi, Gen Z membawa kekuatan baru ke dalam dunia kerja, tapi juga kerentanan baru, terutama dalam aspek keuangan. 

HR sebagai pengelola kesejahteraan karyawan di perusahaan, memiliki peran penting dalam merancang strategi agar karyawan muda ini dapat menghadapi tekanan ekonomi dengan lebih baik dan tetap produktif.

Seperti apakah itu? Yuk, simak pembahasan lengkapnya di artikel berikut ini!

Memahami Akar Permasalahan Keuangan Gen Z

Sebelum menyusun strategi, penting bagi tim HR untuk memahami apa saja yang menjadi pemicu utama masalah keuangan Gen Z. 

Berikut ini ialah beberapa faktornya:

  • Gaji awal yang rendah dibandingkan kenaikan biaya hidup di kota-kota besar.
  • Kebiasaan konsumtif akibat pengaruh media sosial dan tren gaya hidup.
  • Minimnya literasi keuangan, termasuk dalam pengelolaan utang dan investasi.
  • Beban utang pendidikan yang masih dibawa dari masa kuliah.

Strategi HR untuk Mendukung Kesejahteraan Finansial Karyawan Gen Z

masalah keuangan gen z

Seperti yang kamu ketahui, HR tidak hanya berfungsi mengatur administrasi atau rekrutmen, tetapi juga menjadi jembatan kesejahteraan karyawan

Nah, berikut ini ialah beberapa strategi yang bisa diterapkan, yaitu:

1. Edukasi keuangan terstruktur

Strategi pertama untuk mengatasi masalah keuangan Gen Z, yaitu sediakan program edukasi finansial secara berkala, seperti:

  • Webinar manajemen keuangan pribadi.
  • Workshop pengelolaan utang dan perencanaan investasi.
  • Konseling finansial individu

Dengan meningkatkan literasi keuangan, Gen Z akan lebih siap mengelola penghasilan mereka secara bijak.

2. Fasilitas Earned Wage Access (EWA)

Banyak karyawan Gen Z mengalami kesulitan keuangan mendesak di pertengahan bulan. 

HR dapat memberikan solusi dengan menghadirkan layanan seperti Earned Wage Access (EWA) atau Akses Gaji Fleksibel dari GajiGesa.

Fitur tersebut memungkinkan karyawan mengakses sebagian gaji yang sudah mereka hasilkan tanpa harus menunggu gajian di akhir bulan. 

Sehingga, membantu karyawan meningkatkan fleksibilitas keuangan dan mengurangi risiko terjebak utang jangka pendek.

Saatnya Akses Gaji Fleksibel dengan GajiGesa

Yuk, bantu karyawan Gen Z menghadapi kebutuhan mendesak tanpa utang, dengan memberikan Earned Wage Access (EWA) atau Akses Gaji Fleksibel!

3. Skema benefit yang relevan

Tahukah kamu? Saat ini banyak perusahaan sudah mulai menyesuaikan benefit agar lebih cocok dengan kebutuhan karyawan Gen Z, seperti:

  • Subsidi transportasi atau sewa kos.
  • Potongan harga untuk platform e-learning.
  • Bantuan dana darurat atau asuransi kesehatan tambahan.

Dengan memberikan keuntungan tersebut bisa jadi strategi untuk meningkatkan retensi dan loyalitas karyawan muda.

4. Fleksibilitas dan dukungan psikologis

Survei PwC menunjukkan bahwa 60% karyawan mengalami stres finansial yang berdampak pada kesehatan mental dan hubungan sosial mereka.

Oleh karena itu, berikut ini yang bisa kamu berikan ke karyawan:

  • Sediakan layanan Employee Assistance Program (EAP).
  • Layanan konseling psikologis internal atau eksternal.
  • Berikan fleksibilitas jam kerja untuk menghindari burnout.
  • Bangun budaya kerja yang mendukung dan empatik.

Mengukur Dampak Program HR terhadap Kesejahteraan Finansial Karyawan

masalah keuangan gen z

Merancang strategi HR yang mendukung kesejahteraan finansial karyawan hanyalah langkah awal, yang tak kalah penting yaitu mengukur dampaknya secara berkala. 

Tanpa evaluasi yang tepat, program bisa berjalan tanpa arah, atau bahkan gagal menjawab kebutuhan nyata karyawan.

Salah satu cara paling efektif adalah melalui survei internal rutin, yang dapat memberikan insight mendalam tentang kondisi keuangan karyawan dan persepsi mereka terhadap program yang telah dijalankan.

Beberapa indikator utama yang bisa diukur antara lain:

1. Tingkat stres finansial karyawan

Survei dapat menanyakan seberapa besar tekanan keuangan yang dirasakan karyawan setiap bulan, termasuk penyebab utamanya. 

Dengan memahami tingkat stres ini, HR dapat mengidentifikasi kelompok yang paling rentan dan membutuhkan intervensi lebih lanjut.

2. Pemanfaatan fasilitas konseling keuangan dan edukasi literasi finansial

Evaluasi terhadap tingkat partisipasi dalam program konseling keuangan dan edukasi literasi finansial dapat memberikan gambaran apakah karyawan merasa terbantu dan mendapatkan manfaat nyata dari program tersebut. 

Jika partisipasi rendah, HR perlu menggali lebih dalam apakah program kurang disosialisasikan, tidak sesuai dengan kebutuhan karyawan, atau terdapat hambatan lain seperti waktu dan aksesibilitas.

Dengan melakukan penyesuaian berbasis data, perusahaan bisa meningkatkan efektivitas program edukasi dan memastikan bahwa setiap karyawan memiliki kesempatan untuk memperkuat kemampuan pengelolaan keuangannya.

3. Hubungan antara kestabilan finansial dan produktivitas

Data keuangan pribadi karyawan memang bersifat sensitif, tapi HR tetap bisa mengidentifikasi tren makro.

Sebagai contoh, apakah karyawan dengan tingkat stres keuangan rendah menunjukkan produktivitas dan retensi kerja yang lebih tinggi? 

Hubungan ini penting untuk menjustifikasi keberlanjutan program kesejahteraan finansial.

Hubungi Kami