
Awal tahun merupakan momen krusial bagi setiap pegiat bisnis, khususnya yang masih berkembang.
Setiap kesalahan dan kerugian dari tahun sebelumnya perlu diperbaiki agar badan usaha bisa terus melakukan ekspansi. Namun, di luar hal tersebut, perusahaan juga harus bisa melihat risiko dan tantangan yang akan datang.
Maka dari itu, setelah melakukan evaluasi kinerja tahun lalu, forecast adalah sebuah hal yang perusahaan juga perlu segera lakukan untuk menentukan langkah bisnis selanjutnya.
Keduanya bukan sekadar angka di spreadsheet bisnis, tapi menjadi pedoman yang membantu badan usaha tumbuh lebih efisien dan siap menghadapi tantangan baru di kuartal pertama (Q1).
Akan tetapi, apa yang dimaksud dengan forecast? Seperti apa cara kerjanya? Yuk, simak pemaparan lengkapnya di bawah ini!
Apa Itu Forecast?

Jadi, menurut laman Investopedia, forecast adalah proses membuat prediksi yang terinformasi mengenai hasil bisnis di masa mendatang.
Hal ini dapat mencakup proyeksi untuk metrik bisnis tertentu, seperti pertumbuhan penjualan, perubahan industri, atau perekonomian secara keseluruhan.
Sebagai contoh, jika penjualan Q4 tahun lalu naik 20% berkat promosi akhir tahun, tim finansial perusahaan bisa memproyeksikan peningkatan serupa di Q1 dengan strategi serupa, atau justru menyesuaikan untuk hasil lebih stabil.
Dengan forecast yang akurat, manajemen bisa mengambil keputusan yang lebih terukur: berapa banyak produk yang perlu diproduksi, berapa besar biaya operasional, dan seberapa tinggi target penjualan realistis untuk tiga bulan pertama.
Ya, mungkin forecast sendiri adalah sebuah proses yang dapat menghasilkan estimasi alih-alih fakta yang pasti. Namun, proses tersebut dapat membiasakan penggunanya dengan berbagai kemungkinan.
Sehingga, kamu sebagai pegiat bisnis nantinya dapat memposisikan diri dan beradaptasi terhadap berbagai hal yang mungkin terjadi.
Mengapa Forecast dan Budgeting Q1 Penting?
1. Menjaga kestabilan arus kas
Ketika diintegrasikan dengan strategi budgeting perusahaan, forecast dapat membantu pebisnis untuk mengantisipasi kebutuhan dana.
Saat semua biaya operasional, gaji, dan proyek baru sudah dipetakan sejak awal, risiko kekurangan kas bisa ditekan.
Ini penting terutama bagi bisnis yang punya beban gaji tinggi atau fluktuasi penjualan.
2. Membantu tim keuangan dan HR selaras
Tanpa perencanaan yang jelas, tim HR perusahaan akan merasa kesulitan untuk mengatur kebutuhan SDM dan payroll.
Namun, dengan upaya forecast Q1 yang matang, HR nantinya dapat menyesuaikan kebutuhan tenaga kerja dan strategi kompensasi sesuai kemampuan anggaran perusahaan.
Keuangan bisnis pun tetap stabil dan para karyawan bakal terus termotivasi untuk menampilkan performa terbaiknya di awal tahun. Ingat, momen pembuka tahun itu umumnya menghasilkan gelombang turnover yang besar lho.
3. Meningkatkan kepercayaan stakeholder
Investor dan manajemen cenderung lebih percaya pada tim yang memiliki proyeksi dan alokasi anggaran yang logis.
Forecast dan budgeting yang matang menunjukkan profesionalisme dan kesiapan menghadapi perubahan pasar.
Langkah Membuat Forecast dan Budgeting Q1 yang Efektif

1. Gunakan data tahun lalu sebagai acuan
Bila melihat pemaparan di atas, rasanya jelas bahwa forecast adalah sebuah strategi yang penting untuk diadaptasi perusahaan.
Namun, bagaimana cara membuatnya untuk Q1? Nah, sebagai saran, mulailah dari laporan penjualan, biaya operasional, dan performa setiap departemen di tahun sebelumnya.
Data ini akan membantumu untuk menentukan tren musiman dan potensi risiko yang mungkin berulang di Q1.
2. Tentukan asumsi realistis
Selanjutnya, menurut laman Data Rails, coba tentukan dulu asumsi yang sifatnya realistis.
Forecast itu bukan tebak-tebakan. Kamu perlu menggunakan indikator seperti inflasi, tren industri, dan kondisi ekonomi makro. Berangkat dari hal tersebutlah kelak asumsi kamu tarik.
Namun, asumsi yang terlalu optimistis justru bisa menimbulkan masalah saat realisasi tidak sesuai. Maka dari itu, pastikan perkiraan darimu realistis dengan persiapan solusi yang memadai.
3. Prioritaskan efisiensi pengeluaran
Setelah tahu proyeksi pendapatan, buat daftar prioritas pengeluaran.
Bedakan antara must-have dan nice-to-have agar anggaran Q1 tetap terkendali tanpa mengorbankan kebutuhan inti bisnis.
4. Libatkan seluruh tim terkait
Tim keuangan, HR, dan operasional harus duduk bersama. Kolaborasi ini penting dilakukan agar setiap angka di dokumen pendukung forecast dan budgeting bisa diterjemahkan ke dalam strategi kerja nyata.
Peran Teknologi dalam Forecast dan Budgeting

1. Data lebih cepat, keputusan lebih akurat
Nah, jika ingin upaya forecast perusahaan lebih sukses, penggunaan teknologi terkini adalah sebuah hal yang sifatnya wajib.
Kini, banyak perusahaan mengandalkan software dan solusi digital untuk membantu perhitungan forecast dan budgeting.
Dengan sistem yang terintegrasi, proses pengumpulan data bisa jauh lebih cepat dan minim human error.
2. Karyawan tetap produktif, cash flow tetap sehat
Salah satu aspek penting dalam forecast dan budgeting adalah pengaturan dana untuk payroll.
Di sinilah GajiGesa dapat membantu perusahaan melalui fitur Salary Disbursement (SD), sebuah sistem pencairan gaji yang efisien, aman, dan fleksibel.
Dengan SD, tim keuangan tidak perlu lagi khawatir soal keterlambatan pembayaran gaji atau beban administrasi tinggi.
Arus kas tetap terjaga, karyawan pun bisa menerima hak mereka tepat waktu, sesuai hasil forecast dan budgeting yang sudah disusun.
Jadi, forecast dan budgeting untuk Q1 adalah sebuah hal yang penting untuk dilakukan, bukan sekadar formalitas setelah evaluasi tahunan.
Keduanya adalah strategi utama untuk memastikan bisnis tetap adaptif dan efisien di awal tahun.
Dengan perencanaan berbasis data dan dukungan sistem pengelolaan gaji seperti Salary Disbursement dari GajiGesa, perusahaan bisa fokus pada pertumbuhan tanpa khawatir soal stabilitas keuangan.
Manfaatnya tak berhenti di situ lho. Yuk, pelajari selengkapnya mengenai fitur SD GajiGesa dengan klik tombol di bawah. Atau, langsung isi formulir di bawah artikel ini dan hubungi langsung tim sales kami.