Blog

Apakah Skill Data Driven Decision Making Diperlukan dalam Proses Evaluasi Kinerja?

data driven decision making

Dalam dunia kerja yang sudah serba modern, salah satu kemampuan yang wajib dimiliki oleh seorang pegiat HR adalah data driven decision making. 

Bagaimana tidak? Hampir semua keputusan diambil berdasarkan data, tak terkecuali dalam proses evaluasi kinerja karyawan. 

Namun, hingga kini masih banyak perusahaan yang mengandalkan intuisi atau opini pribadi tanpa mempertimbangkan data yang sifatnya lebih objektif. 

Padahal, menggunakan data dan mengolahnya dengan baik bisa jadi pembeda antara evaluasi yang adil dan yang bias.

Nah, memangnya apa itu kemampuan data driven decision making? Bagaimana cara kerjanya? Apakah kehadirannya berkaitan dengan kesejahteraan karyawan?

Yuk, langsung simak penjelasan lengkapnya dalam rangkuman singkat GajiGesa berikut ini!

Apa Itu Data Driven Decision Making?

Melansir laman IBM, data driven decision making (DDDM) adalah kemampuan atau skill untuk mengambil keputusan berdasarkan analisis data dan bukan sekadar asumsi. 

Dalam konteks HR, setiap proses kerja evaluasi, promosi, atau perencanaan karier karyawan akan didukung oleh data yang sifatnya konkret. Sebagai contoh, kualitas performa kerja, jumlah kehadiran, capaian target, hingga feedback 360 derajat.

Dengan pendekatan ini, perusahaan bisa menghindari subjektivitas maupun bias. Keputusan pun menjadi lebih transparan, terukur, dan bisa dipertanggungjawabkan.

Mengapa Penting dalam Proses Evaluasi?

data driven decision making

Evaluasi kinerja yang baik harus bisa mencerminkan kontribusi nyata karyawan terhadap visi-misi perusahaan. 

Tanpa data yang konkret untuk menggambarkan hal tersebut, hasil evaluasi mudah dipengaruhi oleh persepsi pribadi atasan atau faktor emosional lainnya.

Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa data driven decision making sangat penting dalam proses evaluasi:

1. Menjaga objektivitas dan keadilan

Data membantu HR dan manajer menilai berdasarkan fakta, bukan opini. 

Misalnya, alih-alih menilai “karyawan A terlihat lebih rajin,” sistem berbasis data bisa menunjukkan bahwa “karyawan A menyelesaikan 95% tugas lebih cepat dari rata-rata tim.”

Objektivitas seperti ini penting untuk menjaga kepercayaan dan motivasi karyawan.

2. Memperkuat transparansi

Dengan sistem yang sudah dibasiskan oleh data, setiap keputusan evaluasi nantinya bisa dijelaskan dengan bukti. 

Karyawan pun jadi tahu metrik mana saja yang menjadi dasar penilaian mereka. Hal ini dapat membantu menciptakan budaya kerja yang lebih terbuka dan sehat.

3. Meningkatkan akurasi keputusan

Keputusan promosi, pelatihan, atau bonus tahunan yang diambil berdasarkan data memiliki akurasi lebih tinggi. 

HR juga kelak dapat mengidentifikasi karyawan yang benar-benar berpotensi dan siapa yang memerlukan bimbingan tambahan.

4. Mendukung perencanaan jangka panjang

Terakhir, dengan skill data driven decision making, proses evaluasi karyawan beralih dan menjadi berbasis data.

Evaluasi berbasis data akan membantu perusahaan membangun strategi pengembangan SDM yang lebih kuat. 

Misalnya, data performa bisa menunjukkan tren kelelahan tim di akhir kuartal, yang berarti perusahaan perlu memperbaiki manajemen beban kerja.

Tantangan dalam Menerapkan Data Driven Decision Making

Setelah membaca penjelasan di atas, jelas penerapan skill ini ideal untuk tim HR maupun departemen lainnya.

Namun, menurut laman Paradox Marketing, penggunaannya di banyak perusahaan masih terhambat oleh beberapa hal, termasuk:

  • Kurangnya literasi data: Tidak semua HR atau manajer terbiasa membaca dan menganalisis data
  • Keterbatasan sistem: Kebanyakan data karyawan masih tersebar di berbagai platform, sehingga menarik insight yang utuh cukup sulit
    Resistensi budaya: Beberapa karyawan dan pihak lain masih menganggap data sebagai sekadar “angka,” bukan untuk alat membantu pengambilan keputusan.

Untuk itu, perusahaan perlu mulai membangun budaya berbasis data sejak dini, dimulai dari hal-hal sederhana, seperti pelaporan absensi digital, pencatatan performa, hingga sistem payroll otomatis.

Kaitan antara Data dan Kesejahteraan Karyawan

Nah, menariknya sekarang ini skill data driven decision making tidak hanya relevan untuk menilai kinerja, tapi juga kesejahteraan. 

Sebagai contoh, data finansial karyawan dapat membantu HR untuk meneliti pola kebutuhan mereka, terutama menjelang akhir bulan atau periode tertentu.

Dari data-data tersebut, perusahaan juga bisa mengidentifikasi tantangan finansial yang sering muncul, seperti keterlambatan gaji, pinjaman darurat, atau kebutuhan mendadak. 

Solusi berbasis data seperti ini lah yang akan menjadi dasar untuk menghadirkan kebijakan kesejahteraan yang lebih tepat sasaran.

Salah satu contohnya adalah dengan menerapkan Earned Wage Access (EWA) dari GajiGesa. Layanan ini memungkinkan karyawan mengakses sebagian gaji mereka sebelum tanggal pembayaran. 

Dengan memanfaatkan data penggajian dan performa, perusahaan bisa menyediakan fasilitas finansial yang tidak hanya membantu karyawan, tetapi juga menjaga produktivitas mereka.

Bagaimana GajiGesa Membantu Perusahaan Jadi Lebih Data Driven

ewa di indonesia

GajiGesa membantu perusahaan mengelola data karyawan dengan cara yang lebih efisien. Setiap transaksi, akses gaji, dan laporan penggunaan bisa diolah menjadi insight untuk meningkatkan kesejahteraan dan engagement tim.

Dengan sistem ini, HR dapat:

  • Memantau perilaku finansial karyawan secara agregat (tanpa melanggar privasi)
  • Mengidentifikasi pola stres finansial yang memengaruhi performa
  • Mengukur efektivitas program kesejahteraan berbasis data

Perusahaan yang menerapkan sistem seperti ini bukan hanya lebih efisien, tapi juga lebih manusiawi, karena keputusan mereka berdasar data nyata, bukan asumsi.

Skill data driven decision making kini bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan. Dalam proses evaluasi, data membantu perusahaan menilai kinerja dengan lebih objektif, transparan, dan akurat.

Lebih dari itu, data juga menjadi kunci untuk memahami kesejahteraan karyawan dan membangun strategi yang lebih berkelanjutan.

Mulailah dari langkah sederhana: kelola data karyawan dan gaji dengan sistem yang terintegrasi.

Dengan dukungan Earned Wage Access dari GajiGesa, perusahaan dapat mengambil keputusan berbasis data yang tak hanya meningkatkan performa, tapi juga kesejahteraan setiap karyawan.

Hubungi Kami