
Tahukah kamu? Bahwa biaya tenaga kerja langsung merupakan salah satu komponen utama yang sangat memengaruhi efisiensi operasional dan laba bersih bisnis?
Di era bisnis modern yang kompetitif, akurasi dalam menghitung biaya ini tak hanya penting untuk keperluan pelaporan keuangan, tetapi juga menjadi indikator vital kesehatan finansial perusahaan.
Secara sederhana, biaya tenaga kerja langsung mencakup semua pengeluaran perusahaan untuk karyawan yang secara langsung terlibat dalam proses produksi barang atau jasa.
Ketika dikelola dengan baik, biaya ini dapat membantu bisnis menekan pemborosan, meningkatkan efisiensi kerja, dan menjaga profitabilitas.
Namun sebaliknya, jika perhitungan biaya ini tidak akurat atau dibiarkan terus membengkak, dampaknya bisa mengganggu arus kas dan bahkan menghambat pertumbuhan perusahaan.
Lalu, bagaimana cara menghitung biaya tenaga kerja langsung dengan benar? Apa saja manfaat strategisnya bagi operasional bisnis? Yuk, kita bahas lebih lanjut!
Apa Itu Biaya Tenaga Kerja Langsung?

Secara umum, biaya tenaga kerja langsung adalah total pengeluaran yang dibayarkan kepada tenaga kerja yang secara langsung terlibat dalam proses produksi barang atau jasa.
Mengutip Corporate Finance Institute (CFI), komponen biaya ini mencakup:
- Gaji pokok dan upah lembur.
- Tunjangan kerja.
- Jaminan sosial & asuransi.
- Bonus produksi (jika terkait langsung dengan output kerja).
Contohnya, operator mesin, perakit produk, atau juru masak di dapur restoran adalah pekerja yang masuk dalam kategori tenaga kerja langsung.
Mereka berkontribusi langsung terhadap hasil akhir produk.
Sebaliknya, biaya untuk pekerja seperti staf HR, petugas kebersihan, atau satpam, tidak masuk dalam kategori ini karena mereka tidak terlibat langsung dalam produksi.
Biaya mereka akan dimasukkan dalam kategori biaya overhead.
Mengapa Menghitung Biaya Tenaga Kerja Langsung Itu Penting?

1. Meningkatkan produktivitas dan efisiensi
Pentingnya menghitung biaya tenaga kerja langsung adalah meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
Perhitungan biaya tersebut memungkinkan perusahaan untuk membuat estimasi biaya produksi yang lebih realistis.
Dengan data ini, manajemen bisa mengidentifikasi area pemborosan, menyesuaikan strategi SDM, hingga menetapkan harga jual yang kompetitif.
2. Memantau kinerja karyawan secara akurat
Jika biaya tenaga kerja langsung menunjukkan waktu kerja lebih lama dari estimasi, ini bisa menjadi indikator untuk melakukan evaluasi.
Evaluasi tersebut bisa diarahkan pada efisiensi kerja karyawan atau bahkan proses operasional yang kurang optimal.
3. Mengendalikan arus kas dan proyeksi keuangan
Terakhir, pentingnya menghitung biaya tenaga kerja langsung adalah dapat mengendalikan arus kas dan proyeksi keuangan.
Tanpa pengelolaan yang baik, biaya tenaga kerja bisa menekan arus kas dan menyulitkan perencanaan jangka panjang.
Data biaya tersebut akan membantu menyusun anggaran lebih akurat dan mencegah over budgeting.
Cara Menghitung Biaya Tenaga Kerja Langsung

Selanjutnya, cara menghitung biaya tenaga kerja langsung adalah sebagai berikut:
Rumus Umum Perhitungan:
BTKL = Upah per Jam × Total Jam Kerja atau BTKL = Upah per Unit × Jumlah Unit Produksi
Contoh Kasus:
Kamu menjalankan usaha dumpling frozen dan mempekerjakan dua karyawan:
- Tata, dibayar Rp500 per bungkus (per unit).
- Boy, dibayar Rp10.000 per jam kerja.
Tata membuat 500 bungkus per hari, dan Boy bekerja selama 8 jam sehari.
Perhitungan:
- BTKL Tata = 500 × Rp500 = Rp250.000
- BTKL Boy = 8 × Rp10.000 = Rp80.000
Jadi, total biaya tenaga kerja langsung adalah Rp330.000 per hari untuk dua orang tersebut.
Tren Baru: Mengelola Biaya Tenaga Kerja Langsung dengan Teknologi

Seiring meningkatnya kebutuhan fleksibilitas keuangan, banyak perusahaan kini memanfaatkan teknologi finansial untuk mendukung operasional SDM mereka, salah satunya melalui fitur Salary Disbursement (SD) atau Dana Talangan Gaji.
Solusi ini memungkinkan perusahaan untuk:
- Membayar gaji tepat waktu meski arus kas belum optimal.
- Menghindari penundaan penggajian yang bisa menurunkan moral karyawan.
- Mengatur ritme pengeluaran tanpa mengganggu stabilitas operasional.
Salary Disbursement (SD): Solusi Jika Biaya Tenaga Kerja Menekan Arus Kas
Gunakan Salary Disbursement (SD) atau Dana Talangan Gaji dari GajiGesa untuk menjaga stabilitas operasional dan kesejahteraan karyawan secara bersamaan.