Tahukah kamu? Bahwa sejatinya, jumlah biaya proses rekrutmen dapat diukur dengan menghitung cost per hire?
Ya, bagi kamu yang belum tahu, merekrut karyawan secara internal ataupun eksternal sama-sama membutuhkan biaya yang besar.
Biaya tersebut umumnya meliputi semua pengeluaran rekrutmen, mulai dari pra seleksi hingga onboarding karyawan baru.
Nah, dengan cost per hire atau CPH, perusahaan bisa mengetahui total biaya untuk menemukan dan membawa seorang karyawan baru ke dalam perusahaan. Mulai dari biaya iklan, software, hingga biaya administrasi.
Dengan begitu, perusahaan jadi bisa menentukan strategi perekrutan yang paling efisien untuk mendapatkan kandidat berkualitas.
Lalu, bagaimana cara menghitung cost per hire tersebut? Apakah ada rumus-rumus tertentu yang wajib diketahui oleh para pegiat HR?
Yuk, simak penjelasan lengkapnya dalam rangkuman singkat di bawah ini!
Cara Menghitung Cost per Hire
Sebelumnya, apakah kamu sudah pernah mendengar istilah cost per hire (CPH)?
Nah, melansir laman Workable, rumus perhitungan ini mengacu pada jumlah rata-rata yang kamu keluarkan untuk karyawan baru dalam periode tertentu.
Ia sering dianggap sebagai paramater penting untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi proses perekrutan perusahaan.
Melacak semua biaya dalam CPH memungkinkanmu untuk mendapatkan informasi rinci tentang hal-hal yang diperlukan untuk setiap karyawan baru.
Dalam kata lain, perhitungan ini akan membantumu untuk membuat keputusan di masa mendatang, tentang siapa yang harus dipekerjakan dengan efektif.
Cost per hire sendiri merupakan salah satu metrik perekrutan yang menarik. Sebab, meskipun sifatnya mudah untuk dipahami, proses menghitungnya bisa cukup memakan waktu.
Sebenarnya, setiap perusahaan diperbolehkan untuk menghitung CPH dengan cara yang variatif.
Namun, per tahun 2012 silam, Society of Human Resource Management (SHRM) dan American National Standards Institute (ANSI), mengeluarkan rumusan baku, yaitu:
CPH = (Internal Recruiting Costs + External Recruiting Costs) / Total number of hires
Untuk biaya dan jumlah karyawan mengacu pada periode pengukuran tertentu, seperti bulanan atau tahunan.
Tak hanya itu, jenisnya pun dapat dipisah menjadi dua kategori yang berbeda. Berikut pemaparannya.
1. Biaya internal
Biaya ini mengacu pada karyawan internal, modal, dan biaya perusahaan saat melakukan rekrutmen. Komponen biaya dalam kategori ini tidak hanya terbatas pada:
- Gaji tim akuisisi bakat internal.
- Biaya gaji waktu yang dihabiskan oleh manajer perekrutan.
- Atau, biaya pembelajaran dan pengembangan untuk tim perekrutan perusahaan.
Namun, harus diperhatikan juga, bahwa biaya internal bisa mencakup alokasi sumber daya dari satu tim ke tim lain untuk tujuan perekrutan.
2. Biaya eksternal
Biaya dalam cost per hire ini mengacu pada dana yang dikeluarkan untuk vendor eksternal atau individu selama perekrutan.
Kemudian, biaya ini juga termasuk seluruh pengeluaran, tetapi tidak hanya terbatas pada:
- Biaya agen eksternal.
- Posting iklan pekerjaan.
- Penyedia tes bakat.
- Pusat penilaian.
- Tes kesehatan atau background check.
3. Jumlah total karyawan
Pengukuran jumlah total perekrutan bisa berbeda-beda untuk setiap perusahaan.
Walaupun demikian, perusahaan bisa menghitung seluruh jumlah karyawan dalam biaya cost per hire ini, termasuk pekerja paruh waktu dengan ketentuan:
- Para karyawan paruh waktu direkrut dalam proses perekrutan yang dipimpin oleh manajer HR.
- Kemudian, karyawan tersebut diberikan gaji sebagai karyawan kontrak, serta bisa dipromosikan menjadi karyawan tetap.
- Atau, memiliki kontrak berjangka tetap lebih dari satu tahun dan ada pada daftar gaji perusahaan.
Lalu, yang tidak termasuk dalam komponen perhitungan biaya jumlah total karyawan, yaitu:
- Pekerja eksternal seperti, konsultan, kontraktor, dan lainnya.
- Karyawan baru dari merger atau akuisisi.
- Kemudian, karyawan yang termasuk dalam daftar gaji pihak ketiga.
Pelajari juga bagaimana mengurangi cost per hire dalam artikel yang sudah disediakan MyRobin berikut ini!