Blog

4 Gaya Manajemen yang Bisa Diterapkan Perusahaan: Mana Pilihanmu?

gaya manajemen

Tahukah kamu? Bahwa sejatinya, terdapat beberapa gaya manajemen yang bisa diterapkan untuk memimpin sebuah perusahaan dan tim.

Jika setiap pemimpin perusahaan memiliki manajemen yang tepat, bisa memberikan dampak baik bagi perusahaan.

Tidak hanya itu, manajemen yang baik untuk setiap tim juga akan membuat karyawan jadi lebih produktif dalam bekerja.

Lalu, apa saja style manajemen yang dapat diterapkan? Kira-kira, opsi mana yang paling tepat guna meningkatkan produktivitas perusahaanmu?

Nah, GajiGesa telah merangkumkan beberapa manajemen yang bisa kamu gunakan. Yuk, simak paparan lengkapnya di bawah ini!

Apa Itu Gaya Manajemen?

gaya manajemen

Melansir laman Valamis, gaya manajemen adalah kumpulan prinsip yang terdiri dari metode, kemampuan, dan teknik yang bisa digunakan manajer dalam menangani situasi dalam perusahaan.

Hal tersebut mencakup bagaimana seorang pemimpin atau manajer membuat rencana, mengatur, mengambil keputusan, melimpahkan wewenang, hingga mengatur timnya.

Seorang pemimpin yang baik akan menyesuaikan gaya kerjanya dengan berbagai faktor. Mereka juga akan selalu berfokus pada tujuan yang ingin dicapai karyawan serta perusahaannya.

Berikut ini ialah beberapa faktor yang perlu diperhatikan sebelum menerapkan gaya manajemen tertentu, seperti:

  • Budaya perusahaan
  • Prioritas
  • Kemampuan karyawan
  • Hukum ketenagakerjaan
  • Kondisi ekonomi
  • Kompetitor
  • Konsumen

4 Jenis Gaya Manajemen yang Dapat Diterapkan

gaya manajemen

Seperti yang sebelumnya sudah GajiGesa jelaskan, terdapat beberapa gaya manajemen yang bisa diterapkan perusahaan.

Meskipun demikian, tidak semua opsi bisa dimanfaatkan oleh seorang manajer.

Supaya dapat berjalan dengan efektif, style manajemen yang diterapkan harus sesuai dengan budaya kerja serta keperluan karyawan.

Nah, berikut adalah penjelasan mengenai masing-masing style yang dapat kamu pertimbangkan.

1. Demokratis vs otoriter

Pada dasarnya, ada dua jenis gaya manajemen yang sering diterapkan oleh badan usaha raksasa, yakni demokratis dan otoriter.

Dalam jenis gaya demokratis, pemimpin akan berfokus pada umpan balik dan masukan dari karyawan.

Meskipun pada akhirnya keputusan ditentukan oleh manajemen, karyawan tetap bisa memberikan saran untuk mendukung keputusan akhir tersebut. Jenis gaya ini memiliki pendekatan yang sifatnya sangat kolaboratif.

Pemimpin yang mengadopsi pendekatan demokratis akan membuat karyawan memiliki semangat yang lebih tinggi. Mereka juga akan merasa memiliki suara untuk masa depan perusahaan. 

Oleh sebab itu, keterlibatan dan motivasi karyawan akan secara alami tumbuh jika kamu menerapkan gaya ini.

Namun, kelemahan dari pendekatan ini adalah pemimpin jadi membutuhkan lebih banyak waktu untuk membuat keputusan.

Di sisi lain, gaya manajemen otoriter adalah pendekatan yang menganggap bahwa segala sesuatu berasal dari atas. Artinya, semua keputusan berasal dari pemimpin.

Penerapan otoriter ini bagus diterapkan jika kamu ingin membuat keputusan dengan cepat.

Tidak hanya itu, gaya ini juga jika bisa membantu jika terdapat banyak kekacauan dalam perusahaan yang perlu diselesaikan dengan cepat.

Akan tetapi, pada umumnya banyak karyawan yang tidak menyukainya. Sebab, pendekatan ini tidak memberikan karyawan untuk ikut andil dalam membuat keputusan.

2. Transformasional vs konseling

Pada dasarnya, ada kesamaan antara gaya manajemen transformasional dan konseling. Sebab, keduanya mengutamakan pertumbuhan dan peningkatan karyawan. 

Pendekatan transformasional mendorong karyawan terus tumbuh dengan keinginan untuk selalu menjadi yang terdepan.

Manajemen ini mungkin akan membuat karyawan sangat terlibat dan bersemangat, sebab selalu mendapatkan hal baru yang bisa dicapai.

Namun, di sisi lain jika kamu terus mendorong karyawan akan membuat mereka kelelahan.

Sedangkan, pendekatan konseling menempatkan prioritas tim mereka di atas organisasi.

Jadi, alih-alih didorong untuk unggul karena inovasi dan tren, mereka berfokus pada pengembangan profesional dengan pandangan jangka panjang.

3. Visioner

Gaya manajemen visioner berfokus pada komunikasi visi perusahaan, divisi, atau proyek yang sedang dikerjakan oleh tim.

Pemimpin juga aktif terlibat dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dengan rinci. Selain itu, mereka juga harus secara konsisten memberikan motivasi agar tim tetap bergerak menuju tujuan yang sama. 

Pendekatan ini memiliki beberapa kelebihan, di antaranya memudahkan atasan dalam memotivasi karyawan untuk bekerja dengan semangat untuk mencapai tujuan bersama.

Selain itu, gaya manajemen ini berpotensi untuk mempererat ikatan di antara anggota tim dan meningkatkan kerja sama.

Namun, terdapat juga kekurangan dalam gaya manajemen ini. Jika karyawan kurang berpengalaman, produktivitas dapat terpengaruh karena kurangnya pengawasan yang lebih intensif.

Selain itu, tidak semua atasan memiliki kemampuan untuk memberikan inspirasi yang mampu meningkatkan motivasi karyawan.

4. Manajemen persuasif

Dalam menerapkan gaya manajemen ini, pemimpin menggunakan kemampuan persuasi untuk meyakinkan para karyawan bahwa keputusan yang diambilnya bertujuan untuk kebaikan tim dan perusahaan.

Dalam pelaksanaan strategi ini, atasan akan menjelaskan proses pengambilan keputusan sehingga karyawan merasa ikut terlibat dan nilai pendapat mereka dihargai.

Kelebihannya adalah dapat meningkatkan kepercayaan karyawan terhadap atasan. Selain itu, karyawan akan merespon positif terhadap keputusan atasan.

Namun, kekurangannya karyawan tetap dibatasi karena keputusan tetap diambil oleh atasan. Selain itu, karyawan mungkin masih kesulitan memberikan umpan balik terhadap keputusan yang dibuat.

Hubungi Kami