Blog

Perlu Dievaluasi! Mengenal Gender Pay Gap dan Pengaruh Negatifnya Terhadap Lingkungan Kerja

gender pay gap adalah

Gender pay gap adalah sebuah istilah yang menggambarkan perbedaan rata-rata penghasilan antara karyawan laki-laki dan perempuan yang memiliki posisi atau tanggung jawab yang setara. 

Isu ini menjadi perhatian global karena menyangkut keadilan, kesejahteraan, dan kesempatan yang setara di tempat kerja.

Di Indonesia sendiri, kesadaran akan pentingnya kesetaraan gender mulai meningkat. Namun, praktik di lapangan menunjukkan masih ada kesenjangan dalam hal kompensasi dan peluang karier. 

Menurut laporan global tahun 2025 oleh World Economic Forum (WEF), Indonesia berada di peringkat 97 dunia untuk kesetaraan gender secara keseluruhan. Laporan lain ikut menunjukkan bahwa perempuan di Indonesia mendapat gaji sekitar 11% lebih rendah dari laki-laki dalam pekerjaan yang setara. 

Hal ini tentu tak bisa dibiarkan, terutama karena gender pay gap dapat menciptakan ketimpangan struktural yang merugikan baik bagi karyawan maupun perusahaan.

Oleh karena itu, penting untuk memahami penyebab, dampak, serta langkah nyata untuk mengatasinya.Yuk, simak ulasan lengkapnya di artikel berikut ini!

Apa Itu Gender Pay Gap?

gender pay gap adalah

Secara sederhana, menurut laman Liputan 6, gender pay gap adalah selisih rata-rata gaji antara laki-laki dan perempuan di posisi atau tingkat tanggung jawab yang sama. 

Ketimpangan ini tidak hanya disebabkan oleh perbedaan kinerja, tetapi juga faktor sosial, budaya, dan organisasi yang menempatkan laki-laki pada posisi yang lebih diuntungkan.

Perlu diketahui, gender pay gap dan equal pay memiliki arti yang berbeda.

Konsep equal pay berfokus pada kesetaraan gaji untuk pekerjaan yang sama, sedangkan gender pay gap melihat gambaran besar dari seluruh organisasi. 

Artinya, gender pay gap tetap bisa terjadi meskipun perusahaan sudah menerapkan prinsip equal pay di sebagian jabatan.

Penyebab Terjadinya Gender Pay Gap

penyebab terjadinya

1. Bias dan stereotip gender

Di era modern ini, anggapan bahwa perempuan kurang cocok memimpin karena bisa menghambat urusan keluarga sayangnya masih berlaku.

Bias seperti inilah yang membuat perempuan sering dilewati untuk proyek besar atau posisi penting, meski kemampuan mereka sama kuatnya.

Bias tak sadar (unconscious bias) juga kerap memengaruhi keputusan gaji tanpa disadari.

Misalnya, saat proses penentuan gaji awal, manajer bisa saja tanpa sadar memberikan tawaran lebih rendah kepada kandidat perempuan karena mereka diasumsikan tidak menjadi pencari nafkah utama di keluarga.

2. Kurangnya kesempatan promosi

Perempuan cenderung lebih sedikit mendapatkan kesempatan untuk menduduki jabatan manajerial atau strategis. 

Faktor seperti kurangnya dukungan mentor, jaringan profesional terbatas, dan budaya organisasi yang maskulin membuat karier mereka berjalan lebih lambat. Dampaknya, pertumbuhan gaji mereka pun ikut tertahan.

3. Ketimpangan dalam negosiasi gaji

Penelitian menunjukkan bahwa laki-laki lebih sering melakukan negosiasi gaji dibandingkan perempuan. 

Kurangnya keberanian atau ruang bagi perempuan untuk bernegosiasi bisa memperkuat kesenjangan penghasilan.

4. Minimnya transparansi kompensasi

Ketika struktur gaji tidak terbuka, ketimpangan sulit terdeteksi. 

Banyak karyawan perempuan bahkan tidak mengetahui bahwa mereka dibayar lebih rendah daripada rekan laki-laki dengan beban kerja yang sama.

5. Pemilihan bidang pekerjaan

Gender pay gap juga dipengaruhi oleh pemisahan pekerjaan. 

Industri dengan mayoritas pekerja perempuan, seperti pendidikan atau administrasi, sering kali menawarkan gaji lebih rendah dibandingkan industri yang didominasi laki-laki seperti teknologi atau keuangan.

Dampak Negatif Gender Pay Gap terhadap Lingkungan Kerja

penyebab gender pay gap adalah

1. Menurunkan semangat dan produktivitas

Karyawan yang mengetahui adanya ketimpangan gaji akan merasa kurang dihargai. Hal ini bisa menurunkan semangat kerja dan mengurangi loyalitas terhadap perusahaan.

2. Meningkatkan turnover dan biaya rekrutmen

Karyawan perempuan yang merasa tidak mendapatkan kompensasi adil cenderung mencari peluang baru di tempat lain. Akibatnya, perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan untuk rekrutmen dan pelatihan karyawan baru.

3. Menurunnya kepercayaan antar karyawan

Ketika kesetaraan tidak dijunjung, muncul rasa ketidakpercayaan antar tim. 

Ketidaksetaraan tersebut akan membuat hubungan kerja jadi dingin dan penuh kecurigaan. Rasa tidak percaya ini sudah pasti bakal menghambat kerja sama dan komunikasi dalam tim.

4. Menurunkan reputasi perusahaan

Perusahaan dengan citra negatif terhadap kesetaraan gender bisa kehilangan kepercayaan publik. 

Calon karyawan, mitra bisnis, dan investor semakin selektif terhadap organisasi yang tidak inklusif.

5. Menghambat inovasi dan kreativitas

Lingkungan kerja yang tidak setara membuat banyak ide potensial tidak tersampaikan karena sebagian karyawan merasa suara mereka tidak dihargai. 

Dalam jangka panjang, hal ini dapat menghambat inovasi di perusahaan.

Cara Mengatasi Gender Pay Gap di Perusahaan

cara mengatasi

1. Lakukan audit gaji secara rutin

Lalu, bagaimana cara terbaik untuk mengatasi adanya gender gap? Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah mengaudit gaji secara rutin.

Audit gaji dan kompensasi penting untuk dilakukan guna memantau dan memperbaiki ketimpangan yang ada.

Dengan data yang objektif, perusahaan dapat menentukan kebijakan gaji yang lebih adil dan transparan.

2. Bangun budaya kerja inklusif

Perusahaan perlu menanamkan nilai kesetaraan gender di seluruh lapisan organisasi. 

Pelatihan anti-bias dan kampanye internal dapat membantu mengubah mindset karyawan dan manajemen.

3. Dorong kepemimpinan perempuan

Memberi ruang bagi perempuan untuk berkembang di posisi strategis adalah langkah nyata dalam mengurangi gender pay gap

Program mentorship, coaching, dan kebijakan kerja fleksibel bisa membantu mendorong hal ini.

4. Terapkan transparansi dalam sistem kompensasi

Selanjutnya, coba buka informasi mengenai kisaran gaji dan kriteria kenaikan jabatan agar semua karyawan memahami sistemnya dengan jelas.

Transparansi merupakan salah satu langkah paling efektif untuk mencegah praktik diskriminatif.

Selain itu, untuk mendukung transparansi dan keadilan finansial, perusahaan juga bisa memanfaatkan solusi digital seperti Earned Wage Access (EWA) dari GajiGesa.

Melalui fitur ini, karyawan dapat mengakses sebagian gaji yang sudah mereka hasilkan sebelum tanggal gajian, tanpa memengaruhi sistem penggajian utama perusahaan.

Tak hanya membantu karyawan mengelola keuangan dengan lebih fleksibel, sistem EWA juga membangun rasa kepercayaan antara perusahaan dan karyawan.

Ketika akses terhadap gaji menjadi lebih adil dan transparan, loyalitas dan produktivitas pun ikut meningkat.

5. Evaluasi kebijakan HR secara berkala

HR memiliki peran besar dalam memastikan sistem penggajian, promosi, dan rekrutmen yang berjalan adil. 

Evaluasi kebijakan secara berkala dapat membantu mendeteksi ketimpangan yang tidak terlihat.

6. Gunakan teknologi untuk penilaian objektif

Dengan bantuan teknologi HR analytics, perusahaan dapat menilai performa dan kompensasi berdasarkan data, bukan persepsi. 

Pendekatan berbasis data membantu mengurangi bias dalam proses penilaian dan pemberian gaji.

Secara keseluruhan, gender pay gap merupakan masalah serius yang tidak hanya berdampak pada karyawan perempuan, tetapi juga pada kinerja dan reputasi perusahaan. 

Ketimpangan gaji dapat menurunkan motivasi, meningkatkan turnover, dan menciptakan budaya kerja yang tidak sehat.

Dengan melakukan evaluasi transparan, membangun budaya inklusif, serta memberi ruang bagi kepemimpinan perempuan, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih adil dan produktif. 

Pada akhirnya, kesetaraan bukan hanya soal moral, tetapi juga strategi bisnis yang cerdas untuk keberlanjutan perusahaan di masa depan.

Hubungi Kami