Jika ingin investasi saham, ada banyak istilah penting yang perlu kamu pelajari. Skema greenshoe adalah salah satu dari banyak istilah tersebut.
Skema ini berperan untuk mengontrol fluktuasi harga saham yang baru pertama kali dirilis atau sedang melakukan proses initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Greenshoe pun sudah dicantumkan dalam aturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Nomor IX.B.4, mengenai Stabilisasi Harga Saham dalam Rangka Penawaran Umum Perdana atau IPO (Initial Public Offering).
Istilah greenshoe ini masih cukup asing bagi beberapa orang. Oleh karena itu, jika ingin unggul dalam dunia investasi saham, sebaiknya kamu segera pelajari serba-serbinya.
Nah, berikut GajiGesa paparkan selengkapnya mengenai greenshoe hanya untuk kamu, mulai dari definisi hingga cara kerjanya. Yuk, disimak!
Apa Itu Skema Greenshoe?
Melansir laman Investopedia, skema greenshoe adalah opsi penjatahan berlebih dari perusahaan yang akan mencatatkan saham mereka di Bursa Efek Indonesia untuk pertama kalinya.
Perusahaan atau emiten memberikan keleluasaan pada underwriter (penjamin emisi) untuk menjual saham lebih banyak dari yang direncanakan sebelumnya kepada investor.
Ketika permintaan saham lebih tinggi daripada yang diperkirakan, biasanya perusahaan mengizinkan underwriter untuk menjual 15 persen saham lebih banyak dari yang sebelumnya.
Skema ini digunakan untuk melakukan stabilisasi harga saham, terlebih jika terjadi fluktuasi akibat permintaan yang terus melonjak.
Dengan demikian, skema greenshoe dapat menguntungkan banyak pihak, mulai dari perusahaan, underwriter, pasar, investor, sampai ekonomi negara secara keseluruhan.
Jenis-jenis Greenshoe
Seperti yang sudah dijelaskan, greenshoe adalah sebuah skema yang dimanfaatkan untuk mengontrol fluktuasi harga saham yang baru pertama kali diterbitkan di BEI.
Meskipun demikian, sistem kerjanya dipisah menjadi beberapa jenis, sesuai dengan praktik yang diperlukan.
Mengutip laman Upstox, berikut adalah beberapa jenis dari skema greenshoe:
1. Full
Dalam skema ini, underwriter akan menggunakan opsi untuk membeli kembali seluruh 15 persen saham dari perusahaan.
Underwriter dapat mengambil opsi ini jika mereka tidak membeli kembali saham perusahaan yang sudah beredar di pasar.
Pembelian kembali saham secara penuh ini memungkinkan underwriter untuk menghindari kondisi short selling.
Short selling sendiri adalah instrumen di mana seseorang boleh lebih dulu menjual sahamnya yang belum dimiliki oleh investor.
Dengan demikian, underwriter dapat menutup akun saham mereka dalam keadaan tidak mendapatkan kerugian.
2. Partial
Skema kedua greenshoe adalah partial, di mana underwriter akan membeli kembali sebagian dari alokasi 15 persen saham di pasar.
Dalam kasus ini, underwriter sedang mengalami kekurangan sehingga ia akan menghubungi perusahaan penerbit untuk membeli sisa saham sesuai dengan harga penawaran.
Hal tersebut membuat keuntungan yang didapat menjadi terbatas. Sebab, sebagian porsi saham yang dibeli kembali memiliki harga yang serupa dengan penawaran.
3. Reverse
Skema greenshoe lainnya adalah reverse.
Opsi reverse merupakan sebuah praktik di mana underwriter menjual saham berlebih yang dimilikinya ke perusahaan penerbit.
Seorang underwriter bisa melakukan opsi ini jika permintaan terhadap saham sedang turun atau ketika harganya sedang tidak stabil (fluktuatif).
Dalam skenario ini, underwriter membeli saham yang diterbitkan perusahaan lalu menjualnya kembali dengan harga yang lebih tinggi.
Cara Kerja Greenshoe
Berdasarkan penjelasan laman Investopedia, cara kerja skema greenshoe adalah seperti berikut ini:
- Underwriter berperan sebagai penghubung atau dealer yang menemukan pembeli untuk saham kliennya (perusahaan) yang baru diterbitkan
- Penjual saham (perusahaan dan direktur) dan pembeli (underwriter dan investor) akan menentukan harga saham yang cocok
- Ketika harga saham sudah ditentukan, kedua pihak siap bertransaksi secara publik. Pihak underwriter kemudian menggunakan segala cara berdasarkan hukum yang tersedia untuk memastikan harga saham berada di atas harga penawaran
- Jika underwriter menemukan kemungkinan harga saham akan turun di bawah harga penawarannya, ia bisa memanfaatkan skema ini
Saat melakukan skema greenshoe, underwriter dapat langsung membeli atau menjual saham hingga 15 persen lebih banyak dari yang awalnya diterbitkan perusahaan.
Hal tersebut perlu diterapkan untuk menjaga harga saham agar tetap terkendali. Selain itu, inisiatif ini juga bisa mencegah terjadinya fluktuasi harga yang dianggap kurang normal.
Itu dia penjelasan singkat GajiGesa mengenai definisi, jenis dan cara kerja dari skema greenshoe.
Intinya, skema ini digunakan oleh penerbit saham dan underwriter untuk mengelola harga saham supaya tidak melonjak terlalu tinggi akibat permintaan yang meningkat.
Semoga informasi ini dapat membantu kamu dalam melakukan investasi dan mengatur keuangan sehari-hari, ya!