logo GajiGesa

Blog

Penilaian Prestasi Kerja: Trik Manjur untuk Tingkatkan Kualitas Kerja Karyawan

penilaian prestasi kerja

Tahukah kamu? Bahwa penilaian prestasi kerja merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan sebuah perusahaan atau organisasi?

Ya, jenis penilaian ini pada dasarnya menjadi dasar bagi perusahaan dalam mengambil keputusan, khususnya terkait tenaga kerja mereka.

Aspek utama yang muncul dalam jenis penilaian ini tentu saja penjelasan mengenai kualitas kerja para karyawan.

Nah, dalam sebuah perusahaan, faktor utama untuk mengelola operasional bisnis secara efektif dan efisien adalah jika performa karyawan itu baik atau terus meningkat.

Dengan penilaian prestasi kerja, perusahaan nantinya bisa mengevaluasi dan membentuk strategi mumpuni untuk mengatasi isu SDM yang tengah mereka hadapi.

Namun, apa sih sebenarnya penilaian prestasi kerja tersebut? Lalu, seperti apa metode kerja? Yuk, langsung simak lebih lengkapnya dalam artikel berikut ini!

Apa Itu Penilaian Prestasi Kerja?

penilaian prestasi kerja

Menurut Ajabar dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia (2020), penilaian prestasi kerja dalam bahasa Inggris disebut sebagai performance appraisal. Di sini, perusahaan menjalankan proses evaluasi kinerja atau prestasi karyawan selama menjalankan tugasnya. 

Jenis penilaian ini juga dapat diartikan sebagai upaya untuk menyaring informasi terkait kualitas kerja karyawan selama bertugas di perusahaan.

Dengan demikian, perusahaan nantinya dapat mengambil keputusan terkait perkembangan karier karyawan yang bersangkutan.

Misalnya, kualitas si karyawan ternyata kurang baik. Maka dari itu, perusahaan bisa menugaskan mereka untuk ikut gabung dalam acara pelatihan.

Di sisi lain, jika karyawan ternyata berprestasi, perusahaan bisa mempertimbangkan promosi jabatan atau bahkan peningkatan upah.

Manfaat Penilaian Prestasi Karyawan

prestasi karyawan

Seperti yang sudah GajiGesa paparkan, penilaian prestasi kerja dapat membantu perusahaan untuk mengevaluasi kualitas SDM-nya dengan efektif.

Namun, di balik keperluan tersebut, terdapat beberapa manfaat yang akan diraih perusahaan dari inisiatif tersebut, di antaranya:

  • Memperbaiki dan meningkatkan keahlian karyawan yang dinilai kurang memuaskan
  • Menyesuaikan kompensasi atas hasil penilaian prestasi karyawan, seperti kenaikan gaji dan bonus bagi pegawai berprestasi
  • Penentuan posisi dalam perusahaan, seperti mendapatkan promosi jika karyawan berprestasi atau demosi bagi karyawan yang enggan berkembang
  • Sebagai alat untuk pengadaan pelatihan dan ajang pengembangan skill karyawan
  • Menentukan tepat atau tidaknya proses staffing yang dilakukan tim HR
  • Mengetahui tantangan eksternal yang memengaruhi kinerja karyawan, seperti masalah kesehatan, keluarga, atau pribadi

Nah, meskipun masalah yang diatasi setiap karyawan sudah pasti tak serupa, umumnya ada sebuah isu yang kerap mereka khawatirkan, yakni terkait kesejahteraan finansial.

Ya, tanpa disadari, isu tersebut telah menghantui karyawan Indonesia dan bahkan memengaruhi kualitas kerja mereka.

Survei GajiGesa dengan INDEF pada tahun 2023 silam mengungkapkan, bahwa hampir 35% pekerja dewasa di Indonesia tidak puas dengan upah mereka saat ini dan merasa tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar mereka.

Lalu, menurut hasil riset yang diadakan oleh Populix per Oktober 2022 silam, tercatat sebanyak 52% orang di Indonesia kini mengalami gangguan kesehatan mental. 

Menariknya, 59% dari kasus tersebut ternyata dipicu oleh isu keuangan dan kebutuhan pokok yang kian meningkat.

Nah, jika melihat data di atas, bagaimana cara seorang pekerja untuk tetap fokus bertugas jika masalah finansial dan kesehatan mental terus menghantui mereka?

Sebagai solusi, perusahaanmu dapat memberikan akses gaji fleksibel atau Earned Wage Access (EWA) GajiGesa untuk karyawan di kantor.

Ya, Earned Wage Access adalah benefit yang dapat diberikan perusahaan untuk karyawan. Di mana, karyawan dapat mengakses gaji mereka sendiri secara fleksibel.

Sehingga, saat ada kebutuhan mendesak mereka dapat menariknya kapan saja tanpa harus menunggu hari gajian tiba.

Selain itu, EWA tidak mengenakan biaya apa pun seperti bunga, sebab yang ditarik adalah gaji karyawan sendiri.

Karena kesejahteraan mereka sudah terjamin, karyawan pun nantinya bakal lebih semangat untuk menunjukkan performa terbaiknya di kantor.

Loyalitas mereka terhadap perusahaan pun jadi lebih terjamin. Alhasil, progres bisnis makin meningkat dan angka retensi perusahaan takkan tiba-tiba menurun.

Namun, layanan EWA GajiGesa hanya bisa digunakan jika perusahaanmu sudah bekerja sama dengan GajiGesa.

Maka dari itu, jangan sampai ketinggalan. Yuk, segera isi formulir di bawah artikel ini dan rekomendasikan perusahaanmu pada kami. Prioritaskan kesejahteraan karyawanmu sekarang juga!

7 Metode Evaluasi Kinerja Karyawan

Terdapat beberapa metode evaluasi yang dapat perusahaan lakukan untuk menjalankan penilaian prestasi karyawan, yaitu:

1. Penilaian melalui KPI

KPI berfungsi sebagai alat ukur kinerja karyawan, mencatat target dan pencapaian individu, tim, hingga perusahaan. 

Melalui catatan KPI, manajer dan HR dapat menilai kinerja karyawan secara objektif berdasarkan indikator pencapaian yang jelas.

2. Self-evaluation

Self-evaluation atau evaluasi diri sendiri memungkinkan karyawan menyatukan tujuan pribadi dengan tujuan perusahaan. 

Menilai kinerja sendiri dapat meningkatkan apresiasi dan keterlibatan karyawan terhadap perusahaan. 

Selain itu juga, perusahaan pun akan memiliki karyawan yang lebih memahami potensi diri untuk meningkatkan kualitas kinerja.

3. Peer feedback 

Metode penilaian selanjutnya yaitu peer feedback, di mana akan melibatkan umpan balik dari rekan kerja. 

HR dan manajer dapat bertanya ke rekan kerja karyawan yang dievaluasi untuk menggali potensi keterampilan seperti leadership, kolaborasi, dan negosiasi.

4. Feedback 360°

Metode ini mengumpulkan penilaian dari atasan, bawahan, tim atau departemen lain, bahkan pelanggan. 

Feedback 360° menggambarkan kinerja karyawan dalam hal kemampuan bekerja sama, kepemimpinan, orientasi tujuan, motivasi, dan kemampuan beradaptasi. 

Namun, metode ini bisa mengandung bias atau subjektivitas sehingga HRD dan manajer harus menilai secara objektif.

5. Penilaian dengan skala

Metode ini memberikan nilai pada kinerja karyawan berdasarkan tugas atau pekerjaannya. 

Terdapat beberapa aspek penilaian yang dinilai seperti produktivitas, pelayanan pelanggan, kerja tim, hingga kualitas kerja.

Dinilai dengan skala 1-5, mulai dari ‘luar biasa’ hingga ‘tidak memuaskan’.

6. Umpan balik berkelanjutan

Metode penilaian ini ialah cara atasan mengevaluasi bawahannya secara rutin, seperti dari hari ke hari atau minggu ke minggu.

Kemudian, evaluasi ini akan membantu karyawan mengembangkan cara kerja lebih cepat dan memungkinkan manajer mengintervensi kinerja agar lebih sigap.

7. Evaluasi di waktu tertentu

Evaluasi ini dilakukan pada saat-saat tertentu, seperti ketika perusahaan mengubah strategi bisnis, meraih pencapaian tinggi, atau setelah kesalahan fatal terjadi. 

Pemimpin dapat melakukan evaluasi secara mendadak untuk mengidentifikasi keberhasilan atau kesalahan yang dilakukan karyawan atau tim.

Cara Melakukan Evaluasi Kinerja Karyawan

penilaian karyawan

1. Objektif 

Evaluasi kinerja karyawan harus dilakukan secara objektif untuk memberikan gambaran yang akurat tentang kontribusi dan kemajuan setiap individu. 

Perusahaan harus berfokus pada pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan dari pada kesan pribadi atasan.

Sebagai saran, gunakanlah data konkret seperti pencapaian target penjualan, proyek yang diselesaikan, atau kontribusi karyawan pada timnya. Dengan demikian, bias apapun bakal tercegah dari proses penilaian.

2. Transparan

Proses evaluasi kinerja sebaiknya transparan dan dapat diakses secara mudah oleh karyawan.

Hal ini diperlukan guna mencegah ketidakpastian atau ketidakjelasan terkait penilaian prestasi mereka.

Karyawan sendiri perlu memahami kriteria yang digunakan dalam evaluasi dan memiliki kesempatan untuk memberikan masukkan atau klarifikasi jika diperlukan.

3. Beri penilaian yang fair

Perusahaan wajib memastikan bahwa setiap karyawan dievaluasi dengan adil, tanpa prasangka atau diskriminasi. 

Evaluasi yang adil dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, seperti sasaran kinerja, deskripsi pekerjaan, uraian jabatan, dan proses evaluasi.

Ketentuan ini harus disampaikan kepada karyawan saat pertama kali bergabung dengan perusahaan.

Hubungi Kami