Sudah dua tahun, kita menjalani masa pandemi Covid-19. Dalam dua tahun ini, kita juga beradaptasi dengan berbagai sistem kerja. Mulai dari work from home, sampai yang paling baru yaitu sistem kerja hybrid.
Beberapa perusahaan juga telah menerapkan kerja secara hybrid. Sistem ini dinilai lebih fleksibel dan memberikan keluasan kepada karyawan dalam menentukan tempat bekerjanya.
Sebelum menerapkan kerja hybrid, yuk, simak dulu definisi serta kekurangan dan kelebihannya.
Definisi Sistem Bekerja Hybrid
Hybrid working adalah sistem baru yang fleksibel di mana karyawan bisa bekerja di kantor atau berbagai lokasi yang berbeda. Sistem kerja ini diklaim dapat mempertahankan produktivitas perusahaan, dan memberikan keleluasaan untuk karyawan.
Sebelum ada istilah hybrid working, kita juga mengenal sistem kerja remote working yang memiliki konsep “kantor di mana saja”. Namun, sistem remote working dianggap kurang efektif karena tidak semua pekerjaan bisa dikerjakan di luar kantor, seperti logistik dan teknisi.
Oleh karena itu, hadirlah sistem kerja secara hybrid yang mempersilakan karyawan untuk bekerja di kantor dan/atau di mana saja. Ada beberapa kantor yang menetapkan jadwal sistem kerja hybrid. Jadwal ini biasanya berdasarkan kesepakatan bersama divisi human resource.
Kelebihan Sistem Kerja Hybrid
Sebelum menentukan kerja secara hybrid, sebaiknya pertimbangkan dahulu dari kelebihan dan kekurangannya. Berikut ini adalah kelebihan dari sistem kerja hybrid.
1. Waktu Kerja yang Fleksibel
Pada umumnya, karyawan bekerja di kantor dari pukul 9 pagi sampai 5 sore. Dengan kerja hybrid, karyawan bisa lebih leluasa untuk memilih tempat dan jam kerja. Selain itu, kerja secara hybrid juga dapat meningkatkan produktivitas karyawan.
2. Penghematan Biaya Operasional Kantor
Karena tidak semua karyawan harus datang ke kantor, perusahaan bisa menghemat biaya operasional, seperti penggunaan listrik. Ini juga bisa jadi strategi untuk perusahaan rintisan yang belum memiliki kantor. Biaya sewa tempat dan konsumsi karyawan bisa dikurangi untuk menghemat pengeluaran.
3. Kesejahteraan Karyawan Meningkat
Selain fleksibilitas, kerja secara hybrid juga dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan. Memberikan kesempatan untuk bekerja di mana saja bisa membantu karyawan untuk memiliki work life balance. Saat kesejahteraan tercukupi, ini tentu dapat meningkatkan produktivitas karyawan sehingga perusahaan juga merasakan manfaatnya.
Kekurangan Sistem Kerja Hybrid
Tidak hanya dilihat dari kelebihannya, kerja secara hybrid juga memiliki kekurangan. Berikut ini adalah tiga kekurangan kerja hybrid.
1. Komunikasi Terhambat
Untuk membangun kekompakan tim, tentu dibutuhkan komunikasi yang baik. Sayangnya, sistem kerja hybrid masih memiliki kekurangan dari segi komunikasi. Sudah banyak tools yang bisa digunakan sebagai pendukung untuk berkomunikasi secara daring.
Namun, berkomunikasi menggunakan teknologi dan bertemu tatap muka akan berbeda. Tidak sedikit orang yang mengalami miskomunikasi sehingga memperburuk hubungan antar individu. Di sinilah tantangan yang harus dihadapi dalam sistem hybrid.
2. Pengawasan Kerja Rendah
Tidak seperti bekerja di kantor, manajer bisa mengawasi kinerja pegawai secara langsung. Kerja hybrid menjadi tantangan bagi HR dan manajer dalam mengatur strategi kerja. Namun, kekurangan ini bisa diatasi dengan memberikan laporan secara berkala.
3. Tidak Efisien untuk Beberapa Jenis Pekerjaan Tertentu
Kerja secara hybrid memang menjadi solusi untuk perusahaan yang berbasis teknologi. Tapi, tidak bisa diterapkan pada perusahaan yang menjalankan operasionalnya secara langsung. Misalnya, pekerjaan di bidang pelayanan dan kontraktor.
Nah, jadi itu tadi definisi, kelebihan, serta kekurangan dari sistem kerja hybrid. Sudahkah menentukan pilihan untuk penerapan sistem kerja yang tepat untuk perusahaanmu?
