Di era modern ini, prioritas banyak pegiat HR adalah untuk mengadakan sesi training soft skill khusus karyawan di kantor.
Mengapa demikian? Sebab, dalam dunia bisnis, keberhasilan tak hanya ditentukan oleh pengetahuan dan keterampilan teknis para pekerja. Kehadiran soft skill sangatlah diperlukan guna meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja karyawan.
Soft skill sendiri merupakan jenis keterampilan non-teknis yang mengarah pada kemampuan individu dalam berinteraksi, berkomunikasi, dan mengelola diri sendiri dengan efektif.
Keterampilan ini pun mencakup beberapa aspek seperti kemampuan berkomunikasi secara efektif, kepemimpinan, kemampuan bekerja dalam tim, empati, berpikir kreatif, serta kemampuan mengatasi konflik.
Peran soft skill sangatlah penting, baik bagi perusahaan maupun karyawan. Pasalnya, tanpa keahlian ini, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi, bekerja sama dalam tim, dan menyelesaikan masalah, akan sangat terbatas.
Perusahaan pun nantinya bakal kesulitan dalam mencari pemimpin tim baru dalam perusahaan. Inilah mengapa soft skill menjadi kunci dalam mencapai keberhasilan organisasi.
Lalu, apa langkah-langkah yang dapat HR terapkan saat melakukan training soft skill karyawan? Yuk, simak penjelasan lengkapnya dalam artikel di bawah ini!
6 Langkah yang Perlu Diterapkan saat Training Soft Skill Karyawan
1. Menentukan gaya belajar karyawan
Pertama-pertama, menurut laman Accredible, kamu sebagai HR perlu menentukan gaya belajar yang karyawan inginkan terlebih dahulu.
Sebab, ketika metode pengajaran sudah sesuai dengan keinginan belajar seorang karyawan, mereka dapat memahami dan mengingat materi dengan lebih mudah.
Sejatinya, terdapat tiga gaya belajar yang dapat kamu terapkan untuk karyawan, di antaranya yaitu:
- Auditori: Karyawan yang lebih sesuai dengan gaya belajar mendengarkan. Sehingga, mereka akan berkembang dalam sesi pembelajaran verbal seperti ceramah dan diskusi kelompok
- Visual: Karyawan yang lebih efektif dalam menyerap pengetahuan dengan mata mereka. Sehingga, mereka akan menyukai metode pembelajaran yang melibatkan demonstrasi langsung atau video rekaman
- Kinestetik: Karyawan yang merasa nyaman belajar menggunakan tubuh dan indra perabanya. Sehingga, mereka akan berkembang pesat dengan metode belajar praktik langsung
Untuk menentukan gaya belajar karyawan, perusahaan dapat menanyakannya secara langsung pada saat penilaian kebutuhan pelatihan.
2. Soroti poin-poin penting
Selama sesi pelatihan, karyawan bakal merasa cepat lelah jika dibombardir dengan terlalu banyak informasi. Alhasil, kemampuan mereka untuk untuk mengingat keseluruhan materi jadi terhambat.
Untuk meningkatkan efisiensi pembelajaran, kamu bisa coba tekankan konsep-konsep poin penting yang diperlukan karyawan.
Dengan teknik penyorotan seperti kapitalisasi dan garis bawah, karyawan dapat dengan mudah menguasai hal-hal yang wajib mereka prioritaskan.
3. Pastikan kejelasan konseptual
Langkah penting berikutnya yang harus diterapkan dalam training soft skill karyawan adalah memastikan kejelasan konseptual.
Dalam kegiatan pengembangan karyawan ini, kejelasan konseptual dapat membantu mereka untuk memahami gagasan pokok suatu mata pelajaran dengan cepat.
Dalam kata lain, hal ini memudahkan mereka untuk mempelajari setiap materi dengan baik dan membantu karyawan dalam memecahkan masalah yang sulit.
Ketika karyawan menguasai dasar-dasarnya dengan benar, mereka akan melakukan pekerjaannya lebih baik dan lebih siap menghadapi tantangan dunia nyata di tempat kerja.
4. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
Kemampuan memecahkan masalah atau problem solving dapat membantu karyawan menerapkan apa yang telah ia pelajari dalam kehidupan nyata.
Keterampilan ini membuat karyawan lebih baik dalam berpikir kritis dan menemukan solusi, sehingga lebih mempersiapkan mereka menghadapi tantangan dalam situasi nyata.
Problem solving selalu mengikuti proses lima langkah:
- Definisikan masalah: Karyawan harus mendefinisikannya dengan jelas. Artinya, memusatkan perhatian pada informasi yang relevan, menghilangkan asumsi, dan mengidentifikasi hasil yang diinginkan
- Jelajahi solusi: Pemecah masalah menghasilkan daftar opsi yang mungkin untuk menyelesaikannya
- Pilih solusi terbaik: Dengan daftar tersebut, kemudian pilih solusi yang paling memungkinkan. Karyawan akan menggunakan logika, pemikiran kritis, dan proses eliminasi berdasarkan kelebihan dan kekurangan setiap solusi
- Melaksanakan solusi: Pada tahap ini, pemecah masalah mengimplementasikan solusi yang dipilih
- Evaluasi hasil: Terakhir, pemecah masalah memeriksa apakah solusi yang mereka pilih terhadap suatu masalah efektif dan menghasilkan hasil yang diinginkan yang diidentifikasi pada langkah pertama
Perusahaan harus mengajari karyawan langkah-langkah di atas untuk membantu mereka mengembangkan keterampilan belajar yang berkaitan dengan pemecahan masalah.
Caranya dengan mengajukan pertanyaan terbuka yang membuat karyawan memikirkan dampaknya, serta kendala dan peluang yang ada dalam penyelesaiannya.
5. Ajarkan teknik memori
Langkah lainnya yang perlu diterapkan dalam training soft skill karyawan adalah mengajarkan teknik memori.
Teknik ini membantu karyawan untuk mengingat dengan lebih mudah. Jadi, ketika menghadapi tantangan nyata di tempat kerja, mereka akan tahu persis apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya.
Berikut beberapa teknik memori yang dapat perusahaan ajarkan ke karyawan, di antaranya yaitu:
- Chunking: Strategi organisasi informasi yang melibatkan pengelompokan potongan-potongan informasi yang terkait menjadi satu. Teknik ini dapat digunakan ketika menjelaskan konsep-konsep terkait
- Mnemonik: Ada berbagai jenis mnemonik, tetapi yang paling umum adalah akronim. Misalnya, ketika mengajari karyawan cara memastikan penetapan tujuan yang tepat, organisasi mungkin ingin menggunakan akronim SMART – mereka harus memastikan tujuan mereka Specific, Measurable, Achievable, Realistic, dan Time-Bound.
- Menuliskan Informasi: Perusahaan harus mendorong karyawan untuk menuliskan poin-poin penting dari sesi pelatihan di atas kertas.
- Pengulangan berjarak: Teknik menghafal ini melibatkan peninjauan kembali informasi yang dibahas selama periode waktu tertentu hingga informasi tersebut melekat dalam ingatan jangka panjang karyawan.
Untuk mengembangkan keterampilan belajar, perusahaan tidak harus mengajarkan hanya satu teknik menghafal.
Sangat ideal untuk mengajar sebanyak mungkin dari mereka dan memberikan pengalaman langsung. Karyawan nantinya hanya tinggal memilih mana yang paling efektif bagi dirinya.
6. Mendorong kolaborasi dan pembelajaran dengan orang lain
Kolaborasi tidak hanya membantu karyawan memahami topik dengan lebih baik. Hal ini juga membantu mereka bekerja dengan baik dalam tim, sebuah keterampilan sangat penting di tempat kerja.
Perusahaan dapat mendorong pendekatan pembelajaran kolaboratif dengan membagi karyawan menjadi beberapa kelompok untuk mengerjakan aktivitas terkait sesi pelatihan. Contoh kelompok tersebut meliputi:
- Kelompok belajar
- Diskusi
- Kelompok penyuntingan sejawat
- Proyek
- Kelompok debat
Sebagai contoh, jika sesinya tentang pemasaran atau e-commerce, perusahaan dapat memberikan skenario produk dan meminta setiap kelompok untuk membuat strategi mereka sendiri untuk memasarkan produk dan menemukan pemasok dropshipping yang tepat.
Kemudian, masing-masing kelompok diminta untuk mempresentasikan apa yang mereka hasilkan di hadapan kelompok lain.
Tujuan penerapan pendekatan pembelajaran efektif ini adalah agar karyawan bekerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran bersama.
Namun, agar hal ini dapat tercapai, kelompok tersebut harus terdiri dari beberapa orang saja, seperti tiga sampai empat orang untuk memastikan bahwa setiap anggota berkontribusi.