Urusan finansial dan kesejahteraan merupakan hal yang tak terpisahkan dalam kehidupan berumah tangga. Oleh karena itu, proses manajemen keuangan keluarga menjadi sebuah hal yang sifatnya tak bisa kamu sepelekan.
Sejatinya, tugas untuk mengelola keuangan keluarga bukanlah tanggung jawab tunggal. Baik suami maupun istri memiliki peran yang sama pentingnya dalam menjaga finansial keluarga.
Nah, agar semua kebutuhan anggota keluarga dapat terpenuhi, kamu dan pasangan bakal membutuhkan strategi pengelolaan finansial yang tepat.
Di era modern ini pun, kamu dan pasangan harus selalu memerhatikan faktor yang dapat memengaruhi kondisi keuangan, mulai dari kebutuhan pokok yang harus dipenuhi hingga pengeluaran tambahan untuk hiburan.
Kesalahan dalam mengelola keuangan keluarga dapat berdampak buruk pada kesejahteraan rumah tangga. Seluruh impian di masa mendatang bisa runtuh dan keharmonisan keluarga bakal terganggu.
Lalu, seperti apa strategi manajemen keuangan keluarga yang bisa kamu dan pasangan ikuti secara efektif? Yuk, simak tips lengkapnya dalam rangkuman singkat di bawah ini!
6 Strategi Manajemen Keuangan Keluarga
1. Memahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan
Strategi manajemen keuangan keluarga pertama adalah untuk memahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan.
Ketika sudah menikah, pasti ada prioritas kebutuhan baru yang harus kamu penuhi. Sebagai contoh, ongkos kebutuhan untuk makan sehari-hari serta biaya pendidikan untuk anak.
Namun, dalam praktiknya, keuangan rumah tangga tidak hanya digunakan untuk kebutuhan primer, tetapi juga untuk memenuhi keinginan kamu dan pasangan.
Alhasil, kamu malah impulsif dan mengalokasikan dana lebih banyak untuk keinginan daripada untuk kebutuhan primer. Padahal, banyak dari keinginan tersebut yang sebenarnya tidak begitu penting.
Misalkan nih, untuk membeli pakaian dan gadget baru, biaya liburan, dan barang-barang lain yang sebenarnya tidak esensial. Semua ini tentunya dapat menghabiskan dana yang cukup besar, sehingga kamu bakal mengorbankan biaya untuk kebutuhan primer.
Sebagai solusi, kamu harus memahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan. Kepenuhan kebutuhan rumah tangga harus menjadi prioritas sebelum mengalokasikan dana untuk keinginan pribadi.
2. Menghitung total pendapatan
Untuk menjalankan strategi manajemen keuangan rumah tangga yang efektif, langkah selanjutnya yang harus kamu dan pasangan lakukan adalah menghitung total income yang diterima dalam satu bulan.
Income atau pendapatan yang dimaksud di sini tidak hanya mencakup gaji bulanan, tetapi juga termasuk bonus dari lembur atau keuntungan berinvestasi.
Hal ini penting dilakukan agar kamu dan pasangan dapat mengalokasikan pendapatan secara tepat sesuai kebutuhan yang harus dipenuhi.
Dengan mengetahui total pendapatan, proses pengelolaan keuangan rumah tangga pun akan menjadi lebih teratur.
3. Membuat daftar pengeluaran prioritas bulanan
Strategi manajemen keuangan keluarga berikutnya adalah dengan membuat daftar pengeluaran prioritas untuk satu bulan ke depan.
Daftar ini akan membantu kamu dalam mengelola keuangan rumah tangga secara efektif. Dengan adanya daftar prioritas, pengalokasian dan pengeluaran dana rumah tangga akan menjadi lebih terstruktur
Daftar ini juga nantinya hadir sebagai pengingat, bahwa kebutuhan primer harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum dana dialokasikan untuk kebutuhan sekunder atau tersier.
Nah, proses membuat daftar ini memang terlihat repot. Namun, ia bisa dikerjakan dengan mudah apabila kamu memiliki rincian yang tepat.
Sebagai contoh, pengeluaran yang bisa dimasukkan dalam daftar prioritas ini meliputi biaya makanan sehari-hari, belanja kebutuhan dapur, tagihan listrik, tagihan air, biaya transportasi ke tempat kerja, biaya pendidikan anak, serta cicilan untuk kendaraan atau rumah.
4. Menyiapkan dana darurat
Dalam kehidupan berumah tangga, tidak semua hal akan berjalan sesuai rencana. Terkadang banyak kejadian tak terduga yang dapat terjadi kapan saja.
Contoh yang sering terjadi adalah kecelakaan, kehilangan pekerjaan karena PHK, atau krisis ekonomi yang berdampak luas dalam kehidupan masyarakat kita.
Apabila salah satu dari kejadian tersebut terjadi, sumber pendapatan rumah tangga sudah pasti terganggu. Untuk itu, sebagai bagian dari strategi pengaturan keuangan rumah tangga yang baik, penting bagi kamu dan pasangan untuk mempersiapkan dana darurat.
Kamu dapat menyisihkan sebagian dari pendapatan setiap bulan untuk dana darurat. Besaran yang disisihkan dapat bervariasi, mulai dari 10 hingga 30 persen dari pendapatan bulanan.
Ingatlah bahwa dana darurat ini hanya digunakan dalam keadaan darurat atau saat dibutuhkan sewaktu-waktu.
Atau, sebagai solusi yang lebih ideal, kamu juga bisa ajukan benefit akses gaji fleksibel atau Earned Wage Access (EWA) GajiGesa.
Berperan layakanya dana darurat, Earned Wage Access adalah benefit yang dapat karyawan gunakan untuk mengakses gaji mereka sendiri secara fleksibel.
Sehingga, saat ada kebutuhan mendesak, kamu dapat menariknya kapan saja tanpa harus menunggu hari gajian tiba.
Selain itu, EWA tidak mengenakan biaya apa pun seperti bunga layaknya layanan pinjaman online. Sebab GajiGesa sendiri bukanlah penyedia jasa pinjaman. Uang yang ditarik pun adalah gaji prorata yang sudah karyawan raih dengan usahanya sendiri.
Menarik bukan? Nah, layanan EWA GajiGesa hanya bisa digunakan jika perusahaanmu sudah bekerja sama dengan GajiGesa.
Maka dari itu, jangan sampai ketinggalan. Yuk, segera isi formulir di bawah artikel ini dan rekomendasikan perusahaanmu pada kami. Prioritaskan kesejahteraanmu sekarang juga!
5. Menjaga rasio utang
Dalam manajemen keuangan keluarga, pilihan terbaik sebenarnya adalah untuk menghindari kebiasaan berhutang.
Pasalnya, tagihan dan kewajiban membayar utang dapat menjadi beban yang mengganggu stabilitas keuangan rumah tangga.
Namun, terkadang ada situasi yang memaksa kita untuk berhutang. Bila demikian, apa solusi terbaik untuk kamu dan keluarga?
Sebagai saran, jika memang terpaksa berhutang, pastikan keputusan tersebut diambil untuk sesuatu yang benar-benar diperlukan, tapi tidak dapat dipenuhi secara tunai dalam waktu dekat. Sebagai contoh, untuk bayar cicilan rumah.
Selain itu, sebisa mungkin pastikan bahwa kewajiban kamu untuk membayar tagihan tidak melebihi 30 persen dari total penghasilan bulananmu. Jika melebihi angka tersebut, keuangan rumah tangga bisa jadi tidak stabil.
6. Alokasikan untuk tabungan, asuransi, dan investasi
Selain menyisihkan dana untuk cadangan darurat, penting juga untuk mengalokasikan sebagian dari penghasilan untuk keperluan di luar kebutuhan rutin, seperti tabungan, asuransi, dan investasi.
Ketiga hal tersebut merupakan bagian dari strategi pengaturan keuangan yang baik. Tabungan memiliki manfaat besar untuk keperluan saat ini maupun masa depan. Dana yang disimpan di tabungan dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari atau situasi darurat.
Sementara itu, asuransi sangat berguna untuk melindungi diri dari biaya kesehatan atau kejadian tak terduga lainnya.
Kemudian, investasi, di sisi lain dapat menjadi tabungan jangka panjang yang membantu mengamankan masa depan finansial kamu. Keuntungan dari investasi bisa memberikan jaminan untuk masa pensiun kamu nanti.