Kekerasan terhadap perempuan di tempat kerja adalah sebuah isu yang patut menjadi perhatian dalam skala global.
Masalah tersebut mencakup berbagai bentuk pelecehan, mulai dari yang bentuknya verbal, fisik, hingga diskriminasi yang dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung.
Menurut riset University of Minnesotta, perempuan sering kali menjadi target kekerasan di tempat kerja karena stereotip gender dan ketimpangan kekuasaan yang masih terjadi di banyak organisasi.
Nah, dikarenakan ketimpangan tersebut banyak korban yang enggan melaporkan kejadian akibat takut pembalasan. Kurangnya sistem pendukung yang memadai di tempat kerja juga menjadi alasan di balik banyaknya korban yang tidak ingin melapor.
Sudah jelas hal ini dapat berdampak pada korban secara emosional. Namun, tanpa disadari, kekerasan seperti ini juga berpotensi menurunkan produktivitas, merusak reputasi perusahaan, dan menciptakan lingkungan kerja yang tidak kondusif.
Oleh karena itu, diperlukan langkah nyata dan terstruktur untuk mengatasi kekerasan terhadap perempuan di tempat kerja.
Upaya ini bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga harus menjadi komitmen perusahaan secara keseluruhan.
Dengan menciptakan lingkungan yang aman, mendukung, dan bebas dari kekerasan, kamu tidak hanya melindungi hak-hak perempuan, tetapi juga mempromosikan kesetaraan gender dan keberlanjutan bisnis yang lebih baik.
Berikut adalah beberapa langkah konkret yang dapat diambil untuk mencegah dan mengatasi kekerasan terhadap perempuan di tempat kerja!
Cara Mengatasi Kekerasan Terhadap Perempuan di Tempat Kerja
1. Menerapkan kebijakan zero tolerance
Mengacu pada laman UN Women, perusahaan harus memiliki kebijakan tegas serta tak pandang bulu, yang melarang segala bentuk kekerasan dan pelecehan.
Kebijakan ini harus disosialisasikan kepada seluruh karyawan, termasuk prosedur pelaporan dan konsekuensi bagi pelaku.
Hal tersebut akan memberikan pesan bahwa kekerasan terhadap perempuan di tempat kerja tidak akan ditoleransi.
2. Menyediakan saluran pelaporan yang aman
Karyawan perlu memiliki akses pada saluran pelaporan yang aman dan rahasia untuk melaporkan insiden kekerasan.
Perusahaan juga harus memastikan bahwa pelapor tidak akan mengalami pembalasan atau diskriminasi setelah melaporkan kejadian.
3. Melakukan pelatihan kesadaran gender
Pelatihan ini membantu meningkatkan kesadaran karyawan tentang isu gender dan cara mencegah kekerasan di tempat kerja.
Dengan memahami dampak kekerasan terhadap perempuan, karyawan dapat lebih menghormati satu sama lain dan menciptakan lingkungan kerja yang inklusif.
4. Memiliki tim khusus penanganan kekerasan
Guna mengatasi isu kekerasan terhadap perempuan di tempat kerja, perusahaan harus memiliki tim khusus yang dapat menangani isu tersebut.
Tim yang dimaksud harus terdiri dari ahli hukum, psikolog, dan perwakilan karyawan dapat membantu menangani kasus kekerasan secara profesional.
Seluruh anggota dalam tim nantinya bertugas untuk menyelidiki laporan, memberikan pendampingan kepada korban, serta merekomendasikan tindakan kepada manajemen.
5. Memberikan dukungan kepada korban
Perempuan yang menjadi korban atas kekerasan di tempat kerja memerlukan dukungan baik secara emosional maupun profesional.
Hal ini berlaku karena kejadian yang mereka alami sifatnya tak jarang traumatis dan pengaruhnya cukup signifikan untuk jangka waktu panjang.
Melihat hal tersebut, perusahaan dapat menyediakan layanan konseling, jatah cuti khusus, atau fleksibilitas kerja bagi korban untuk membantu mereka pulih dari trauma kekerasan.
6. Melakukan audit dan evaluasi berkala
Selanjutnya, perusahaan juga perlu mengevaluasi kebijakan dan praktik terkait kekerasan di tempat kerja secara rutin.
Inisiatif audit seperti ini dapat membantu perusahaan untuk mengidentifikasi potensi risiko dan memperbaiki area yang membutuhkan perhatian lebih dengan baik.
Evaluasi pun bisa dilakukan secara berkala sesuai dana operasional yang dimiliki perusahaan, seperti 6 bulan sekali.
7. Mendorong budaya kerja yang menghormati
Menciptakan budaya kerja yang menghormati perempuan dan menghargai keberagaman sangat penting.
Hal ini dapat dimulai dengan mempromosikan nilai-nilai kesetaraan, penghormatan, dan kerja sama di lingkungan kerja.
8. Melibatkan pihak ketiga jika diperlukan
Jika kasus kekerasan tidak dapat diselesaikan secara internal, perusahaan dapat melibatkan mediator profesional atau otoritas hukum untuk memastikan keadilan bagi korban dan pelaku mendapat sanksi yang sesuai.
Dengan langkah-langkah ini, kekerasan terhadap pekerja perempuan dapat diminimalkan, menciptakan ruang kerja yang aman, nyaman, dan bebas dari diskriminasi.