logo GajiGesa

Blog

Lingkungan Kerja Inklusif: Definisi, Komponen, dan Tips Membangun

lingkungan kerja inklusif

Masih asing dengan istilah lingkungan kerja inklusif? Sebagai HR, kamu perlu tahu lho, definisi dan cara membentuk lingkungan kerja tersebut.

Sejatinya, istilah ini mengacu pada ruang kerja yang tak memberikan hambatan bagi pekerja dengan berbagai kebutuhan yang berbeda.

Dalam kata lain, kondisi di tempat kerja memungkinkan semua karyawan untuk memiliki kesempatan yang setara, dengan penuh kepercayaan diri ketika sedang beraktivitas.

Nah, jenis lingkungan kerja seperti ini tak hanya menguntungkan untuk pekerja, tapi, juga buat perusahaan.

Menurut riset Harvard Business Review, perusahaan yang mampu menerapkan inklusivitas di atas rata-rata akan memperoleh 19% revenue lebih tinggi dari segi inovasi.

Oleh sebab itu, sudah saatnya keberagaman jadi perhatian penting bagi setiap perusahaan.

Namun, lingkungan kerja seperti apa sih yang bisa dianggap inklusif? Nah, GajiGesa telah merangkumnya selengkap mungkin untuk kamu. Yuk, simak langsung di bawah ini!

Apa Itu Lingkungan Kerja Inklusif?

lingkungan kerja inklusif

Melansir laman Understood, tempat kerja inklusif diartikan sebagai ruang profesional yang membuat setiap karyawan merasa dihargai sekaligus diakui perbedaannya.

Tak hanya itu, lingkungan kerja seperti ini juga mampu menunjang setiap karyawan agar bisa berkontribusi lebih pada budaya dan hasil bisnis perusahaan.

Dengan adanya inklusivitas, semua orang jadi mampu untuk memiliki kesempatan berpartisipasi yang sama, dengan penuh kepercayaan diri dan secara mandiri dalam bekerja.

5 Komponen dalam Menciptakan Lingkungan Kerja yang Sehat dan Inklusif

lingkungan kerja inklusif

1. Proaktif

Komponen pertama dalam menciptakan tempat kerja inklusif, yaitu proaktif. 

Pastinya, karyawan ingin memiliki suara dalam setiap pengambilan keputusan yang akan memengaruhi pekerjaan mereka.

Oleh sebab itu, para pemimpin atau manajer harus bisa secara proaktif memberikan karyawan untuk ikut menyampaikan suaranya.

2. Diterima dan dihargai

Komponen berikutnya untuk membentuk lingkungan kerja inklusif adalah dengan menerima dan menghargai keunikan setiap karyawan.

Penting sekali bagi perusahaan untuk membuat karyawan merasa bahwa perspektif dan keterampilan unik yang mereka miliki dihargai.

Oleh sebab itu, kamu bisa melakukan percakapan dengan karyawan, tapi jangan hanya membahas tentang pekerjaan.

Percakapan ini bisa diselingi dengan bercerita tentang hobi, kehidupan, dan lainnya.

Selain itu, perusahaan juga perlu menyediakan tempat kerja yang dapat menunjang setiap karyawan.

Ingat, tempat kerja inklusif menyediakan akses dukungan bagi karyawan yang membutuhkannya untuk melakukan pekerjaan mereka, terlepas mereka memilih untuk mengungkapkan disabilitasnya atau tidak.

Contoh-contoh kecilnya termasuk:

  • Menyediakan sumber daya bagi setiap karyawan untuk digunakan secara mandiri, mulai dari teknologi praktis seperti daftar periksa pekerjaan, hingga perangkat yang lebih canggih seperti alat untuk menyalin tugas dalam rapat
  • Latih manajer terkait cara melakukan percakapan proaktif, khususnya mengenai dukungan di tempat kerja
  • Berbagi secara luas tentang proses perusahaan untuk meminta akomodasi tempat kerja bagi karyawan yang membutuhkan

3. Pembelajaran dan pengembangan

Komponen selanjutnya yaitu karyawan harus merasa memiliki kesempatan serupa untuk mengembangkan dan memajukan karier mereka.

Tanpa hal di atas, perusahaan akan dianggap menghambat pertumbuhan dan membatasi inovasi karyawan.

Jadi, tawarkan kesempatan ke karyawan untuk mencapai tujuan profesional dan pribadi mereka.

Sebagai contoh, mendukung pendidikan lebih lanjut, mempelajari keterampilan, atau mengembangkan hobi.

4. Lingkungan kolaboratif

Komponen lainnya yaitu, menciptakan lingkungan kolaboratif.

Meskipun terlihat sepele, hal satu ini merupakan kunci keberhasilan bisnis dan menjadi bagian besar dari inklusivitas di tempat kerja.

Jadi, pastikan untuk saring pendapat karyawan terlebih dahulu, baik saat rapat atau dialog berdua, sehingga ruang kolaborasi bisa terbentuk dengan mudah.

5. Menciptakan rasa kepemilikan.

Komponen terakhir untuk menciptakan lingkungan kerja inklusif adalah membangun rasa kepemilikan karyawan di perusahaan.

Hal satu ini dapat memengaruhi niat karyawan untuk bertahan, serta memberikan pengaruh terhadap kesejahteraan, keterlibatan, dan kesuksesan dalam peran mereka.

Oleh karena itu, buatlah upaya atau pendekatan yang menarik dalam meningkatkan keterlibatan karyawan.

Sebagai contoh, kamu bisa adakan sesi team bonding untuk membentuk rasa komunitas di kantor.

Atau, kamu dan tim manajemen bisa menekankan kembali tujuan penting yang sedang diusahakan oleh bisnis perusahaan.

Inisiatif tersebut dijamin bisa membuat karyawan percaya dan bangga bahwa hasil kerjanya mampu memberikan dampak positif untuk banyak orang.

Hubungi Kami