Semakin hari fenomena judol (judi online) terasa kian meresahkan. Bukan hanya untuk masyarakat awam atau para pekerja, tetapi juga bagi perusahaan tempat mereka bertugas.
Bagi penikmatnya, judi online mungkin terlihat sebagai bentuk pelarian terhadap kesibukan dan rutinitas sehari-hari yang penuh tekanan.
Melansir laman Tempo, beberapa pekerja bahkan melihat permainan ini sebagai pengisi waktu luang yang seru, mudah, dan menguntungkan.
Yap, judol itu tak jarang dimanfaatkan layaknya alternatif untuk mencari penghasilan tambahan.
Namun, di balik asumsi dan opini positif tersebut, bahaya judi online sebenarnya menunggu dan menghantui kesejahteraan mereka.
Jika kebiasaan ini dibiarkan berlanjut, kecanduan sudah pasti tak dapat dihindari dan akan merusak stabilitas keuangan yang telah dibangun si pekerja.
Secara perlahan dampak negatif judol juga bakal mewabah ke tempat kerjanya. Atau dalam kata lain, adiksi yang dimiliki karyawan bakal membawa kerugian besar bagi perusahaan.
Nah, sebagai pengingat bahwa bahaya judi online itu tidak sepele, berikut adalah beberapa imbas buruk yang akan dialami pekerja dan tempat kerjanya jika bermain judi online sudah mendarah daging.
Bahaya Judi Online untuk Karyawan
1. Kesehatan mental terancam
Bahaya judi online tak melulu mengancam keuangan. Dampak negatifnya juga bisa menjalar hingga ke kesehatan mental si pelaku.
Menurut laman Bizhare, kebugaran mental penikmat judol akan runtuh ketika mereka merasakan kekalahan.
Secara tak langsung mereka akan merasa bersalah dan pada akhirnya muncul gejala stres dan kecemasan.
Pelaku yang sudah kecanduan juga dapat mengalami depresi, atau perasaan sedih yang mendalam dan rasa kehilangan minat pada aktivitas lain, seperti hobi di luar perjudian.
2. Hubungan sosial terganggu
Bahaya judi online selanjutnya adalah ancaman terhadap hubungan sosial si pelaku.
Penikmat judol yang mengalami kecanduan akan lebih sering menghabiskan waktu untuk bermain di depan komputer atau smartphone-nya.
Sehingga, mereka bakal kesulitan untuk berinteraksi dengan keluarga dan rekan-rekan kerjanya.
Hal ini secara tak langsung bisa memberikan imbas negatif yang lebih besar untuk kebugaran mental si pelaku.
3. Kesejahteraan finansial runtuh
Rasanya sudah tak mengherankan lagi ya, kalau bermain judi online itu berbahaya bagi keuangan pelakunya? Isu ini pun sudah diberitakan di mana-mana.
Namun, kenapa orang-orang masih saja kembali ke permainan tersebut untuk menghabiskan pendapatannya?
Mereka mungkin tergoda untuk terus memasang taruhan dengan harapan untuk mengembalikan kerugian mereka. Sayangnya, upaya mereka hanya memperburuk situasi keuangan.
Alhasil, pelaku mengalami kerugian finansial yang sangat bermakna dan imbasnya akan dirasakan juga oleh keluarga mereka.
4. Tingkat kriminalitas meningkat
Dikarenakan uang ludes untuk judi online, tak sedikit karyawan yang pada akhirnya beralih ke tindak kriminal.
Merasa terdesak, mereka pun enggan memikirkan solusi yang lebih berarti. Tujuan utama hanya untuk mengembalikan uang yang sudah hilang dengan cepat.
Alhasil, tingkat kriminalitas meningkat. Sebagai contoh, menurut riset laman Detik, karyawan retail yang terjebak judol ada yang mencuri uang kas perusahaan hingga Rp2,5 M untuk kembali bermain judol.
Bahaya Judi Online untuk Perusahaan
1. Pencurian data
Umumnya, bahaya judi online yang mengancam perusahaan datang dari perilaku karyawannya yang kecanduan. Salah satunya adalah pencurian data bisnis.
Umumnya, situs judol akan meminta identitas pemainnya. Hal ini termasuk nama lengkap, tanggal lahir, alamat, rekening pribadi, hingga profil tempat kerjanya.
Mungkin permintaan data ini paling berisiko buat karyawan yang terlibat. Tapi jangan salah, perusahaan pun berada dalam ambang kerugian besar.
Misalnya, dikarenakan karyawan mencantumkan profil tempat kerja, bukan tak mungkin oknum situs tersebut bakal mencari dan mencuri data perusahaan.
Atau bahkan karyawan itu sendiri yang mencuri data perusahaan untuk dijual dengan tujuan mengembalikan uang yang raib karena judol.
2. Aset dan uang kas perusahaan hilang
Rasanya kini sudah jelas ya, bahwa baya judi online itu sangat besar bagi finansial si karyawan.
Nah, dikarenakan keuangan ludes, tak sedikit karyawan yang nekat dan memilih untuk mencuri aset atau uang perusahaannya.
Sebagai contoh, menurut laman Detik, ada karyawan perusahaan ritel yang mencuri uang bisnis hingga Rp2,5 Miliar demi bermain judi slot pada tahun 2023 silam.
Atau contoh lainnya dari riset CNN, di mana karyawan perusahaan manufaktur tekstil di Jakarta Barat yang diduga menggelapkan aset kantor karena terlilit utang judi online.
3. Produktivitas bisnis menurun
Judi online bisa menyebabkan produktivitas bisnis untuk menurun secara drastis.
Hal ini bisa dipicu oleh dua hal yang berbeda. Pertama-tama, karyawan di kantor yang enggan bekerja dan malah sibuk bermain judol.
Atau, karyawan yang selalu kalah menunjukkan gejala stres. Alhasil, ia terjebak dalam siklus kecemasan tinggi dan kehilangan motivasi untuk bekerja.
Dampak negatif ini mungkin terlihat sepele. Namun, bila dibiarkan berlanjut, perusahaan takkan bisa berkembang dan pada akhirnya harus merugi.
4. Nama perusahaan tercoreng
Terakhir, bahaya judi online terbesar adalah tercorengnya nama perusahaan di pasar.
Hal ini bisa menyebabkan pencari kerja atau masyarakat awam untuk melihat perusahaanmu sebagai tempat kerja yang kurang profesional.
Asumsi bahwa perusahaanmu tidak memerdulikan kesejahteraan karyawannya pun bisa ikut terbentuk. Alhasil, investor dan pihak penting lainnya enggan menadahkan tangan untuk bekerja sama.
Solusi Perusahaan untuk Mencegah Karyawan Judol
Nah, itu dia contoh bahaya judi online yang menunggu karyawan dan perusahaan.
Bila disederhanakan, ada beberapa alasan yang membuat karyawan bermain judol. Termasuk untuk hiburan, karena ajakan teman, atau hanya sekadar mencoba keberuntungan.
Akan tetapi, faktor utama yang sejatinya membuat karyawan bisa kecanduan judi online adalah kondisi ekonomi.
Ya, melansir riset Tempo, fenomena judi online menjamur di masa pasca Covid-19 saat banyak orang kehilangan pekerjaan.
Permainan ini dianggap sebagai jalur pintas untuk meraih pendapatan di kondisi genting. Dengan cepat, si pemain bisa merasakan untung yang sangat besar.
Padahal, judol bukanlah gerbang menuju kebebasan finansial. Permainan tersebut justru menjadi jurang mematikan bagi keuangan seorang pekerja.
Melihat isu tersebut, solusi terbaik yang bisa perusahaanmu sediakan adalah benefit akses gaji fleksibel atau Earned Wage Access (GajiGesa).
Fitur ini memungkinkan karyawan untuk menarik gajinya secara prorata sebelum tanggal gajian tiba. Alhasil, ketika kondisi keuangan sedang kurang baik, mereka selalu memiliki dana darurat yang mudah untuk diambil kapanpun dibutuhkan.
Tak hanya EWA, GajiGesa juga memiliki fitur investasi emas digital.
Fitur ini hadir sebagai bentuk kerja sama dengan Treasury, aplikasi Investasi emas yang terpercaya.
Program investasi emas ini bisa karyawan akses kapanpun mereka perlukan. Pembeliannya pun bisa langsung menggunakan saldo EWA.
Sehingga, karyawan tak perlu cemas. Meskipun keuangan di tengah bulan mulai tipis, kesempatan untuk meraih emas akan selalu tersedia.
Emas digital sendiri sifatnya baik untuk keperluan jangka panjang. Jadi, karyawan pun bakal selalu terbantu untuk memiliki kestabilan finansial hingga masa-masa mendatang.
Menarik, kan? Nah, kedua fitur ini hanya bisa digunakan jika perusahaanmu sudah bekerja sama dengan kami.
Maka dari itu, jangan sampai ketinggalan. Yuk, pelajari GajiGesa lebih lanjut dan rekomendasikan produk kami pada perusahaanmu dengan mengisi formulir di bawah artikel ini!