
Sejatinya, menerima gaji setiap bulan menjadi momen yang paling ditunggu oleh setiap karyawan. Namun, di balik nominal angka yang masuk ke rekening, ada satu hal penting yang tak boleh diabaikan, yaitu pajak penghasilan.
Sebagai bagian dari kewajiban finansial, HR yang bertanggung jawab atas karyawan perlu memahami berapa besar pajak yang harus dibayarkan dan bagaimana cara menghitungnya secara tepat.
Dalam konteks ini, penting bagimu untuk mengenali perbedaan antara gaji nett dan gross.
Mengapa demikian? Sebab, kesalahan memahami dua istilah ini bisa berdampak langsung pada perencanaan keuangan pribadi, termasuk perhitungan take-home pay, tunjangan, dan potensi tabungan.
Biasanya, perusahaan menerapkan dua skema. Pertama, dengan memotong pajak langsung dari gaji karyawan (nett), dan kedua, dengan memberikan tunjangan pajak sebagai tambahan penghasilan (gross atau gross up).
Setiap metode memiliki dampaknya masing-masing bagi baik perusahaan maupun karyawan.
Untuk memahami lebih dalam, mari kita bahas perbedaan antara gaji nett, gross, dan metode perhitungan pajak penghasilan yang umum digunakan. Simak ulasannya dalam artikel berikut ini.
Eiitts, sebentar dulu. Supaya kamu bisa memahaminya dengan mudah, cek sekilas infografik yang sudah GajiGesa siapkan di bawah ya!

Apa Itu Gaji Nett?
Sebelum membahas beda gaji nett dan gross, ada baiknya kita ulas terlebih dahulu definisi dari kedua istilah tersebut.
Melansir laman Bank Mega, gaji nett merupakan metode pemotongan pajak yang akan ditanggung oleh perusahaan. Hal ini dilakukan agar setiap bulannya karyawan menerima gaji sesuai dengan jumlah yang tertera dalam perjanjian awal kerja.
Perusahaan sendiri sejatinya menaikkan gaji karyawan karena memiliki kewajiban membayar iuran BPJS kesehatan, ketenagakerjaan, dan tunjangan pensiun.
Jadi, bila disederhanakan, gaji nett merupakan jumlah uang yang benar-benar masuk ke rekening karyawan setiap bulannya. Hal ini mencerminkan penghasilan bersih yang dapat digunakan karyawan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Pengertian Gaji Gross
Di sisi lain, gaji gross adalah metode pemotongan pajak di mana karyawan harus menanggung jumlah pajak penghasilannya sendiri.
Sehingga, perusahaan akan memotong gaji karyawannya setiap bulan sesuai dengan pajak yang harus dibayar.
Intinya, secara garis besar, beda gaji nett dan gross terletak di posisi penanggung. Jika perusahaan menerapkan gaji nett, mereka berkewajiban untuk memotong upah dan iuran karyawan.
Sedangkan, dengan gaji gross, karyawanlah yang menjadi penanggung jawab atas pajak penghasilannya.
Gaji gross pun mencakup semua komponen di luar gaji, layaknya tunjangan, bonus, dan insentif lainnya.
Lalu, Apa itu Gross up?
Gaji gross up adalah metode perhitungan di mana perusahaan menanggung pajak karyawan sehingga jumlah pendapatan yang diterima karyawan tetap sama seperti gaji nett meskipun sudah dipotong pajak.
Ini sering dilakukan untuk memberikan insentif lebih kepada karyawan tanpa mereka merasakan beban pajak.
Ketentuan Perhitungan Potongan Gaji

Meskipun definisinya tak serupa, ketentuan potongan upah sejatinya tidak beda untuk gaji nett dan gross.
Ya, bagi kamu yang belum tahu, setiap bulannya karyawan akan dikenakan beberapa potongan untuk iuran yang telah ditetapkan pemerintah. Berikut ini adalah ketentuannya:
- BPJS Ketenagakerjaan: 2%
- BPJS Kesehatan: 1%
- Uang pensiun: 1%
- PPh 21: potongan pajak penghasilan akan dipotong sesuai dengan besaran gaji yang diterima karyawan. Di bawah ini adalah rincian potongan berdasarkan penghasilannya:
– Penghasilan < Rp50 juta/tahun: 5%
– Penghasilan Rp50 juta s.d. Rp250 juta/tahun: 15%
– Penghasilan Rp250 juta s.d. Rp500 juta/tahun: 25%
– Penghasilan di atas Rp500 juta: 30%
Sebelum memahami perhitungan gaji net dan gross, kita akan menggunakan contoh kasus sebagai gambaran.
Sari belum menikah dan bekerja sebagai karyawan dengan gaji per bulan sebesar Rp5 juta.
Gaji Sari per bulan = Rp5 juta
Gaji Sari per tahun = Rp 5 juta x 12 = Rp60 juta.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan, Pasal 1 Nomor 101/PMK.010/2016, besarnya penghasilan tidak kena pajak (PTKP) disesuaikan menjadi Rp54 juta untuk Wajib Pajak orang pribadi.
Maka perhitungan PPh 21-nya yaitu:
PKP = penghasilan bersih – PTKP
= Rp60 juta – Rp54 juta
= Rp6 juta
Berdasarkan perhitungan PPh 21, Sari dikenakan potongan pajak 5%
PPh 21 terutang = (Rp5 juta x 12) x 5%
= Rp3 juta
= Rp3 juta / 12 bulan
= Rp250 ribu
Rumus Perhitungan Gaji Nett

Nah, kali ini kita akan bahas beda metode perhitungan antara gaji nett dan gross.
Jika perusahaan menerapkan gaji nett, Sari tetap menerima upah sebesar Rp5 juta. Dengan iuran BPJS dan pensiun yang ditanggung sendiri.
Rumus Perhitungan Gaji Gross
Sementara itu, apabila perusahaannya menerapkan gaji gross, upah yang diterima Sari belum masuk ke dalam potongan iuran. Berikut ini adalah rinciannya agar lebih mudah untuk dihitung.
Gaji per bulan | = Rp5.000.000 |
Potongan | |
BPJS Kesehatan (1% x Rp5 juta) | = Rp50.000 |
BPJS Ketenagakerjaan (2% x Rp5 juta) | = Rp100.000 |
Uang pensiun (1% x Rp5 juta) | = Rp50.000 |
PPh 21 | = Rp250.000 |
Gaji Sari setelah dipotong | = Rp4.550.000 |
Berarti setiap bulannya Sari akan menerima gaji sebesar Rp4,5 juta.
Itulah pemaparan mengenai beda gaji nett, gross beserta gross up, dan rumus menghitungnya.
Memahami perbedaan gaji nett, gross, dan gross up memang sangat penting, baik bagi karyawan maupun pihak HR dan perusahaan.
Dengan memahami cara kerja dan rumus perhitungannya, kamu akan menjadi lebih bijak dalam mengelola penghasilan, merencanakan keuangan, dan memenuhi kewajiban pajak dengan tepat.
Namun, perencanaan keuangan tak hanya soal menghitung potongan pajak. Dalam keseharian kita, kebutuhan mendesak bisa datang kapan saja, tak peduli kalau gaji hanya datang sebulan sekali.
Nah, di sinilah Earned Wage Access (EWA) GajiGesa hadir untuk membantu.
Dengan layanan Earned Wage Access (EWA) kami, karyawanmu nanti dapat mengakses sebagian gaji yang sudah mereka hasilkan sebelum tanggal gajian tiba.
Solusi ini tak hanya memberikan fleksibilitas, tapi juga membantu mencegah stres finansial dan ketergantungan pada utang berbunga tinggi.
EWA GajiGesa pun terbukti dapat meningkatkan loyalitas, mengurangi tingkat absensi, dan menurunkan stres finansial yang sering memengaruhi produktivitas kerja.
Dengan menyediakan akses gaji yang lebih fleksibel, perusahaan menunjukkan kepedulian nyata terhadap kesejahteraan karyawan yang pada akhirnya berdampak langsung pada kinerja dan retensi tim.
Kelola gaji karyawan dengan lebih cerdas dan atur keuangan dengan lebih tenang. Temukan kemudahan EWA dari GajiGesa sekarang juga!