logo GajiGesa

Blog

Take Home Pay: Definisi, Komponen, dan Contoh Perhitungannya

take home pay adalah

Sekarang ini, take home pay adalah salah satu istilah terpenting yang perlu dipahami oleh pegiat HR dan para pekerja.

Mengapa demikian? Sebab, pada dasarnya, jenis upah ini sangatlah berbeda dengan gaji pokok yang selama ini kita kenal.

Mulai dari rumus perhitungan, definisi, hingga komponen-komponen di dalamnya pun tidak bisa diserupakan dengan gaji.

Lalu, apa sih yang dimaksud dengn take home pay itu? Seperti apa cara menghitungnya yang perlu diketahui HR dan para pekerja?

Nah, tidak perlu khawatir, GajiGesa telah merangkum semuanya untukmu. Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

Apa Itu Take Home Pay?

Take home pay adalah pembayaran upah yang diterima oleh karyawan di mana proses penghitungannya mempertimbangkan penambahan pendapatan rutin, pendapatan insidental, serta dikurangi komponen pemotongan gaji

Dalam definisi lain, jenis upah ini mengacu pada jumlah pendapatan bersih yang diterima karyawan setelah gajinya dikurangi pajak, tunjangan, dan kontribusi sukarela, seperti asuransi atau iuran pokok karyawan. 

Selain itu, take home pay juga disebut sebagai gaji netto atau gaji bersih, yang secara harafiah bakal dibawa pulang oleh seorang karyawan.

Komponen Perhitungan Take Home Pay

komponen perhitungan take home pay

Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, take home pay adalah jumlah pendapatan bersih yang bakal diterima karyawan.

Berbeda dengan gaji pada umumnya, jenis upah ini terdiri dari beberapa komponen yang wajib disertakan oleh perusahaan.

Nah, agar tidak salah hitung, berikut adalah beberapa komponen dalam take home pay yang perlu kamu pelajari.

  • Pendapatan rutin, yaitu komponen gaji rutin yang diberikan perusahaan kepada karyawan berdasarkan kesepakatan dalam perjanjian tertulis. Terdiri dari gaji pokok, tunjangan tidak tetap, dan tunjangan tetap.
  • Pendapatan insidental, yaitu pendapatan tidak tetap yang didapatkan oleh karyawan karena alasan tertentu. Contohnya, mendapatkan bonus, lembur, laba, hingga prestasi dari perusahaan. 
  • Komponen pemotongan gaji, bentuknya seperti iuran BPJS Ketenagakerjaan, BPJS Kesehatan, PPh 21, utang atau tunggakan kepada perusahaan dan lainnya.

Komponen Perhitungan Upah

komponen perhitungan upah

Kebutuhan HR dan pekerja adalah mengetahui komponen perhitungan take home pay.

Namun, sejatinya kamu juga harus mengetahui komponen perhitungan upah. Hal itu berlaku karena keduanya saling berkaitan.

Nah, untuk memudahkanmu untuk memahami hal tersebut, pemerintah melalui Perpu Nomor 78 Tahun 2015 sudah mengatur tentang tiga komponen upah, seperti:

  • Gaji pokok, yaitu upah yang dibayarkan oleh perusahaan kepada karyawan berdasarkan jenis pekerjaan atau tingkatannya. Besarnya gaji pokok ini didapatkan saat adanya kesepakatan dalam kontrak kerja terkait upah yang diinginkan oleh karyawan.  
  • Tunjangan tidak tetap, yaitu pembayaran secara langsung dan tidak langsung yang dibayarkan secara tidak tetap kepada karyawan atau keluarganya. Contohnya, tunjangan makan dan tunjangan transportasi yang diberikan atas dasar kehadiran karyawan.
  • Kemudian, tunjangan tetap, yaitu pembayaran teratur yang diberikan kepada karyawan atau keluarga karyawan bersamaan dengan pembayaran gaji pokok. Contohnya, tunjangan istri dan anak, transportasi bila tidak berdasarkan kehadiran, dan lainnya.

Selain memahami tiga komponen upah di atas, kamu juga perlu mengetahui tentang istilah Upah Minimum Provinsi (UMP).

UMP adalah standar minimum yang digunakan oleh perusahaan untuk memberikan upah kepada karyawan, di mana setiap daerah memiliki nilai UMP berbeda-beda.

Oleh sebab itu, UMP penting diketahui untuk memberikan penawaran gaji kepada karyawan, agar sesuai dengan nilai UMP di setiap daerahnya.

Cara Menghitung Take Home Pay

cara menghitung take home pay

Rumus

Berikut adalah rumus take home pay yang bisa kamu ambil contoh:

Take home pay = (Pendapatan Rutin + Pendapatan Insidental) – (Komponen Pemotongan Gaji)

Contohnya:

Hani adalah seorang karyawan swasta yang setiap bulannya memiliki gaji pokok Rp5.000.000 per bulan. Setiap bulan Hani mendapat tunjangan tetap makan sebesar Rp500.000. Kebetulan di bulan ini Hani mendapatkan bonus sebesar Rp3.500.000.

Meski begitu, Hani juga setiap bulannya memiliki pemotongan pinjaman kredit laptop sebesar Rp50.000 per bulan, pemotongan BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan Rp200.000, serta pengurangan PPh 21 Rp250.000.

Lalu berapakah take home pay Hani bulan ini?

Diketahui: 

  • Gaji pokok Hani : Rp5.000.000
  • Tunjangan tetap makan Rp500.000
  • Bonus Hani : Rp3.500.000 

Komponen pemotongan gaji

  • Cicilan kredit laptop per bulan: Rp50.000
  • Iuran BPJS Kesehatan + Ketenagakerjaan:  Rp200.000
  • Pajak PPh 21 Rp 250.000

Jadi,

Take home pay = (Pendapatan Rutin + Pendapatan Insidental) – (Komponen Pemotongan Gaji)

(Rp 5.000.000 + Rp 500.000 + 3.500.000) – (Rp 50.000 + Rp 200.000+ Rp 250.000) = THP

(Rp 9.000.000 – Rp. 500.000) = Rp 8.500.000 

Jadi, take home pay yang di bawa oleh Hani pada bulan ini adalah Rp 8.500.000.

Itulah pemaparan singkat GajiGesa mengenai serba-serbi take home pay yang wajib kamu pahami. Jangan lupa dicatat, ya!

Hubungi Kami