Blog

Biaya Turnover Karyawan: Dampak, Faktor Finansial, dan Cara Efektif untuk Menekannya

biaya turnover

Biaya turnover karyawan adalah salah satu jenis pengeluaran tersembunyi yang sering tidak disadari perusahaan. Meskipun demikian, dampaknya sangat besar terhadap nilai profitabilitas dan stabilitas operasional bisnis. 

Pada dasarnya, turnover karyawan terjadi ketika seorang pegawai meninggalkan perusahaan, baik secara sukarela maupun karena keputusan manajemen. 

Hal ini menyebabkan pergantian tenaga kerja yang dapat membawa konsekuensi finansial, seperti kebutuhan biaya rekrutmen, pelatihan, hingga hilangnya produktivitas tim.

Nah, di era modern ini salah satu faktor penting yang sering memicu turnover adalah kondisi finansial karyawan.

Karyawan yang mengalami tekanan ekonomi cenderung kurang fokus, lebih mudah stres, dan akhirnya mencari peluang kerja yang dianggap lebih menguntungkan. 

Inilah mengapa perusahaan harus memperhatikan kesejahteraan finansial karyawannya sebagai bagian dari strategi retensi.

Apa yang Dimaksud dengan Biaya Turnover?

biaya turnover

Biaya turnover mencakup seluruh pengeluaran yang timbul akibat pergantian karyawan.

Menurut Jovite, biaya ini bisa mencapai 50%–200% dari gaji tahunan karyawan tergantung pada posisi dan tingkat keahliannya. 

Komponen biaya turnover biasanya meliputi:

  • Biaya rekrutmen: Pemasangan iklan lowongan kerja, jasa headhunter, hingga biaya proses seleksi
  • Pelatihan dan onboarding: Waktu dan sumber daya yang diinvestasikan untuk melatih karyawan baru
  • Produktivitas yang hilang: Karyawan baru membutuhkan waktu untuk mencapai kinerja optimal
  • Gangguan operasional: Kekosongan posisi yang berakibat pada keterlambatan proyek atau beban kerja berlebih pada tim

Semakin tinggi tingkat turnover, semakin besar pula beban finansial yang harus ditanggung perusahaan.

Bagaimana Kondisi Finansial Karyawan Memengaruhi Retensi?

retensi karyawan

Kesejahteraan finansial karyawan memegang peran besar dalam keputusan mereka untuk bertahan atau meninggalkan perusahaan. 

Bahkan, banyak riset menyebut bahwa masalah keuangan pribadi merupakan salah satu penyebab terbesar meningkatnya biaya turnover di perusahaan. 

Berikut beberapa dampak nyata kondisi finansial terhadap retensi karyawan:

1. Stres finansial mengganggu kinerja

Karyawan yang memiliki beban finansial tinggi misalnya cicilan, biaya pendidikan anak, atau utang darurat cenderung mengalami stres yang memengaruhi fokus kerja. 

Stres ini tidak hanya mengurangi produktivitas, tetapi juga meningkatkan risiko kesalahan kerja dan absenteeism

Dalam jangka panjang, karyawan yang terus-menerus berada di bawah tekanan finansial lebih rentan untuk mengundurkan diri demi mencari solusi yang dirasa dapat memperbaiki kondisi ekonominya.

2. Mencari peluang dengan gaji lebih tinggi

Kondisi keuangan yang terbatas sering menjadi pemicu utama karyawan untuk aktif mencari pekerjaan baru. 

Mereka akan lebih tertarik pada perusahaan yang mampu menawarkan gaji atau tunjangan lebih besar, meskipun lingkungan kerja di tempat lama sudah nyaman. 

Perusahaan yang gagal menyediakan benefit finansial kompetitif akan kesulitan mempertahankan talenta, sehingga biaya turnover meningkat akibat pergantian karyawan yang berulang.

3. Biaya hidup yang meningkat

Inflasi, kenaikan harga kebutuhan pokok, dan perubahan gaya hidup membuat banyak karyawan merasa penghasilan mereka tidak lagi mencukupi. 

Jika perusahaan tidak menyesuaikan kompensasi atau menyediakan dukungan finansial fleksibel, karyawan akan merasa tertekan. 

Situasi ini dapat memicu mereka untuk mencari pekerjaan lain yang menawarkan paket gaji lebih besar atau benefit tambahan, yang akhirnya meningkatkan perputaran karyawan.

4. Keseimbangan kehidupan kerja yang terganggu

Masalah keuangan tidak hanya memengaruhi dompet karyawan, tetapi juga kesehatan mental, fisik, dan kehidupan pribadinya. 

Karyawan yang terus khawatir tentang uang cenderung membawa beban tersebut ke lingkungan kerja, mengurangi semangat dan energi untuk berkontribusi. 

Tanpa solusi yang meringankan beban tersebut, risiko kehilangan karyawan terbaik meningkat, sehingga biaya turnover pun ikut naik.

Strategi Menekan Biaya Turnover Melalui Dukungan Finansial

strategi retensi karyawan

Untuk menekan biaya turnover, perusahaan dapat mengadopsi strategi yang mengutamakan kesejahteraan finansial karyawan. 

Salah satunya adalah dengan menyediakan benefit fleksibel yang relevan dengan kebutuhan mereka.

1. Menawarkan Earned Wage Access (EWA)

Earned Wage Access (EWA) adalah fasilitas yang memungkinkan karyawan mengakses sebagian gaji yang sudah mereka peroleh sebelum tanggal gajian. 

Dengan EWA, karyawan tidak perlu mengandalkan pinjaman berbunga tinggi atau utang darurat, sehingga tekanan finansial berkurang.

Manfaat EWA bagi perusahaan dan karyawan:

  • Mengurangi stres leuangan: Karyawan dapat memenuhi kebutuhan mendesak tanpa meminjam dari sumber berisiko seperti pinjaman online ilegal
  • Meningkatkan kepuasan dan loyalitas: Karyawan merasa dihargai dan diperhatikan, sehingga kecil kemungkinan untuk resign
  • Produktivitas lebih tinggi: Dengan pikiran yang tenang, karyawan dapat bekerja lebih fokus dan efisien

Earned Wage Access (EWA) GajiGesa Solusi Meningkatkan Retensi Karyawan

E

2. Edukasi literasi keuangan

Program pelatihan keuangan membantu karyawan mengatur penghasilan dan mengelola pengeluaran dengan lebih baik.

Sehingga, mereka tidak terjebak masalah finansial yang membuat beban pikiran hingga berpengaruh terhadap produktivitas kerjanya.

3. Paket benefit yang kompetitif

Selain gaji, tunjangan kesehatan, asuransi, dan program bonus tahunan, perusahaan juga dapat menawarkan benefit tambahan.

Sebagai contoh, tunjangan transportasi, subsidi makan siang, cuti tambahan di luar ketentuan, serta fasilitas pelatihan atau sertifikasi gratis. 

Paket benefit yang lengkap dapat meningkatkan rasa aman dan kepuasan karyawan, sehingga retensi lebih terjaga.

Menghitung Potensi Penghematan Biaya Turnover dengan Strategi Retensi yang Tepat

strategi retensi

Salah satu cara untuk memahami pentingnya mengelola retensi karyawan adalah dengan menghitung potensi penghematan dari penurunan turnover.

Sebagai contoh, jika biaya turnover untuk satu posisi setara dengan 100% gaji tahunan karyawan, yaitu Rp120 juta, dan perusahaan kehilangan 10 karyawan per tahun, maka total biaya yang harus dikeluarkan mencapai Rp1,2 miliar.

Sekarang, bayangkan jika perusahaan berhasil menurunkan angka turnover sebesar 30% melalui strategi retensi efektif seperti penerapan Earned Wage Access (EWA). 

Dengan langkah ini, penghematan yang bisa diperoleh mencapai Rp360 juta per tahun.

Angka tersebut bisa dialokasikan kembali untuk program pengembangan karyawan, inovasi bisnis, atau peningkatan fasilitas kerja yang semakin memperkuat loyalitas tim.

Hubungi Kami