Blog

7 Perbedaan Deposito vs Reksadana: Mana yang Tepat untuk Karyawan?

reksadana vs deposito

Sebagai seorang pemula dalam dunia investasi, pasti kamu pernah membandingkan benefit deposito vs reksadana. Lalu, mana instrumen yang sekiranya lebih cocok untuk karyawan?

Pada dasarnya, reksadana menjadi wadah untuk menghimpun dana masyarakat yang dikelola oleh badan hukum bernama Manajer Investasi.

Dana tersebut kemudian diinvestasikan ke dalam surat berharga seperti saham, obligasi dan instrumen pasar uang.

Di sisi lain, deposito adalah tempat penyimpanan uang di bank yang memberikan jaminan keamanan serta imbal hasil berupa bunga.

Nah, sebelum menanam modal pada salah satu instrumen investasi tersebut, yuk pelajari dulu perbandingan deposito vs reksadana dalam rangkuman di bawah ini!

Perbedaan Deposito vs Reksadana

reksadana vs deposito

Terdapat banyak perbedaan antara deposito vs reksadana pasar uang, mulai dari jenis, sifat instrumen sampai risikonya.

Untuk menentukan instrumen yang paling tepat untukmu, berikut perbedaannya GajiGesa jelaskan buat kamu:

1. Pengelola

Perbedaan pertama antara deposito vs reksadana adalah lembaga pengelolanya.

Apabila memilih untuk berinvestasi dalam deposito, keseluruhan uang yang kamu tuang akan dikelola secara langsung oleh bank.

Dana tersebut bakal digunakan oleh pihak bank untuk menyalurkan kredit kepada nasabah.

Di sisi lain, reksadana dikelola oleh manajer investasi secara personal. Mereka akan mengelola uang yang kamu investasikan pada berbagai jenis instrumen, seperti saham, obligasi dan pasar uang.

2. Penyimpanan uang

Perbedaan deposito vs reksadana yang kedua adalah metode penyimpanan uang.

Ketika mengambil deposito, uang kamu akan disimpan oleh bank penerbit, sehingga pengembaliannya akan bergantung pada kondisi kesehatan bank tersebut.

Apabila bank mengalami masalah, bukan tak mungkin kamu bakal kesulitan ketika harus mencairkan dana deposito.

Sedangkan, dengan reksadana kamu akan menempatkan uang di berbagai tempat. Misalnya, jika kamu sudah melakukan investasi saham, dana tersebut bakal disebar.

Alhasil, ketika satu saham bermasalah, saham di tempat lainnya akan menyelamatkan dana yang sudah kamu investasikan.

3. Modal awal

Perbedaan deposito vs reksadana selanjutnya adalah modal awal.

Biasanya, saat kamu membuka rekening deposito, bank akan mengenakan setoran awal sebesar Rp500 ribu sampai Rp10 juta.

Di sisi lain, modal awal untuk investasi reksadana jauh lebih terjangkau dan bisa dilakukan dengan minimum pembelian yang bervariasi, mulai dari Rp10 ribu sampai Rp100 ribu.

4. Imbal hasil

Perbedaan deposito vs reksadana lainnya adalah imbal hasil.

Sejak awal investasi, bank telah menentukan bunga atau imbal hasil yang akan kamu peroleh saat membuka rekening deposito.

Oleh karena itu, imbal hasil yang didapatkan setiap bulannya akan selalu sesuai dengan perjanjian awal pembukaan rekening.

Lain halnya dengan reksadana yang imbal hasilnya ditentukan berdasarkan produk kelolaan manajer investasi.

Sebagai contoh, reksadana pasar uang A mengalokasikan 100% dana kelolaannya pada produk deposito dan surat berharga yang jatuh tempo lebih dari satu tahun.

Maka dari itu, performa deposito dan surat berharga tersebut akan berpengaruh pada pertumbuhan nilai reksadana serta perolehan imbal hasilnya.

5. Nilai pajak

Perbedaan deposito dan reksadana berikutnya yang perlu diperhatikan adalah nilai pajak.

Saat kamu menyimpan uang dalam bentuk tabungan atau deposito, bank akan mengenakan pajak sebesar 20% dari total imbal hasil.

Berbeda dengan reksadana yang tidak mengenakan pajak dan biaya admin, sehingga imbal hasil kamu lebih optimal.

Dengan demikian, apabila dilihat dari nilai pajaknya, reksadana jauh lebih menguntungkan dibanding deposito.

6. Likuiditas

Perbedaan deposito vs reksadana selanjutnya yang wajib dipertimbangkan adalah likuiditas.

Deposito memiliki jangka waktu penyimpanan yang beragam, mulai dari 3 bulan sampai 3 tahun. Kendati demikian, dana yang kamu investasikan tetap bisa dicairkan dengan syarat tertentu.

Misalnya, deposito dapat dicairkan sebelum waktu penyimpanan berakhir. Akan tetapi, pihak bank akan mengenakan biaya penalti atau denda tertentu.

Sedangkan, reksadana sifatnya lebih fleksibel. Kamu dapat menjual aset kapan saja, tetapi dengan catatan bahwa pencairan dana membutuhkan waktu maksimal 7 hari untuk dikirimkan ke rekening.

7. Risiko

Perbedaan deposito vs reksadana yang terakhir adalah risiko.

Deposito memiliki resiko yang relatif rendah. Sebab, aset yang kamu investasikan bakal dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga sebesar Rp2 miliar.

Jadi, jika sewaktu-waktu bank penyedia deposito mengalami kebangkrutan, uang kamu tidak akan hangus.

Sementara itu, produk reksadana memiliki risiko yang beragam tergantung pada jenisnya. 

Demikian penjelasan dari perbedaan deposito dengan reksadana. Kedua instrumen memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing.

Oleh karena itu pastikan untuk memilih produk dengan teliti dan pertimbangkan kembali dengan kondisi finansialmu sekarang.

Hubungi Kami