Dalam dunia investasi, diversifikasi adalah salah satu metode yang kerap dipandang sebelah mata.
Padahal, inisiatif tersebut bisa menghadirkan banyak keuntungan bagi para investor yang terlibat.
Melansir laman Investopedia, diversifikasi dirancang secara khusus untuk membantu mengurangi volatilitas portofolio investor dari waktu ke waktu.
Praktik kerjanya juga bisa menyeimbangkan skala risiko dan imbalan yang nanti bakal diterima oleh investor.
Meskipun demikian, diversifikasi sendiri tak bisa dilakukan secara asal. Sebagai investor pemula, kamu harus tetap waspada dan mempertimbangkan segala aset yang dipilih.
Nah, memangnya apa yang dimaksud dengan diversifikasi investasi ini? Seperti apa cara jitu untuk menerapkan inisiatif tersebut?
Agar lebih jelas, yuk, simak rangkuman lengkap GajiGesa dalam artikel berikut ini!
Mengenal Diversifikasi Investasi
Pada dasarnya, menurut laman Fidelity, diversifikasi investasi adalah proses penyebaran dana investasi ke dalam beberapa instrumen yang memiliki karakteristik berbeda.
Perbedaan karakteristik di sini mengacu pada level likuiditas, risiko, beserta potensi imbalan atau return yang ditawarkan masing-masing instrumen.
Sebagai contoh nih, jika menempatkan modal pada saham, return-nya akan berbeda bila kamu juga berinvestasi dalam obligasi dan reksa dana.
Nah, meskipun hasil imbalannya tidak serupa, menanam modal pada aset yang berbeda bisa menghindarimu dari risiko kerugian besar.
Sebab, ketika salah satu aset ternyata tidak mampu mendatangkan return, kemungkinan yang lain untuk untung masih berlaku.
Melihat cara kerjanya, perumpaan dari diversifikasi investasi adalah untuk tidak meletakkan seluruh telur dalam satu keranjang.
Sebab, jika suatu saat keranjangnya jatuh, semua telurmu akan pecah. Dalam kata lain, kamu bakal merasakan kerugian sebesar-besarnya.
Tips untuk Diversifikasi Investasi
1. Segera tentukan alokasi aset
Jika ingin upaya diversifikasi aset berhasil, yang perlu kamu lakukan pertama adalah menentukan alokasi aset.
Menurut laman Hackernoon, alokasi aset merupakan sebuah strategi, di mana investtor menyeimbangkan aset yang ada di portofolio satu dengan portofolio yang lain.
Ketika menentukan alokasi aset, kamu harus menyesuaikannya dulu dengan risk tolerance, tujuan investasi, serta jangka waktunya.
Sebagai contoh nih, saat ini kamu tengah menanam uang di saham. Kemudian, kamu ingin diversifikasi ke obligasi karena risk tolerance-mu cocok dengan instrumen tersebut.
Selanjutnya, kamu bisa langsung mengalokasikan aset dengan seimbang, misalnya 60% di saham, dan 40% di obligasi.
2. Pahami risk tolerance
Melihat penjelasan sebelumnya, GajiGesa menuturkan sebuah istilah yakni risk tolerance. Nah, hal satu ini wajib kamu pahami.
Pada dasarnya, risk tolerance adalah kemampuan realistis seorang investor untuk menerima perubahan dalam nilai investasi.
Dalam kata lain, hal ini mengacu pada kebolehan kamu untuk memahami profil risiko portofolio investasi sebelum melakukan diversifikasi.
Dengan menguasai risk tolerance, kamu nantinya takkan sembarangan jika ingin diversifikasi instrumen investasi. Alhasil, keuntungan yang diraih bisa jadi lebih maksimal.
Jika kamu masih bingung, salah satu cara paling tepat mengenal risk tolerance untuk diversifikasi investasi adalah dengan memahami cara kerja instrumen yang ingin kamu pilih.
3. Pantau pergerakan instrumen
Tips berikutnya adalah untuk secara aktif memantau pergerakan instrumen yang kamu pilih.
Tips satu ini sifatnya wajib untuk kamu lakukan secara rutin. Mengapa demikian? Sebab, nilai dari tiap instrumen investasi itu tak pernah stagnan, alias cenderung berubah.
Bila nanti ada yang benar-benar mengalami penurunan nilai, kamu bisa langsung melakukan rebalancing.
Istilah tersebut mengacu pada suatu proses untuk menyeimbangkan aset yang diinvestasikan dalam portofolio.
4. Ikuti strategi beli – tahan
Nah, salah satu hal yang sering dilakukan investor berpengalaman ketika diversifikasi investasi adalah mengikuti strategi beli – tahan atau buy & hold.
Melansir laman Forbes, strategi ini mendorong investor untuk tidak langsung menjual aset yang baru dibeli dalam waktu singkat.
Inisiatif ini dapat menstabilkan portofolio investasimu meskipun tengah terjadi fluktuasi besar di pasar.
Strategi beli – tahan ini juga bisa memberi kesempatan untuk terus mengembangkan nilai aset yang sudah kamu beli.
5. Menilai risiko kualitatif
Tips terakhir yang bisa kamu ikuti untuk diversifikasi investasi adalah menilai risiko kualitatif setiap aset.
Penilaian risiko ini merupakan istilah umum yang kerap digunakan investor untuk menentukan kemungkinan kerugian pada sebuah aset.
Menilai risiko sangat penting untuk dilakukan, karena nanti kamu jadi bisa menentukan seberapa berharganya suatu aset dan proses terbaik untuk memitigasi risiko yang ia tawarkan.
Kegiatan ini pun bisa menyajikan berbagai keuntungan positif, terutama bila dibandingkan dengan profil risiko investasimu.
Namun, sebagai saran, kamu sebagai pemula baiknya beralih pada instrumen yang terkenal aman dan menawarkan ragam keuntungan.
Nah, salah satu pilihan instrumen yang sesuai dengan deskripsi tersebut adalah emas digital, terutama yang tersedia di fitur investasi emas GajiGesa.
Ya, GajiGesa kini menawarkan fitur investasi emas digital yang hadir sebagai bentuk kerja sama dengan Treasury, aplikasi Investasi emas yang terpercaya.
Program investasi emas ini bisa kamu akses kapanpun diperlukan. Pembeliannya pun bisa langsung menggunakan saldo EWA.
Sehingga, kamu tak perlu cemas. Meskipun keuangan di tengah bulan mulai tipis, kesempatan untuk meraih emas tersedia setiap kapan saja, hanya buat kamu!
Emas digital yang mereka sediakan pun cocok untuk pemula. Selain modalnya tidak besar, emas yang mereka simpan hadir dalam kadar 24 karat. Risiko minim dan keuntungan besarnya mudah untuk dicairkan.
Menarik, kan? Nah, fitur ini hanya bisa digunakan jika perusahaanmu sudah bekerja sama dengan kami.
Maka dari itu, jangan sampai ketinggalan. Yuk, pelajari GajiGesa lebih lanjut dan rekomendasikan produk kami pada perusahaanmu dengan mengisi formulir di bawah ini!