logo GajiGesa

Blog

Pekerja Indonesia Lebih Puas dengan Earned Wage Access (EWA): Temuan Survei oleh GAJIGESA-INDEF

Kira-kira, seperti apa dampak earned wage access (EWA) terhadap kepuasan pekerja di Indonesia? Simak lengkapnya dalam rangkuman berikut ini!
ewa di indonesia

Jakarta, 28 Februari 2023 – Pertumbuhan ekonomi global kini berangsur membaik dan perlahan pulih. Menurut perkiraan Bank Indonesia, pertumbuhan ekonomi negara akan tetap kuat tahun ini, berkisar antara 4,5 hingga 5,3 persen.

Terlepas dari harapan proyeksi positif, tenaga kerja Indonesia masih berjuang untuk memulihkan diri dan mencapai stabilitas keuangan pascapandemi. Gejolak ekonomi global dan ragam tantangan lainnya berdampak langsung maupun tidak langsung bagi kehidupan pekerja Indonesia.

GajiGesa, platform kesehatan finansial dan benefit karyawan terkemuka yang menyediakan Earned Wage Access (EWA) di Indonesia dan Asia Tenggara dan Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) baru-baru ini melakukan survei tentang peluang EWA di Indonesia.

Survei mengungkapkan bahwa hampir 35% pekerja dewasa di Indonesia tidak puas dengan upah mereka saat ini dan merasa tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar mereka.

Selain itu, ketidakpuasan mereka juga dipengaruhi oleh kenaikan harga barang yang tidak sejalan dengan kenaikan pendapatan secara bertahap.

Melihat kembali data International Labour Organization (ILO) pada tahun 2019, pendapatan tenaga kerja Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

Sebagai perbandingan, rata-rata pekerja di Indonesia berpenghasilan USD 385 atau setara dengan Rp 5 juta per bulan, sedangkan orang Malaysia berpenghasilan sekitar Rp 18 juta per bulan.

Selain itu, pendapatan rata-rata pekerja Indonesia yang rendah mendorong permintaan pinjaman yang tinggi, dengan 60% pekerja aktif berhutang.

Faktanya, Findex Global Bank Dunia melaporkan tahun lalu bahwa hanya 14% pekerja dewasa Indonesia yang memiliki akses ke bank, sementara sisanya harus bergantung pada pemberi pinjaman informal – menjebak mereka dalam lingkaran setan di bawah kondisi predator.

Dengan pendapatan pekerja Indonesia yang relatif rendah, kemampuan mereka untuk menyisihkan dana untuk keadaan darurat juga mengkhawatirkan. Hanya 32,75% dari mereka yang mampu memiliki dana cadangan setidaknya untuk tujuh hari ke depan” jelas Izzudin Al Farras Adha, Peneliti Center of Digital Economy and SME, INDEF

“Sekitar 52,9% pekerja mengalami kesulitan keuangan pada akhir bulan, sementara 19% mulai kekurangan uang tunai di tengah bulan, dan 2,8% di awal bulan,” tambahnya.

Kebutuhan akan solusi keuangan yang lebih inklusif untuk meningkatkan kesehatan keuangan jangka panjang sudah sangat jelas dan penting.

GajiGesa, sebagai pelopor EWA di Indonesia, telah mendorong upaya untuk mewujudkan ketahanan dan keamanan finansial pekerja di setiap tempat kerja.

ewa di indonesia

“GajiGesa bertekad menjadikan Earned Wage Access sebagai landasan layanan keuangan inklusif di Indonesia. Hasil survei jelas menyampaikan bahwa karyawan dan pemberi kerja menginginkan jalan tengah bersama berupa akses tarik gaji sesuai permintaan. Dengan demikian, solusi ini bisa memberikan kontrol keuangan lebih besar serta meningkatkan keamanan finansial dan produktivitas karyawan dari waktu ke waktu,” jelas Vidit Agrawal, Founder & CEO GajiGesa.

“Platform EWA atau akses gaji instan, seperti GajiGesa, bisa membantu bisnis untuk mengoptimalkan arus kas perusahaan secara lebih baik, meningkatkan produktivitas karyawan, serta melindungi karyawan dari pemberi pinjaman informal atau rentenir,” tambahnya.

Selain itu, survei menunjukkan bahwa 91,4% responden yang sudah menggunakan EWA setuju bahwa gaji mereka terasa lebih mencukupi dan 33,13% dari mereka tidak lagi mengalami kekurangan uang tunai sejak saat itu.

Sementara itu, sebagian besar responden yang masih memiliki utang adalah mereka yang belum menggunakan sistem EWA dan 35,14% mengaku tidak mampu memenuhi kebutuhannya jika ada pengeluaran mendesak atau mendadak.

Karyawan tidak memerlukan beban mental di luar pekerjaan saat bekerja, terutama perihal uang. Earned Wage Access atau akses gaji fleksibel berpotensi mengurangi tekanan finansial secara signifikan dan meningkatkan kesehatan finansial bagi jutaan karyawan Indonesia,” kata Vidit.

Pada Oktober 2022, GajiGesa menjadi perusahaan pertama di APAC yang meluncurkan Earned Wage Access melalui WhatsApp, sekaligus memperluas akses keuangan yang lebih bijak ke puluhan juta karyawan.

Saat ini, perusahaan ini telah bermitra dengan hampir 350 perusahaan dan melayani lebih dari 750.000 karyawan di seluruh Indonesia

Poin Data Tambahan dari Survei

  • Sebanyak 91% responden merasa bahwa tingkat kenaikan biaya hidup tidak diimbangi dengan kenaikan gaji mereka.
  • 68,8% merasa bahwa keuntungan terpenting yang dapat ditawarkan perusahaan kepada pekerja adalah keuntungan moneter/finansial.
  • 52,9% responden mengaku kesulitan memegang uang hingga akhir bulan.
  • 66,87% mengakui bahwa mereka pernah mengalami periode kekurangan uang
  • Sebanyak 60% dari total responden mengaku memiliki utang pada saat survei. Sebagian besar responden yang mengaku memiliki utang adalah responden yang tidak menggunakan EWA.
  • Responden yang memiliki utang lebih dari satu kali, 52,6% memiliki utang lebih dari Rp 10 juta dan 15,4% lainnya mengaku memiliki utang di kisaran Rp 2,5 juta hingga Rp 5 juta.
  • 57,8% responden ingin mencairkan gajinya sebelum gajian. Beberapa responden bahkan ingin menerima gaji setiap hari.
  • Para pekerja juga merasakan bahwa dengan adanya sistem gaji instan juga dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam mengelola keuangan pribadi dengan lebih baik (64,90%), memegang kas (29,70%), mengelola hutang pribadi (26,40%), dan berinvestasi (18,90%).

Tentang GajiGesa

GajiGesa

GajiGesa adalah platform kesehatan karyawan holistik dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara yang berkomitmen untuk membantu jutaan karyawan dalam mengendalikan kehidupan finansial mereka secara terstruktur.

Aplikasi GajiGesa memberikan karyawan akses terhadap earned wage access (EWA), edukasi finansial, dan sistem manajemen keuangan lain untuk meningkatkan kondisi keuangan jangka panjang karyawan secara teratur.

Aplikasi ini juga memberdayakan mitra pemberi kerja dengan solusi manajemen tenaga kerja dan platform analitik SDM tingkat perusahaan untuk mengelola pelacakan, penggajian, dan meningkatkan produktivitas, keterlibatan, dan retensi karyawan dengan mengurangi tekanan finansial untuk tim mereka.

GajiGesa telah bermitra dengan lebih dari 300+ pekerja dan melayani lebih dari 750.000+ pengguna di seluruh Indonesia..

GajiGesa mengumpulkan putaran pendanaan pra-Seri A senilai US $6,6 juta pada November 2021, dipimpin oleh MassMutual Ventures, dengan partisipasi dari investor baru yaitu January Capital, Wagestream, Bunda Group, Smile Group, Oliver Jung, mitra Northstar Group termasuk Patrick Walujo, Nipun Mehra (CEO, Ula), dan Noah Pepper (Head of APAC, Stripe), di antara para investor terkemuka lainnya. I

nvestor yang sudah lama bekerja sama dengan kami, yaitu defy.vc, Quest Ventures, GK Plug and Play, Next Billion Ventures juga berpartisipasi dalam putaran tersebutGajiGesa didirikan pada pertengahan 2020 oleh Martyna Malinowska (sebelumnya menjabat sebagai Product Lead di Standard Chartered Bank, Product Director di LenddoEFL) dan Vidit Agrawal (sebelumnya menjabat sebagai Head of Business Development APAC di Stripe, COO di CARRO, dan karyawan pertama di Uber di Asia). GajiGesa berkantor pusat di Singapura. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi https://gajigesa.com


Baca GajiGesa di Media Lainnya

Hubungi Kami