logo GajiGesa

Blog

6 Gaya Investasi yang Perlu Dipertimbangkan oleh Investor Pemula

gaya investasi

Saat ini, memulai upaya investasi menjadi pilihan banyak pekerja untuk memiliki kehidupan finansial yang lebih produktif. Sayangnya, tidak semua investor pemula ini memahami istilah gaya investasi.

Padahal, hal ini dibutuhkan supaya investor bisa meraup untung dengan lebih maksimal, dan menghindari ragam risiko yang mungkin hadir.

Setiap investor pun memiliki gayanya masing-masing. Sehingga, kamu sendiri tak bisa asal pilih.

Gaya berinvestasi yang hendak kamu terapkan harus sesuai dengan profil risiko dan kepribadianmu sendiri selaku investor.

Nah, kira-kira apa saja gaya investasi yang bisa dipertimbangkan agar upayamu bisa membuahkan hasil maksimal? Yuk, simak ulasan lengkapnya di bawah ini!

6 Macam Gaya Investasi

gaya investasi

1. Analisis Fundamental vs Analisis Teknikal

Biasanya, investor menggunakan dua pendekatan untuk menganalisis instrumen finansial, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.

a. Analisis fundamental

Pendekatan ini digunakan untuk menentukan nilai intrinsik dari suatu aset, sehingga dapat dimanfaatkan ketika pasar menilai aset tersebut berbeda dari perkiraan. 

Keuntungan dapat diperoleh dengan membeli aset saat harga pasar lebih rendah dari nilai intrinsik dan menjualnya saat pelaku pasar menyadari nilai sebenarnya dari aset tersebut.

Para penganut analisis fundamental, atau yang dikenal sebagai kaum fundamentalis, meyakini bahwa mereka dapat memanfaatkan data perusahaan yang terbuka untuk umum. 

Sebagai contoh, laporan keuangan dan neraca perusahaan, untuk menentukan nilai saham atau instrumen lain yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut. Mereka memperhatikan arus kas, profitabilitas, rasio, atau indikator penerimaan perusahaan.

Kaum fundamentalis juga percaya bahwa pada akhirnya, harga pasar suatu aset akan sesuai dengan nilai yang dianggap wajar.

Namun, pasar memerlukan waktu untuk menyerap informasi dan menilai dengan benar. 

Oleh karena itu, mereka bersikap sabar setelah berhasil membeli aset pada harga yang dianggap murah, menunggu sampai pasar menyerap informasi dengan benar, dan mendorong harga pasar naik.

b. Analisis teknikal

Dalam pendekatan gaya investasi ini, investor mencoba mengidentifikasi peluang untuk masuk atau keluar dari pasar menggunakan data historis atau pola pergerakan harga aset di masa lalu. 

Analisis ini berbeda dari analisis fundamental yang berfokus pada perbedaan antara harga pasar dan nilai intrinsik suatu aset.

Penganut analisis teknikal meyakini bahwa aspek psikologis mendorong pemain pasar untuk bertindak sesuai dengan pola jual-beli aset yang dapat dikenali.

Sebagai contoh, investor menjual aset ketika harga mencapai level resistance untuk memastikan pengembalian modal dan mencatatkan keuntungan.

Investor tidak seharusnya menggabungkan harga beli aset dalam menentukan harga jual. Sebab, harga beli aset merupakan biaya yang sudah terjadi dan tidak dapat dipulihkan ketika pengambilan keputusan bisnis.

Meski demikian, banyak investor enggan mengakui kerugian tersebut, dan biaya ini sering memengaruhi waktu masuk atau keluar dari pasar.

Nah, kedua jenis analisis tersebut memberikan manfaat dalam investasi. Analisis teknikal terutama efektif di pasar kripto karena pergerakan harganya lebih dipengaruhi oleh momentum, dan banyak pemain pasar menggunakan algoritma dalam perdagangan. 

Di sisi lain, manajer dana internasional memanfaatkan analisis fundamental ketika menempatkan dananya, tetapi juga menggunakan perdagangan berdasarkan analisis teknikal untuk masuk atau keluar dari pasar.

2. Investasi Jangka Panjang vs Trading Harian

Layaknya sebuah pertandingan olahraga, berinvestasi juga memerlukan strategi. Beberapa strategi yang bisa diterapkan berfokus pada pembelian aset dasar dan menyimpannya hingga harga naik, membiarkan waktu bekerja untuk menciptakan efek beragam. 

Di sisi lain, strategi lain mengharuskan partisipan untuk aktif masuk dan keluar dari pasar, beradaptasi dengan volatilitas harga dan momentum pasar.

Nah, berikut ini ada dua gaya investasi utama yang dapat dibedakan berdasarkan lamanya memegang aset, yaitu:

a. Beli dan Tahan (Investasi Jangka Panjang)

Investor jangka panjang mencari aset dengan potensi kenaikan nilai untuk mendapatkan hasil investasi yang layak untuk kelas aset tersebut. 

Dengan dampak bunga majemuk, kenaikan nilai investasi tetap signifikan bahkan jika harga beli aset tersebut sedang tinggi.

Investor jangka panjang tidak terlalu terpengaruh oleh koreksi pasar besar-besaran jika mereka telah mengadopsi strategi jangka panjang.

b. Trading Harian

Dalam trading harian, investor sering kali membeli dan menjual aset berdasarkan analisis teknikal, seperti tren dan pola pada grafik, serta indikator kuantitatif berdasarkan harga, volume perdagangan, dan kecepatan pergerakan harga.

Investor pemula disarankan menggunakan strategi “beli dan tahan” untuk memanfaatkan efek bunga majemuk.

Meskipun demikian, hal ini memerlukan kesabaran dan disiplin, agar aset dapat memberikan tingkat imbal hasil yang memuaskan dalam jangka panjang. 

Seiring dengan pengalaman dan pembelajaran, investor dapat mulai mencari peluang ekstra dengan trading

Trading membutuhkan keahlian yang lebih tinggi dan biasanya melibatkan risiko yang lebih besar.

Maka dari itu, sebagai pemula kamu disarankan untuk memulai dengan aset yang lebih stabil dan banyak dikenal, seperti investasi emas digital

Namun, di mana sih, tempat paling tepat buat kamu untuk mulai investasi emas? Jawabannya tak lain di GajiGesa!

Ya, GajiGesa kini mempunyai fitur investasi emas digital. Fitur ini hadir sebagai bentuk kerja sama dengan Treasury, aplikasi Investasi emas yang terpercaya.

Program investasi emas ini bisa kamu akses kapanpun diperlukan. Pembeliannya pun bisa langsung menggunakan saldo EWA

Sehingga, kamu tak perlu cemas. Meskipun keuangan di tengah bulan mulai tipis, kesempatan untuk meraih emas tersedia setiap kapan saja, hanya buat kamu!

Emas digital yang mereka sediakan pun cocok untuk pemula. Selain modalnya tidak besar, emas yang mereka simpan hadir dalam kadar 24 karat. Risiko minim dan keuntungan besarnya mudah untuk dicairkan.

Menarik, kan? Nah, fitur ini hanya bisa digunakan jika perusahaanmu sudah bekerja sama dengan kami.

Maka dari itu, jangan sampai ketinggalan. Yuk, pelajari GajiGesa lebih lanjut dan rekomendasikan produk kami pada perusahaanmu dengan mengisi formulir di bawah ini!

3. Value Investing

Gaya ini fokus pada pencarian aset dengan harga pasar lebih rendah dari pada nilai buku atau nilai intrinsiknya. 

Para praktisi value investing memilih saham atau aset yang dianggap “diremehkan” oleh pasar.

Sebagai contoh, seorang value investor mungkin membeli saham perusahaan tambang seperti BHP ketika harganya turun akibat pandemi dengan tujuan memperoleh dividen sekaligus menunggu pemulihan harga.

4. Growth Investing

Strategi ini mencari perusahaan dengan keunggulan pasar yang tinggi dibandingkan pesaingnya. 

Keunggulan ini dapat berupa nilai merek yang kuat, hak paten teknologi, atau ekosistem produk yang populer.

Perusahaan-perusahaan tersebut mungkin saat ini tidak menghasilkan laba bersih, tapi memiliki prospek masa depan yang menjanjikan.

Sebagai contoh, Nike dan perusahaan teknologi besar seperti Google, Facebook, Amazon, Microsoft, dan Apple.

5. Momentum Investing

Gaya investasi ini melibatkan pembelian aset yang tengah diminati dan dijual kembali dalam jangka pendek saat harga mencapai puncaknya. 

Investor yang menggunakan momentum investing sering mengikuti tren pasar dan menanggapi pergerakan harga yang sedang naik. Strategi ini umumnya cocok untuk investasi jangka pendek.

6. Algorithmic Trading

Dengan meningkatnya pemanfaatan teknologi, algorithmic trading semakin populer. 

Investor menggunakan kode pemrograman untuk melakukan jual-beli aset berdasarkan perbedaan antara harga pasar dan nilai intrinsik. Strategi ini melibatkan analisis pergerakan harga bahkan dalam skala kecil.

Serta, sering kali digunakan oleh ahli matematika dan ilmuwan nuklir. James Simons, pendiri hedge fund Renaissance Technologies, adalah salah satu contoh sukses dari penggunaan strategi ini.

Nah, itulah beberapa gaya dalam berinvestasi yang bisa kamu pertimbangkan.

Para investor yang berpengalaman biasanya memiliki keahlian dalam satu gaya investasi, tetapi mampu menyesuaikan pendekatannya berdasarkan situasi pasar yang berubah.

Maka dari itu, segera tentukan gaya berinvestasi yang paling sesuai denganmu. Bila dirasa sulit untuk ditentukan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan rekan yang lebih berpengalaman.

Hubungi Kami