Blog

Hiring Freeze: Definisi, Penyebab, dan Strategi HR Menghadapinya

hiring freeze

Pandemi Covid-19 adalah masa yang menyulitkan bagi beberapa perusahaan, sehingga banyak pegiat human resources yang meluncurkan inisiatif hiring freeze.

Istilah tersebut pada dasarnya mengacu pada pembekuan perekrutan yang biasa dilakukan jika keuangan perusahaan sedang tidak stabil.

Umumnya, jenis perusahaan yang banyak melakukan hal ini adalah startup, dan buktinya terlihat saat pandemi Covid-19 kian merebak dan menghambat proses bisnis.

Fenomena ini pun tentunya perlu dilakukan startup sebagai cara untuk menghemat pengeluaran dan mengelola finansial usaha.

Lalu, apa yang sebenarnya dimaksud dengan hiring freeze? Seperti apa strategi HR dalam menghadapi hal tersebut?

Nah, pembahasan lengkapnya akan dikupas tuntas dalam artikel berikut ini. Yuk, disimak!

Apa Itu Hiring Freeze?

pembekuan perekrutan

Jika diartikan secara harafiah, hiring freeze adalah masa pembekuan perekrutan.

Dalam kata lain, perusahaan menghentikan proses perekrutan karyawan untuk sementara waktu, demi menghemat atau mengurangi biaya operasional.

Dilansir dari The Balance, hiring freeze pun sering dianggap sebagai masa di mana pemberi kerja berhenti mengisi posisi terbuka di perusahaan.

Mereka menjeda perekrutan untuk sementara atau tanpa batas waktu. Kemudian, selama masa jeda tersebut, perusahaan juga akan berhenti membuat posisi baru.

Selain itu, kondisi ini pun mengharuskan perusahaan mengosongkan posisi yang dianggap tidak efektif.

Sehingga, setelah kebijakan ini berakhir dan perusahaan sudah kembali stabil, manajemen bisa kembalikan proses rekrutmen.

Tujuannya tak lain untuk tingkatkan efisiensi posisi yang dibutuhkan perusahaan.

3 Penyebab Perusahaan Melakukan Hiring Freeze

pembekuan perekrutan

Seperti yang sudah dipaparkan, hiring freeze adalah sebuah kondisi yang berlaku saat keuangan perusahaan sedang tak stabil.

Namun, apa yang sebenarnya bisa membuat finansial perusahaan goyah hingga harus memberhetian proses rekrutmen?

Berikut daftar dan penjelasannya menurut laman The Verge:

1. Perubahan kondisi pasar

Penyebab pertama terjadinya hiring freeze merupakan perubahan kondisi pasar.

Ya, tanpa disadari, hal ini memiliki dampak yang tak jarang kurang baik pada jumlah revenue yang dihasilkan bisnis.

Nah, jika perusahaan tak mampu hadirkan keuntungan dengan stabil, akan semakin sulit bagi mereka untuk beroperasi secara normal.

2. Krisis global

Penyebab selanjutnya adalah adanya krisis global, seperti pandemi Covid-19.

Krisis global secara langsung berdampak pada kondisi ekonomi. Puncaknya adalah beberapa tahun ini, di mana akhirnya banyak perusahaan yang sudah tidak melakukan perekrutan.

Tujuannya tak lain agar perusahaan bisa beroperasi seoptimal mungkin dengan sumber daya yang minim.

3. Penurunan budget

Penyebab terakhir yaitu HR atau talent acquisition mendapat alokasi budget yang lebih kecil, sehingga membuat freeze hiring diberlakukan.

Hal tersebut juga disebabkan oleh kondisi finansial perusahaan yang sedang memburuk. Hasilnya, HR akan memberhentikan proses rekrutmen dan menunggu hingga keuangan sudah lebih baik.

4 Strategi yang Bisa HR Terapkan untuk Menghadapi Hiring Freeze

strategi hr dalam freeze hiring

1. Cek pertumbuhan perusahaan

Salah satu cara terbaik untuk menghadapi hiring freeze adalah memeriksa pertumbuhan perusahaan.

Mengapa inisiatif ini efektif? Sebab, dengan memahami seberapa baik perusahaan bisa menahan resesi, manajemen dapat membentuk strategi untuk keluar dari masa-masa tersebut.

Bagaimana cara menjalankan inisiatif ini? Nah, kamu dapat menanyakan beberapa pertanyaan di bawah ini kepada diri sendiri.

  • Apakah perusahaan ini tumbuh sebelum pandemi?
  • Apa perusahaan tumbuh dengan kecepatan yang tetap selama tiga tahun terakhir?

Jika jawabannya iya, maka perusahaan menunjukkan tanda, bahwa masa sulit bisa mereka lewati.

2. Jaga talent pipeline

Berikutnya, penting bagi perusahaan untuk menjaga talent pipeline.

Secara sederhana, istilah tersebut mengacu pada tools yang bisa dimanfaatkan perusahaan untuk menjaring kandidat mumpuni.

Kandidat-kandidat potensial yang dikumpulkan tersebut biasanya dapat berasal dari luar atau dalam perusahaan.

Jadi, penting bagi pegiat HR untuk menjaganya. Sehingga, ketika perusahaan membutuhkan calon karyawan baru, mereka dapat segera mengisi kekosongan tersebut dengan bakat yang berkualitas.

3. Inovasi proses rekrutmen

Saat perusahaan melakukan hiring freeze, maka kamu bisa menggunakan waktu luang untuk memikirkan kembali proses perekrutan.

Cobalah untuk gali lebih dalam metrik perekrutan perusahaan kamu untuk mencari tahu apa saja kekurangan dan bidang yang diperlukan.

Setelah masalah terpecahkan, maka perusahaan bisa fokus pada pembuatan inovasi proses perekrutan.

4. Program learning & development

Program learning and development (L&D) adalah menyediakan pelatihan yang dibutuhkan karyawan untuk meningkatkan keterampilan.

Terdapat banyak jenis program yang bisa diterapkan saat pembekuan perekrutan berlaku di perusahaan. Namun, secara umum program L&D harus memberi karyawan akses ke:

  • Kesempatan belajar terkait pekerjaan.
  • Pelatihan dan sumber daya terbaru sejalan dengan tren industri.
  • Lingkungan mendukung dan mendorong karyawan untuk berkembang.
  • Sumber daya dan materi disajikan dengan cara menarik dan sesuai dengan gaya belajar karyawan.

5. Gunakan outsourcing

Outsourcing adalah salah satu strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi hiring freeze.

Dengan mengalihkan fungsi-fungsi non-inti kepada pihak ketiga perusahaan dapat menghemat fokus dan sumber daya, serta mengalihkannya kepada inti bisnis tanpa harus merekrut pekerja tambahan secara langsung.

Untuk lebih lengkapnya kamu dapat membaca artikel MyRobin mengenai manfaat outsourcing untuk bisnis.

Hubungi Kami