
Sekarang ini, post holiday blues adalah salah satu isu yang semakin sering terdengar, terutama setelah masa liburan panjang berakhir dan rutinitas kembali menanti.
Faktanya, liburan memang membawa kebahagiaan. Akan tetapi, semangat baru belum tentu hadir setelah momen bersantai tersebut berakhir.
Bahkan, tidak sedikit orang yang justru merasa sedih, lesu, dan tidak bersemangat untuk kembali menjalani aktivitas sehari-hari. Nah, hal inilah yang dikenal dengan post holiday blues.
Fenomena ini sejatinya umum terjadi di kalangan pekerja maupun pelajar. Sifatnya pun hanya sementara, tetapi dampaknya signifikan terhadap suasana hati, produktivitas, hingga hubungan sosial seseorang.
Bila dibiarkan berlanjut, karyawanmu yang merasakan post holiday blues akan terus mengalami semacam kekosongan emosional. Alhasil, performa baiknya memudar dan hubungan di tempat kerja bisa hancur.
Inilah yang menjadikan pembahasan tentang post holiday blues semakin relevan, tidak hanya dari sisi psikologis tetapi juga dari perspektif dunia kerja dan kesejahteraan karyawan.
Nah, artikel GajiGesa kali ini akan membahas serba-serbi fenomena tersebut, mulai dari penyebab, dampaknya dalam dunia kerja, serta cara membantu karyawan untuk melewatinya. Yuk, disimak!
Apa Itu Post Holiday Blues?

Setelah momen liburan yang menyenangkan, kembali ke rutinitas merupakan sebuah tantangan tersendiri.
Bagi sebagian orang, masa transisi ini bukan hanya soal kembali bangun pagi atau menghadapi tumpukan pekerjaan.
Ada rasa enggan yang menyelimuti, semangat yang belum sepenuhnya pulih, dan suasana hati yang mendadak anjlok.
Inilah yang disebut dengan post holiday blues, sebuah kondisi emosional yang umum dialami setelah liburan berakhir.
Melansir laman Liputan6, fenomena ini bisa muncul dalam berbagai bentuk, seperti kelelahan yang berkepanjangan, kesulitan untuk fokus, rasa sedih tanpa sebab yang jelas, bahkan perasaan hampa atau kehilangan motivasi.
Meski bukan tergolong sebagai gangguan mental yang serius, post holidat bluse adalah sebuah isu yang hadir dengan dampak signifikan terhadap produktivitas dan kesejahteraan seseorang, terutama jika tidak ditangani dengan baik.
Mengapa Bisa Terjadi?

Perasaan murung setelah liburan sebenarnya berkaitan erat dengan perubahan drastis dalam pola hidup.
Saat liburan, karyawan terbiasa menjalani hari dengan santai, menikmati waktu bersama orang terdekat, atau menjelajah tempat baru tanpa beban.
Waktu terasa lebih lambat, tekanan menurun, dan aktivitas dilakukan dengan sukacita.
Namun, begitu liburan usai, kenyataan datang menghampiri, seperti deadline kerja, kewajiban rumah tangga, dan berbagai tuntutan lain kembali hadir, sering kali secara tiba-tiba dan tanpa jeda.
Di sisi lain, faktor emosional juga turut memainkan peran.
Selama liburan, otak akan memproduksi hormon-hormon yang membuat kamu merasa bahagia dan rileks, seperti dopamin dan serotonin.
Saat liburan berakhir, produksi hormon ini bisa menurun drastis, sehingga memicu perasaan cemas atau sedih.
Tak sedikit pula yang menghadapi tekanan finansial setelah masa liburan akibat pengeluaran berlebih, yang justru menambah beban pikiran ketika harus kembali ke rutinitas.
Semua faktor ini berpadu menjadi pemicu utama dari fenomena post holiday blues terjadi.
Dampak Post Holiday Blues bagi Karyawan dan Perusahaan

Seperti yang sudah GajiGesa jelaskan, post holiday blues bisa memengaruhi performa karyawan secara signifikan.
Mereka mungkin merasa kurang termotivasi, lambat dalam menyelesaikan tugas, atau bahkan tidak menikmati pekerjaan seperti sebelumnya.
Dampaknya tentu bukan secara personal, tapi juga terhadap produktivitas tim dan perusahaan secara keseluruhan.
Apalagi jika kondisi ini dialami oleh banyak karyawan dalam waktu yang bersamaan, misalnya setelah libur panjang akhir tahun atau libur lebaran.
Sebagai respons, perusahaan yang peduli pada kesejahteraan karyawan perlu memahami bahwa masa transisi pasca liburan bukan hanya soal kembali bekerja, tetapi juga soal bagaimana memfasilitasi proses adaptasi emosional dan mental.
Karyawan yang merasa didukung di masa-masa seperti ini akan lebih mudah bangkit dan kembali produktif.
Nah, salah satu langkah paling efektif untuk memastikan kesejahteraan karyawan adalah menyediakan benefit tambahan seperti Earned Wage Access (EWA) GajiGesa.
Peran Earned Wage Access (EWA) dalam Mengatasi Holiday Blues

Sejatinya, salah satu faktor yang cukup signifikan dalam memperparah post holiday blues adalah tekanan keuangan.
Banyak karyawan yang menghadapi pengeluaran besar selama liburan, baik untuk perjalanan, belanja, maupun kebutuhan keluarga, dan merasa tertekan secara finansial saat kembali bekerja.
Di sinilah program Earned Wage Access (EWA) hadir sebagai solusi yang inovatif dan manusiawi untuk karyawanmu.
Layanan ini adalah sistem yang memungkinkan karyawan untuk mengakses sebagian gaji mereka yang sudah diperoleh sebelum tanggal gajian.
Dengan EWA, karyawan tidak perlu menunggu akhir bulan atau tanggal tetap untuk mencairkan hasil kerja mereka.
Hal ini memberikan fleksibilitas dan kontrol yang lebih besar terhadap keuangan pribadi, terutama setelah periode liburan yang padat pengeluaran.
Manfaat EWA tidak hanya sebatas memberikan akses gaji fleksibel, tapi juga menciptakan rasa ketenangan finansial dan membantu karyawan lebih fokus serta produktif.
Karyawan yang tidak lagi dihantui oleh kekhawatiran finansial akan lebih mudah fokus dan cepat pulih dari kondisi psikologis ini.
Bagi perusahaan sendiri, menawarkan EWA juga menunjukkan kepedulian terhadap aspek kesejahteraan yang sering kali diabaikan oleh banyak tempat kerja lain.
Menarik bukan? Nah, benefit EWA GajiGesa menawarkan sejumlah fitur lain yang tak kalah menarik dan bermanfaat bagi karyawan maupun tempat kerjanya.
Kehadiran fitur-fitur ini dijamin bisa menjadi pembeda bagi keuangan karyawan dan bisnis setiap bulannya! Yuk, cek langsung selengkapnya dengan klik tombol di bawah!