
Belakangan ini, istilah ‘kabur aja dulu’ kembali trending di media sosial dan menjadi topik yang ramai dibicarakan di kalangan pekerja.
Tren ini merupakan bentuk kritik atas kesenjangan sosial yang terjadi saat ini. Banyak anak muda atau pekerja yang menyadari terjadinya ketimpangan global terkait kualitas hidup di berbagai negara
Menurut Kumparan, fenomena ini disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari dinamika sosial-politik, kondisi ekonomi, hingga persaingan kerja, di Indonesia yang dinilai kurang mendukung masa depan masyarakat.
Menariknya, tren ini kembali mencuat bersamaan dengan gelombang demo yang sedang terjadi di Indonesia terkait isu ketenagakerjaan.
Banyak karyawan turun ke jalan untuk menyuarakan tuntutan soal kesejahteraan dan kondisi kerja yang lebih baik.
Hal ini menandakan bahwa keresahan pekerja tidak hanya terjadi di ruang digital melalui tagar seperti #KaburAjaDulu, tetapi juga nyata di lapangan.
Bagi perusahaan, fenomena ini tentu mengkhawatirkan. Kehilangan karyawan mendadak bisa mengganggu operasional, meningkatkan beban kerja bagi tim yang tersisa, hingga menambah biaya rekrutmen dan pelatihan untuk karyawan baru.
Bahkan, jika terjadi secara masif, hal ini dapat menghambat pertumbuhan bisnis.
Lalu, bagaimana perusahaan bisa mengantisipasi dan menahan karyawan agar tidak ikut tren kabur aja dulu dan tetap loyal meskipun situasi eksternal sedang panas?
Artikel berikut ini akan memberikan beberapa strategi yang dapat diterapkan!
5 Cara Perusahaan Meyakinkan Karyawan untuk Tetap Bertahan di Kala Tren ‘Kabur Aja Dulu’

1. Ciptakan lingkungan kerja yang sehat dan nyaman
Salah satu pemicu utama karyawan memilih kabur aja dulu adalah karena lingkungan kerja yang tidak mendukung.
Lingkungan yang penuh tekanan, minim apresiasi, atau bahkan toxic dapat membuat karyawan kehilangan motivasi dan memilih keluar.
Langkah yang bisa dilakukan perusahaan:
- Bangun budaya kerja positif: Pastikan semua level manajemen menghormati karyawan dan menciptakan suasana kerja yang inklusif
- Adakan sesi feedback dua arah: Jangan hanya memberikan instruksi, tetapi dengarkan juga masukan karyawan, sehingga membuat mereka merasa dihargai
- Perhatikan beban kerja: Jangan sampai karyawan mengalami overwork yang berujung burnout. Jika memungkinkan, distribusikan tugas secara adil
Lingkungan kerja yang sehat akan membuat karyawan betah dan menurunkan risiko mereka ikut tren kabur aja dulu.
2. Tawarkan jenjang karier yang jelas dan transparan
Sebagai karyawan tentu ingin merasa pekerjaannya memiliki arah dan masa depan. Jika mereka merasa tidak ada peluang untuk berkembang, keinginan untuk resign akan semakin besar.
Banyak kasus di mana karyawan memilih #KaburAjaDulu karena merasa stuck dan tidak melihat prospek karier dari tempat kerjanya.
Untuk menanggapi isu ini, solusi yang dapat perusahaan terapkan adalah:
- Buat roadmap pengembangan karier: Jelaskan peluang promosi, pelatihan, dan target yang harus dicapai karyawan untuk naik level
- Sediakan program pengembangan keterampilan upskilling & reskilling: Ini bukan hanya menguntungkan karyawan, tetapi juga meningkatkan daya saing perusahaan
- Berikan apresiasi dan reward: Pengakuan atas prestasi akan membuat karyawan merasa dihargai dan termotivasi untuk bertahan
Dengan adanya jenjang karier yang jelas, karyawan tidak akan mudah tergoda untuk mengikuti tren kabur aja dulu.
3. Berikan fleksibilitas dalam pola kerja
Kehidupan kerja saat ini tidak lagi sekadar soal gaji, tetapi juga keseimbangan hidup atau work-life balance.
Banyak karyawan memilih resign karena merasa kelelahan dengan pola kerja yang kaku dan tidak memberikan ruang untuk fleksibilitas.
Cara yang bisa dilakukan perusahaan untuk mengatasi masalah ini termasuk:
- Terapkan sistem kerja hybrid: Jika memungkinkan, berikan pilihan untuk bekerja dari rumah beberapa hari dalam seminggu
- Fleksibilitas jam kerja: Tidak semua pekerjaan harus dilakukan dari pukul 9 pagi hingga 5 sore. Berikan karyawan keleluasaan selama target tercapai
- Manfaatkan teknologi: Gunakan platform seperti Slack, Discord, atau aplikasi lainnya agar komunikasi tetap lancar meskipun tim tidak selalu berada di kantor.
Dengan fleksibilitas ini, karyawan akan merasa lebih dihargai dan kecil kemungkinan mereka memutuskan untuk resign hanya karena merasa jenuh.
4. Perhatikan kesejahteraan finansial karyawan
Masalah finansial merupakan salah satu faktor stres terbesar bagi karyawan.
Ketika kebutuhan mendesak muncul sementara tanggal gajian masih jauh, karyawan bisa merasa tertekan.
Tekanan ini bisa bertambah jika beban kerja juga tinggi, sehingga mereka lebih mudah memutuskan resign.
Untuk mengatasi isu tersebut, perusahaan dapat memberikan solusi finansial yang membantu karyawan mengelola gaji mereka dengan lebih fleksibel, salah satunya melalui penyediaan benefit Earned Wage Access (EWA) atau Akses Gaji Fleksibel.
Dengan layanan ini, karyawan dapat menarik lebih awal sebagian gaji yang sudah mereka hasilkan kapan saja tanpa harus menunggu tanggal gajian.
Bukan hanya itu! Manfaat lain dari Earned Wage Access (EWA) yang bisa dirasakan karyawan dan tempat kerjanya adalah:
- Mengurangi stres finansial karyawan, mereka tidak perlu mencari pinjaman online atau berutang untuk kebutuhan mendesak.
- Meningkatkan loyalitas, karena karyawan merasa perusahaan peduli terhadap kesejahteraan mereka
- Mencegah keputusan impulsif resign, karena merasa aman secara finansial, karyawan lebih tenang dan tidak terburu-buru mengambil langkah ekstrem
Ingin mengurangi risiko karyawan ikut tren #KaburAjaDulu?
Berikan mereka akses ke gaji fleksibel dengan Earned Wage Access (EWA) dari GajiGesa!
5. Bangun komunikasi yang terbuka dan empatik
Kurangnya komunikasi antara manajemen dan karyawan sering menjadi penyebab utama konflik internal.
Jika karyawan merasa tidak bisa mengungkapkan masalahnya, mereka cenderung mencari jalan keluar cepat, yaitu resign mendadak.
Solusi yang dapat dilakukan perusahaan yaitu:
- Adakan one-on-one meeting rutin: Dengarkan permasalahan karyawan, bukan hanya soal pekerjaan, tetapi juga kesejahteraan mereka
- Gunakan saluran komunikasi yang efektif: Pastikan informasi penting tersampaikan dengan jelas dan cepat
- Tunjukkan empati: Saat karyawan mengeluh, berikan respons yang mendukung, bukan sekadar formalitas
Komunikasi yang baik dapat memperkuat hubungan antara perusahaan dan karyawan, sehingga keinginan #KaburAjaDulu bisa ditekan.