Dalam proses rekrutmen, ada banyak hal yang perlu diwaspadai oleh tim HR. Salah satunya adalah kandidat fraud.
Ya, jenis kandidat ini sering ditemukan kala perusahaan sedang berada di tengah talent war. Mereka pun makin sering bermunculan setelah opsi remote working dan virtual hiring diterapkan.
Bahkan, menurut hasil riset Procom Services, terjadi peningkatan angka penipuan kandidat sebesar 92% sejak pandemi Covid-19.
Nah, meskipun terkesan sepele, kandidat-kandidat tersebut bisa memberikan dampak buruk bagi perusahaan.
Selain membuat proses rekrutmen menjadi sia-sia, perusahaan yang terlanjur menerima kandidat fraud terancam mengalami penurunan angkak produktivitas.
Lalu, bagaimana cara untuk mengantisipasi jika kamu menemukan kandidat yang seperti itu? Apakah mereka karasteristik khusus yang bisa kamu perhatikan?
Tenang saja, yuk, simak ulasan lengkapnya dalam rangkuman singkat GajiGesa di bawah ini!
Apa Itu Kandidat Fraud?
Sebelumnya, apa sih yang dimaksud dengan kandidat fraud? Apa yang membedakan mereka dengan calon pegawai lainnya?
Jadi, menurut pemaparan Skyward Global, kandidat fraud mengacu pada jenis penipuan yang dilakukan oleh calon karyawan dalam proses rekrutmen.
Bentuknya bisa beraneka macam, mulai dari melebih-lebihkan keterampilan di CV, mengambil resume pekerjaan orang lain, memalsukan ijazah, dan lainnya.
Contoh kasus paling besar dalam skenario ini merupakan proxy candidate. Di mana kandidat meminta orang lain untuk mengerjakan skill test ketika sedang melakukan sesi wawancara online.
Cara Mengidentifikasi Kandidat yang Melakukan Penipuan
Sejatinya, melansir laman Inc, ada beberapa cara ampuh yang bisa kamu lakukan untuk mengidentifikasi kandidat fraud.
Pertama, lakukanlah beberapa tahap interview, mulai dari wawancara telepon, lalu video dengan kandidat dan beberapa anggota tim kamu.
Biarkan mereka berpartisipasi dalam proses wawancara dan mengajukan pertanyaan terkait keterampilan dan pengalaman kandidat.
Berikutnya, setelah mendapatkan persetujuan dari user atau klien, pastikan untuk melakukan verifikasi identitas.
Sebagai contoh, periksa foto pada kartu identitas dan cocokkan dengan orang yang kamu wawancarai. Kemudian, periksa kartu BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan serta resume kandidat.
Jika semuanya telah sesuai, artinya kandidat tersebut tidak melakukan penipuan.
5 Cara Mencegah Kandidat yang Melakukan Fraud
Untuk mencegah kandidat yang melakukan penipuan, berikut beberapa langkah yang dapat kamu lakukan, yaitu:
1. Wawancara
Trik mencegah kandidat fraud yang pertama adalah dengan melakukan wawancara kerja.
Lakukanlah beberapa tahap wawancara dan uji keterampilan dengan hati-hati.
Kamu bisa ajukan pertanyaan seputar pengalaman, tantangan mereka dalam pekerjaan, dan studi kasus untuk memberikan gambaran yang lebih baik tentang kandidat.
Untuk mencegah penipuan, kamu bisa ajukan kandidat untuk menyalakan kamera dan menentukan waktu penyelesaian studi kasus tersebut.
2. Background checking
Lakukan pengecekan latar belakang yang merupakan langkah cermat yang penting dilakukan dalam setiap proses rekrutmen.
Kamu harus memeriksa resume, ijazah, referensi kerja, kondisi kesehatan, bahkan mengecek aktivitas kandidat di media sosial.
Kamu juga bisa meminta kandidat untuk menyertakan nomor referensi untuk background checking. Misalnya, nomor handphone bekas atasan atau supervisor mereka.
3. Skor kredit
Sekarang ini, banyak perusahaan yang menjalankan skor kredit dan catatan kriminal.
Tujuannya tak lain untuk mencari tahu latar belakang karyawan, terutama yang berhubungan dengan keuangan.
Atau, kamu juga bisa menyantumkan SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian) sebagai dokumen wajib yang harus disertakan kandidat.
4. Memantau jaringan
Cara mencegah kandidat fraud lainnya yaitu dengan memantau jaringan atau koneksi kandidat.
Kamu bisa menanyakan ke orang-orang di perusahaan lama kandidat tersebut. Tujuannya untuk mengonfirmasi apakah ada ketidaksesuaian antara resume dan pernyataan kandidat.
Jika kamu berniat melakukan pengecekan jaringan kandidat, artikel MyRobin berikut ini dapat memandu kamu dengan tepat.
5. Whistle-blower
Whistle-blower atau pengadu, sering kali dibutuhkan oleh perusahaan.
Di mana perusahaan mempersilakan seseorang untuk melaporkan pelanggaran secara anonim, termasuk pelaporan kandidat fraud.
Nah, itu dia pemaparan singkat GajiGesa mengenai serba-serbi kandidat fraud. Jangan lupa terapkan tips-tips di atas agar kamu bisa terhindar dari calon karyawan yang hendak melakukan penipuan!