Blog

Kenali Perbedaan Kebutuhan Primer, Sekunder, dan Tersier agar Keuangan Lebih Teratur

kebutuhan primer sekunder tersier

Setiap individu memiliki beragam kebutuhan primer, sekunder, tersier yang harus dipenuhi agar dapat hidup seimbang dan sejahtera. 

Ketiga jenis kebutuhan ini saling berkaitan dan menjadi dasar dalam mengatur keuangan pribadi. 

Memahami perbedaannya membantu kamu dalam menentukan prioritas pengeluaran, menghindari pemborosan, dan mencapai kestabilan finansial yang lebih baik.

Sering kali, ketidakseimbangan dalam memenuhi kebutuhan, misalnya mendahulukan keinginan daripada kebutuhan pokok dapat menyebabkan masalah keuangan, bahkan stres finansial.

Oleh karena itu, mengenali jenis kebutuhan serta urutan prioritas menjadi hal yang penting, terutama bagi kamu yang ingin mengelola penghasilan dengan lebih bijak.

Yuk, simak ulasan lengkapnya mengenai kebutuhan primer sekunder dan tersier di artikel berikut ini!

Pengertian dan Perbedaan Kebutuhan Primer, Sekunder, dan Tersier

kebutuhan primer sekunder tersier

1. Primer: Fondasi kehidupan sehari-hari

Kebutuhan primer adalah kebutuhan paling dasar yang wajib dipenuhi agar manusia bisa bertahan hidup dengan layak. 

Tanpa pemenuhan kebutuhan primer, kualitas hidup seseorang akan menurun secara signifikan.

Contoh kebutuhan primer meliputi:

  • Pangan: makanan dan minuman untuk mempertahankan energi dan kesehatan.
  • Pakaian: pelindung tubuh dari cuaca dan simbol kesopanan sosial.
  • Tempat tinggal: tempat berlindung, beristirahat, dan membangun keluarga.

Dalam era modern, kebutuhan seperti air bersih, listrik, dan akses internet dasar juga mulai dianggap bagian dari kebutuhan primer karena menunjang aktivitas vital sehari-hari.

2. Sekunder: Pendukung kualitas hidup

Kebutuhan sekunder muncul setelah kebutuhan primer terpenuhi. 

Tujuannya adalah untuk menambah kenyamanan, efisiensi, dan kemudahan dalam kehidupan.

Contohnya:

  • Peralatan komunikasi: ponsel, laptop, dan koneksi internet yang stabil.
  • Perabot rumah tangga: meja, kursi, kasur, atau televisi untuk meningkatkan kenyamanan.
  • Kendaraan pribadi: sepeda motor atau mobil untuk mempercepat mobilitas.

Kebutuhan sekunder sebaiknya dipenuhi sesuai kemampuan finansial. 

Jika dipaksakan, justru bisa mengganggu kestabilan anggaran untuk kebutuhan utama.

3. Tersier: Peningkatan status dan gaya hidup

Kebutuhan tersier bersifat pelengkap dan lebih mengarah pada kenikmatan hidup serta simbol status sosial. 

Pemenuhannya tidak wajib, tetapi sering menjadi motivasi bagi seseorang untuk bekerja lebih keras.

Contohnya:

  • Barang mewah seperti jam tangan premium, mobil sport, atau tas bermerek.
  • Liburan ke luar negeri dengan fasilitas eksklusif.
  • Koleksi hobi bernilai tinggi seperti kamera profesional atau lukisan mahal.

Memenuhi kebutuhan tersier sah-sah saja, selama tidak mengganggu alokasi dana untuk kebutuhan primer dan sekunder.

5 Cara Menentukan Prioritas Kebutuhan

kebutuhan primer sekunder tersier

Mengatur prioritas kebutuhan membantu kamu mengelola penghasilan dengan lebih terarah.

Berikut beberapa langkah praktis yang bisa diterapkan, yaitu:

1. Gunakan prinsip “wajib, butuh, dan ingin”

Klasifikasikan setiap pengeluaran berdasarkan urgensinya:

  • Wajib (primer): harus dipenuhi segera.
  • Butuh (sekunder): penting tetapi bisa ditunda.
  • Ingin (tersier): bersifat keinginan, bukan kebutuhan.

Langkah ini membantu kamu menunda pembelian yang tidak mendesak dan fokus pada kebutuhan yang benar-benar penting.

2. Buat anggaran keuangan bulanan

Cara kedua, susun anggaran berdasarkan pemasukan dan pengeluaran

Pisahkan pos pengeluaran untuk kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. 

Dengan begitu, kamu dapat melihat proporsi pengeluaran dan menilai apakah sudah sesuai prioritas atau belum.

3. Siapkan dana darurat

Dana darurat menjadi “tameng” saat kebutuhan mendesak datang tiba-tiba. 

Idealnya, siapkan dana setara 3–6 kali pengeluaran bulanan agar kondisi finansial tetap aman ketika menghadapi situasi tak terduga seperti biaya kesehatan atau kehilangan pekerjaan.

4. Terapkan aturan 50/30/20

Gunakan rumus 50/30/20 untuk membagi pengeluaran:

  • 50% untuk kebutuhan primer,
  • 30% untuk kebutuhan sekunder dan gaya hidup,
  • 20% untuk tabungan dan investasi.

Prinsip ini membantu kamu menjaga keseimbangan antara hidup saat ini dan perencanaan masa depan.

5. Evaluasi dan koreksi setiap bulan

Biasanya, kebutuhan seseorang dapat berubah dari waktu ke waktu. 

Oleh karena itu, penting untuk mengevaluasi pengeluaran setiap bulan. 

Tinjau apakah alokasi dana sudah sesuai dengan kebutuhan utama atau justru banyak terserap untuk keinginan. 

Dengan cara ini, kamu bisa memperbaiki pola konsumsi dan meningkatkan efisiensi finansial.

Earned Wage Access (EWA): Solusi Finansial Modern untuk Kebutuhan Mendesak

EWA solusi finansial

Dalam kenyataannya, tidak semua kebutuhan datang sesuai jadwal. 

Kadang, kebutuhan primer seperti biaya kesehatan, pendidikan, atau perbaikan rumah muncul mendadak di tengah bulan. 

Situasi ini bisa membuat seseorang terpaksa mencari pinjaman cepat yang berisiko tinggi.

Di sinilah Earned Wage Access (EWA) atau Akses Gaji Fleksibel hadir sebagai solusi finansial yang lebih aman dan bijak.

Melalui EWA, karyawan bisa menarik sebagian gaji yang sudah mereka hasilkan sebelum tanggal gajian, sehingga kebutuhan mendesak dapat terpenuhi tanpa harus berutang ke pinjaman online atau lembaga tidak resmi.

Atur Prioritas Keuangan Lebih Mudah dengan Akses Gaji Fleksibel!

Dengan Earned Wage Access (EWA) dari GajiGesa, karyawan bisa mengatur keuangan harian dengan lebih bijak tanpa harus menunggu tanggal gajian. Tarik sebagian gaji yang sudah dihasilkan kapan saja untuk memenuhi kebutuhan primer tanpa harus berutang.

Hubungi Kami