logo GajiGesa

Blog

Mengukur Kesehatan Finansial Karyawan: Tips untuk Para HR!

Sebagai HR harus memberikan alat untuk menunjang kesehatan finansial karyawan. Sebelum memberikan alat tersebut harus melalui pengukuran terlebih dahulu agar alat yang dibeli sesuai dengan kebutuhan karyawan. Lalu, bagaimana cara pengukurannya?

kesehatan finansial karyawan

Memberikan alat untuk kesehatan finansial karyawan harus dilakukan pengukuran terlebih dahulu agar sesuai dengan kebutuhan karyawan. Lalu, bagaimana cara melakukannya?

Ketika kesehatan finansial baik maka kesehatan mental akan baik pula. Oleh sebab itu hubungan antara kesehatan finansial dan mental yang baik akan memberikan dampak terhadap produktivitas di tempat kerja. 

Perusahaan atau organisasi harus bisa menetapkan batas dasar akan hal itu dan mengukur kemajuan secara berkelanjutan agar menjadi transparan dan jelas. 

Baca juga: 6 Cara Ini Bisa Bikin Merdeka Finansial, Sudah Coba Belum?

Mengapa melakukan pengukuran kesehatan finansial karyawan?

Pertama, kamu sebagai HR tidak dapat menyelesaikan kesehatan finansial untuk orang lain secara cuma-cuma. Kamu dapat menyediakan alat yang memberdayakan karyawan untuk melakukannya sendiri. Jika kamu tidak menanyakan apa yang mereka inginkan, kemungkinan besar kamu akan memberikan alat atau kebutuhan yang salah. 

Kedua, kamu tidak akan tahu apakah kebutuhan yang kamu beli membuat perbedaan jika tidak mengukur secara berkelanjutan. Ini mungkin kebutuhan yang tepat tetapi rencana peluncuran kamu salah, dalam hal ini penyesuaian kecil dapat membuat perbedaan antara keberhasilan dan kegagalan. 

Ketiga, kesehatan finansial karyawan bukanlah hal yang tepat dimiliki tanpa pengelolaan yang baik. Ini adalah area yang mempengaruhi seluruh operasi perusahaan kamu karena ketika karyawan disibukkan dengan tekanan finansial sehingga kinerja mereka akan turun drastis. Kamu bisa mengukur kesuksesan perusahaan atas kesehatan finansial karyawan yang terjadi.

Bagaimana mengukur kesehatan finansial karyawan?

Ada dua metode utama untuk mengukur kesehatan finansial karyawan. Yang pertama adalah meminta karyawan untuk mengisi survei secara langsung di tempat kerja. Survei memberimu data langsung yang dapat ditindaklanjuti tentang kebutuhan karyawan, produktivitas kerja, dan perubahaan yang terjadi di lingkungan kerja.

Mengukur dengan menggunakan survei adalah dengan bertanya kepada karyawan bagaimana perasaan mereka, baik melalui survei rutin, cepat, dan sederhana, atau melalui permintaan yang lebih rinci untuk umpan balik karyawan.

Baca juga: Bangun Kesehatan Finansial Karyawan dengan Akses Gaji Fleksibel

Faktanya, menurut PwC’s 8th Annual Employee Financial Wellness Survey menemukan bahwa 78% karyawan lebih mungkin meninggalkan perusahaan mereka untuk pindah ke perusahaan lain jika perusahaan itu tidak peduli dengan kesehatan finansial karyawan mereka. Kamu dapat mendaftarkan perusahaan kamu ke kami, agar mendapatkan solusi kesehatan finansial karyawan yang lebih baik.

Yang kedua adalah menggunakan metrik proxy (banyak diantaranya sudah kamu ukur) untuk memvalidasi atau melemahkan hipotesis yang kamu dapatkan dari survei untuk mendorong tindakan yang paling tepat. Ini seperti absensi dan kontribusi pensiun. 

Kesehatan finansial karyawan termasuk bagian dari kepuasan pribadi, kesehatan mental, dan kinerja di tempat kerja. Sehingga perubahan pada kesehatan finansial cenderung muncul di beberapa hal umum yang bisa diukur perusahaan. 

Dengan pengukuran proxy apa pun, memiliki data yang dapat diinterogasi di tingkat organisasi itu penting. Seperti halnya data historis sehingga dapat mencari penyimpangan terkait dari waktu ke waktu. Ini membuat metrik tertentu lebih menarik daripada yang lain dalam hal mengukur kesejahteraan finansial di tempat kerja. 

Metrik apa yang harus kamu gunakan untuk mengukurnya?

  • Data retensi karyawan: Retensi sangat bagus karena kamu mungkin sudah mengukurnya dan memiliki data secara historis.
  • Ketidakhadiran: Stres atas tekanan finansial akan berhubungan dengan ketidakhadiran, sehingga ketidakhadiran yang lebih tinggi dari rata-rata dapat menunjukkan tekanan keuangan.
  • Presenteeism: Kesehatan finansial karyawan yang buruk menyebabkan presenteeism adalah bentuk ketidakhadiran patologis, di mana karyawan tidak merasa aman untuk mengambil cuti secara resmi lalu tetap bekerja.
  • Data iuran pensiun: Perubahan (seperti penangguhan/pengurangan) pada iuran pensiun dapat menjadi tanda bahwa karyawan merasa terjepit.

Baca juga: Cara Menghemat Pengeluaran Bulanan. Ini yang Bisa Kamu Lakukan!

Jadi, dalam mengukur kesehatan finansial karyawan harus memiliki tujuan pengumpulan data yang jelas. Data harus mengarah pada wawasan, strategi (dan semua hasil positif yang dihasilkan oleh strategi kesejahteraan finansial yang baik), validasi investasi, dan pengoptimalan dari waktu ke waktu. 

Penting juga untuk diingat bahwa kesehatan finansial tidak memiliki titik akhir.  Karyawan akan selalu membutuhkan pemberdayaan dengan alat yang menempatkan mereka di jalur menuju kesehatan finansial karyawan yang lebih baik.  Dan pada gilirannya, pengukuran akan selalu diperlukan untuk mendorong efektivitas strategi kesehatan finansial dan penerapan alat yang dibutuhkan. 

Oleh sebab itu dengan kami kamu akan lebih mudah dalam menyehatkan finansial karyawan dengan memperoleh data-data yang diperlukan sesuai kebutuhan.

Simak juga:

https://gajigesa.com/artikel-terbaru/cara-mengatur-keuangan/

Hubungi Kami