Kesehatan mental atau mental health merupakan kondisi kesehatan yang berkaitan dengan aspek kejiwaan, psikis, dan emosional seseorang.
Hal tersebut dapat memengaruhi cara seseorang berpikir, merasa, dan bertindak. Selain itu, mental health juga menentukan cara seseorang dalam menangani stres, menghadapi orang lain, dan menentukan pilihan.
Nah, tanpa disadari, penting bagi perusahaan untuk menjaga mental health karyawannya.
Mengapa demikian? Sebab, pekerja yang merasa bugar secara mental cenderung lebih bersikap koperatif, empatik, dan mampu berkomunikasi dengan rekan kerja.
Di luar hal tersebut, kesejahteraan mental pun sudah menjadi hak karyawan yang wajib diberdayakan tempat kerjanya.
Namun, apa langkah terbaik yang bisa dilakukan perusahaan untuk mendukung kesehatan mental karyawannya? Di era modern ini, inisiatif tersebut tentu tak mudah untuk dicapai.
Agar lebih jelas, yuk, langsung temukan jawabannya dalam artikel berikut ini!
Apa Itu Kesehatan Mental?
Kesehatan mental atau jiwa yang baik adalah kondisi di mana pikiran dan jiwa seseorang berada dalam keadaan tenang dan damai.
Kondisi ini membuat seseorang mampu berpikir dengan jernih dan fokus saat melakukan aktivitas. Seperti halnya kesehatan fisik, menjaga kesehatan jiwa juga sangat penting.
Orang yang memiliki jiwa yang baik dapat memaksimalkan potensi dirinya dalam menghadapi berbagai masalah hidup, tantangan, serta mampu membangun hubungan yang positif dengan orang lain.
Di sisi lain, gangguan mental dapat berdampak negatif pada emosi, suasana hati, dan kemampuan berpikir seseorang.
Jika tak ditangani dengan tepat, gangguan mental dapat menimbulkan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari yang pada akhirnya memengaruhi kualitas hidup. Seperti, menurunnya produktivitas di tempat kerja, hingga mengganggu hubungan sosial dengan orang lain.
Penyebab Gangguan Kesehatan Mental
Ketika seseorang mengalami gangguan kesehatan jiwa, tentu ada faktor yang menjadi memicunya.
Salah satu penyebab umumnya adalah trauma akibat kejadian buruk di masa lalu.
Berikut beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan gangguan mental health:
- Riwayat keluarga yang memiliki gangguan jiwa atau faktor genetik.
- Tinggal di lingkungan yang tidak mendukung kesehatan.
- Pernah mengalami kekerasan seksual, fisik, atau bentuk pelecehan lainnya.
- Menjadi korban diskriminasi dan stigma sosial.
- Merasa terisolasi secara sosial atau mengalami kesepian.
- Mengalami stres berat dalam waktu yang lama.
- Mengalami cedera di kepala.
- Gangguan otak atau ketidakseimbangan senyawa kimia di otak.
- Kehilangan besar dalam hal ekonomi, seperti kebangkrutan atau utang.
- Kehilangan pekerjaan, pengangguran, atau tunawisma.
- Kematian atau kehilangan orang yang sangat dicintai.
- Penyalahgunaan narkoba atau konsumsi alkohol berlebihan.
- Mengalami trauma berat, seperti kecelakaan serius atau keterlibatan dalam perang.
Gejala Gangguan Kesehatan Jiwa
Gejala gangguan jiwa yang dialami seseorang dapat berbeda-beda tergantung pada jenis gangguan yang dideritanya.
Meski begitu, ada beberapa gejala umum yang sering muncul pada penderita gangguan mental health, di antaranya:
- Kesulitan dalam fokus dan konsentrasi.
- Sulit mengatasi stres atau masalah sehari-hari.
- Mudah emosional secara berlebihan dan cenderung melakukan tindakan kekerasan.
- Sering berteriak atau terlibat perkelahian.
- Mengalami halusinasi atau menjadi paranoid.
- Menjauh dari aktivitas sosial.
- Kehilangan minat dan semangat untuk melakukan kegiatan yang sebelumnya disukai.
- Muncul pikiran untuk melukai diri sendiri atau orang lain.
- Timbul pikiran untuk bunuh diri.
- Perubahan suasana hati yang mendadak.
- Perubahan pola makan, seperti hilangnya nafsu makan atau makan berlebihan.
- Perasaan cemas, takut, khawatir, putus asa, dan sedih yang berlebihan.
- Sering merasa lelah dan mengalami gangguan tidur.
- Penurunan gairah seksual.
- Gangguan dalam rutinitas harian dan menurunnya produktivitas atau prestasi.
- Kesulitan dalam memahami orang lain.
- Sering merasa bingung, mudah lupa, dan mudah tersinggung.
- Hilangnya rasa percaya diri.
6 Cara Perusahaan Mendukung Mental Health Karyawan
1. Mencoba mempelajari tentang masalah kesehatan jiwa
Sebagai HR, kamu tidak perlu menjadi psikiater atau psikolog untuk belajar mengenai kesehatan jiwa.
Kamu hanya perlu mempelajarinya lebih baik lagi. Sebagai contoh, cobalah melatih diri tentang memahami masalah tersebut.
Hal itu karena, gangguan seperti kecemasan dan depresi sangat umum terjadi di kalangan karyawan.
Sehingga, penting bagi kamu untuk mengetahui dan mengenali tanda-tanda awalnya.
2. Pahami penyebab stres di tempat kerja
Stres merupakan masalah mental health yang umum terjadi di tempat kerja, tapi apabila berkepanjangan bisa menyebabkan depresi.
Biasanya hal tersebut memiliki gejala seperti kelelahan, kehilangan konsentrasi, hingga beberapa masalah kesehatan fisik yang serius.
Penyebab utama stres umumnya yaitu beban kerja, kurangnya dukungan dari manajer, hubungan dengan rekan kerja yang buruk, dan perubahan dalam pengelolaan perusahaan yang membuat karyawan tidak siap.
Untuk itu, kamu sebagai dapat mengurangi penyebab stres dengan memberikan dukungan kepada karyawan, agar mereka bisa lebih bersemangat dalam bekerja.
3. Memantau kinerja karyawan
Memantau kinerja karyawan secara langsung akan memengaruhi keterlibatan, motivasi, dan produktivitas karyawan di tempat kerja.
Jika kamu rajin memantau karyawan secara berkala, bisa membantu kamu mengetahui karyawan yang sedang mengalami kesulitan.
Kamu bisa jadi tahu segi jam kerja dan lembur karyawan, apakah beban kerja melebihi batas atau tidak, karyawan memiliki waktu istirahat atau tidak, atau apakah karyawan sering absen atau tidak.
Ketika hal itu terjadi kamu dapat menawarkan dan memberikan dukungan kepada karyawan yang sedang mengalami kesulitan.
4. Menormalkan percakapan seputar kesehatan jiwa
Belajar untuk menormalkan percakapan seputar mental health.
Kurangnya dukungan manajerial merupakan salah satu faktor yang paling membuat karyawan stres, memiliki kecemasan, hingga depresi.
Hal itu karena, dalam perusahaan kurang menormalkan percakapan tentang kesehatan jiwa, sehingga membuat karyawan segan untuk meminta bantuan.
Kamu perlu menciptakan budaya yang aman dan tidak menghakimi di mana orang dapat berbicara secara terbuka tentang mental health, dan secara aktif meminta dukungan saat mereka membutuhkannya.
5. Prioritaskan kesejahteraan di seluruh perusahaan
Tips lainnya, kamu bisa prioritaskan kesejahteraan karyawan. Hal itu bisa dimulai dengan mengkomunikasikan, bahwa kesehatan mental akan didukung secara aktif sama dengan kesehatan fisik.
Artinya, karyawan berhak atas hari sakit untuk mengelola kesehatan mental mereka.
Selain itu, untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan dalam bidang finansial, kamu bisa memberikan benefit tambahan seperti Earned Wage Access (EWA) GajiGesa.
Layanan ini bisa karyawan gunakan untuk mengakses gaji mereka secara fleksibel. Sehingga, saat kebutuhan mendesak tiba, karyawan bisa menarik gaji mereka sendiri lebih awal tanpa harus menunggu hari gajian tiba.
Hal tersebut sudah pasti dapat membantu untuk mengurangi stres karyawan, karena keuangan sendiri sejatinya merupakan salah satu faktor penyebab stres.
Nah, layanan EWA GajiGesa hanya bisa digunakan karyawan jika perusahaanmu sudah bekerja sama dengan kami.
Jadi, jangan sampai ketinggalan. Yuk, isi formulir di bawah artikel ini dan rekomendasikan perusahaanmu pada GajiGesa sekarang juga!
6. Tawarkan dukungan yang disesuaikan
Langkah terakhir, kamu dapat mencoba menawarkan dukungan yang sesuai dengan karyawan.
Hal itu karena, dalam masalah kesehatan mental itu tidak bisa sama dalam penangannya. Untuk karyawan satu dengan karyawan lainnya pun dapat berbeda.
Jadi, kamu perlu memberi dukungan secara individual agar bantuan yang diberikan dapat sesuai.