Tahukah, kamu? Bahwa di setiap momen penghujung tahun, performance appraisal merupakan hal penting yang wajib diterapkan oleh perusahaan.
Bagaimana tidak? Inisiatif penilaian kinerja tersebut dinilai efektif untuk meningkatkan kinerja karyawan di tahun yang akan mendatang.
Bukan hanya itu, evaluasi kinerja dan kemampuan karyawan juga bisa menjadi celah untuk membantu karyawan merencanakan pengembangan kariernya.
Alhasil, angka retensi karyawan pun bisa tetap stabil dan progres bisnis bakal terus meningkat dengan baik.
Namun, apa sih yang sebenarnya dimaksud dengan performance appraisal? Seperti apa jenis-jenis beserta cara kerjanya? Agar lebih jelas, yuk, simak pemaparan lengkapnya di bawah ini!
Apa Itu Performance Appraisal?
Melansir Investopedia, performance appraisal mengacu pada peninjauan rutin terhadap kinerja karyawan dan keseluruhan kontribusinya terhadap perusahaan.
Sering disebut sebagai performance review, performance evaluation, atau employee appraisal, kehadiran inisiatif ini merupakan bagian dari tahap pengembangan karier yang terdiri dari tinjauan dan dokumentasi rutin kinerja karyawan dalam organisasi.
Hasil evaluasi nantinya bisa digunakan untuk memberikan umpan balik ke karyawan, menentukan kenaikan gaji dan bonus, hingga mempertimbangkan keputusan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Kegiatan ini pun sejatinya dapat dilakukan kapan saja, tapi sifatnya cenderung tahunan, semesteran, atau triwulanan.
Tujuan Penilaian Kinerja
Berdasarkan paparan laman Inc. Magazine, terdapat lima tujuan utama dari penilaian kinerja di antaranya, yaitu:
- Meningkatkan produktivitas perusahaan
- Mengambil keputusan mengenai promosi, perubahan pekerjaan, dan pemutusan hubungan kerja (PHK)
- Mengidentifikasi kebutuhan untuk melakukan suatu pekerjaan, baik itu tujuan dan tanggung jawab posisi
- Menilai kinerja karyawan terhadap sasaran posisi
- Meningkatkan kinerja karyawan
Jenis-jenis Penilaian Kinerja
Ada beberapa jenis penilaian kinerja yang umum digunakan oleh perusahaan untuk mengevaluasi karyawan, seperti:
1. Penilaian tradisional
Dalam penilaian tradisional, atasan dan karyawan melakukan diskusi tatap muka untuk membahas kinerja selama periode tertentu, biasanya setiap satu tahun sekali.
Diskusi tersebut didasarkan pada pengamatan atasan terhadap kemampuan dan kinerja karyawan sesuai dengan deskripsi pekerjaan.
Kemudian, kinerja karyawan tersebut dinilia dan hasilnya dapat memengaruhi kenaikan persentase gaji.
2. Self-appraisal
Jenis ini digunakan dalam proses penilaian kinerja untuk mendorong karyawan bertanggung jawab dalam menilai kinerja mereka sendiri.
Hal tersebut dilakukan dengan menilai pencapaian atau kegagalan dan mendorong manajemen diri. Selain itu, metode ini juga membantu karyawan mempersiapkan diri saat membahas evaluasi dengan atasan.
Jenis ini juga bisa digunakan bersamaan dengan metode evaluasi lainnya tetapi tidak menggantikan penilaian kinerja oleh atasan.
3. Employee-initiated review
Melalui metode ini, karyawan diberitahu bahwa mereka dapat meminta tinjauan dari manajer mereka.
Namun, ia tidak menggantikan proses penilaian kinerja tradisional. Employee-initiated review hanya digunakan untuk mendorong manajemen diri pada karyawan.
4. Feedback 360 derajat
Dalam penilaian kinerja ini mengacu pada umpan balik tentang kinerja karyawan yang diberikan oleh atasan, rekan kerja, pelanggan eksternal, dan karyawan itu sendiri.
Metode ini juga menghasilkan umpan balik dari karyawan tentang kinerja manajemen, yang dikenal sebagai penilaian dari bawah.
Melihat tingkat efisiensinya yang baik, feedback 360 derajat menjadi metode evaluasi yang paling sering digunakan oleh banyak perusahaan besar.
Selain itu, kamu juga bisa baca lebih lanjut artikel MyRobin mengenai Feedback 360 Derajat di sini!
Nah, itu dia kira-kira penjelasan singkat GajiGesa mengenai performance appraisal.
Memang, performance appraisal selalu dikaitkan dengan memberikan kenaikan gaji. Akan tetapi, nyatanya bukan hanya itu benefit yang dapat perusahaan berikan.
Sebagai contoh, perusahaan dapat memberikan benefit tambahan berupa earned wage access (EWA) GajiGesa.
Sesuai namanya, layanan ini menyediakan akses bagi karyawan untuk menarik gaji prorata mereka secara fleksibel, atau lebih awal.
Sehingga, EWA bisa dijadikan sebagai alternatif untuk dana darurat di tengah bulan.
Tidak hanya itu, EWA sendiri bisa membantu dalam meningkatkan kesejahteraan finansial karyawan.
Mengapa demikian? Sebab, tujuan utama dari layanan ini adalah supaya karyawan bisa mengambil gajinya dalam keadaan mendesak.
Alhasil, mereka tidak akan lagi merasa stres tentang tagihan yang tertunda dengan manfaat kesehatan finansial karyawan ini.
Kehadiran EWA sendiri tak hanya bermanfaat untuk karyawan. Perusahaan sendiri bisa merasakan berbagai benefit penting.
Sebagai contoh, dikarenakan kesejahteraan finansial mereka sudah terjamin, karyawan cenderung akan merasa dihargai dan lebih termotivasi. Alhasil, kualitas kerja akan meningkat dan hasil yang mereka berikan akan menjadi lebih optimal.
Bagaimana? Menarik banget, kan? Nah, fitur EWA ini hanya bisa digunakan jika perusahaanmu sudah bekerja sama dengan GajiGesa.
Jadi, jangan sampai ketinggalan. Yuk, rekomendasikan perusahaanmu dengan mengisi formulir di bawah artikel ini!