Blog

Rekrutmen Orang Dalam: Praktik Kerja, Kelebihan, Kekurangan, dan Cara Menanggapinya

rekrutmen orang dalam

Sekarang ini, rekrutmen orang dalam tidak lagi menjadi hal yang asing. Keberadaannya bahkan sudah cukup umum dalam beberapa perusahaan.

Akan tetapi, isu ini tetap menimbulkan kebingungan bagi HR. Apalagi jika ia hadir sebagai permintaan langsung dari atasan atau petinggi perusahaan.

Mengapa demikian? Sebab, tidak selamanya lho, dampak jenis rekrutmen ini positif. Tak jarang ia bisa juga menciptakan beragam kerugian bagi perusahaan.

Walaupun rekrutmen jalur orang dalam itu seakan-akan sudah mulai luntur kesan negatifnya, kamu sebagai HR harus tetap waswas dan bisa mengelolanya dengan baik.

Nah, melihat trennya yang terus meningkat, GajiGesa sudah rangkum penjelasan mengenai praktik kerja dan cara menangani rekrutmen orang dalam untuk kamu.

Yuk, disimak agar kondisi bisnis dan SDM perusahaanmu tetap stabil di era modern ini!

Praktik Kerja Pakai Orang Dalam

rekrutmen orang dalam

Pertama-tama, kamu perlu tahu dulu praktik kerja rekrutmen dengan orang dalam.

Seperti yang ketahui, ada banyak pro dan kontra di balik tipe rekrutmen ini.

Sebab, praktik kerjanya berkaitan erat dengan kegiatan nepotisme, di mana proses rekrutmen condong mengutamakan keluarga atau kerabat dekat.

Padahal, tidak seluruh proses kerja orang dalam menggunakan nepotisme, lho. Ada juga yang menggunakan employee referral. Berikut penjelasannya:

1. Nepotisme

Nepotisme dalam rekrutmen bisa dilihat dari paksaan untuk menerima kandidat ke dalam perusahaan tanpa memerhatikan kualitas dan kualifikasi kandidat.

Biasanya, praktik ini sering dilakukan oleh pegawai di perusahaan yang punya jabatan tinggi dan berpengaruh. Sehingga, mereka pun lebih berkuasa untuk menarik orang baru.

Praktik ini pun biasanya tidak melibatkan HR secara langsung dan tidak memerhatikan SOP rekrutmen. HR biasanya hanya diperlukan untuk mengurus berkas administrasi.

2. Employee referral

Jika nepotisme identik dengan jalur ilegal dan tidak etis, ada juga jalur orang dalam yang legal dan justru digencarkan oleh perusahaan.

Praktik inilah yang disebut employee referral atau rekomendasi karyawan.

Program ini sangat membantu perusahaan dalam menemukan kandidat berkualitas dan setara dengan karyawan yang memberikan rekomendasi.

Proses rekrutmen pun jadi bisa lebih cepat karena HR tidak perlu memulai lagi dari awal. HR juga dapat bertanya mengenai informasi kandidat tersebut secara langsung kepada karyawannya.

Kelebihan dan Kekurangan Rekrutmen Orang Dalam

Seperti yang sudah dijelaskan, tidak selamanya kok jalur orang dalam adalah hal yang salah. Agar lebih jelas, berikut dampak positif dan negatifnya yang dapat dirasakan perusahaan:

Kelebihan Rekrutmen Orang Dalam

  • Proses rekrutmen lebih cepat: Merekrut karyawan melalui orang dalam pastinya akan mempercepat proses rekrutmen, karena kamu tidak perlu menyusun job desk, screening dan wawancara
  • Cost per hire lebih efisien: Dikarenakan prosesny berjalan lebih cepat, anggaran untuk rekrutmen jadi lebih irit dan efisien
  • Merekrut kandidat yang sesuai: Dengan menggunakan employee referral, karyawan akan lebih mengerti kebutuhan perusahaan dan potensi yang dimiliki oleh kandidat.
  • Meningkatkan produktivitas HR: Rekrutmen adalah sebuah proses panjang yang melelahkan. Namun, dengan adanya jalur orang dalam, HR tidak perlu menghabiskan banyak waktu. Sehingga produktivitas pun akan meningkat

Kekurangan Rekrutmen Orang Dalam

  • Lahirnya kecemburuan sosial antara karyawan: Adanya campur tangan orang dalam yang sering dikaitkan dengan nepotisme akan menimbulkan anggapan bahwa karyawan tersebut diterima karena ada orang berkuasa di belakangnya, yang pada akhirnya akan menciptakan lingkungan kerja toxic
  • Gaji tenaga kerja membengkak: Seringkali kandidat yang direkrut melalui orang dalam tidak sesuai dengan kebutuhan di lapangan, dan akhirnya menyebabkan pembengkakan biaya gaji karyawan
  • Karyawan kurang kompeten: Proses ini memungkinkan kandidat yang diterima tidak sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan. Akibatnya, kandidat kurang mampu memberikan kontribusi bagi perusahaan

Cara HR Menanggapi Rekrutmen Orang Dalam

Menghadapi kebiasaan rekrutmen orang dalam memang tidaklah mudah.

Akan tetapi, sebagai HR kamu bertanggung jawab untuk menghadapinya dengan jitu, terutama bila jenis rekrutmen ini sudah menunjukkan dampak negatifnya.

Berikut adalah beberapa tips suksesnya yang dapat kamu lakukan:

1. Cek dokumen kandidat

Cara pertama HR untuk menanggapi rekrutmen orang dalam adalah cek dokumen.

Di sini, kamu bisa coba untuk periksa semua dokumen yang dilampirkan oleh kandidat, mulai dari cover letter, CV, sampai portofolio.

Dari dokumen-dokumen ini, kamu dapat mengetahui apakah kandidat sudah memenuhi syarat atau tidak.

Bila kandidat yang direkomendasikan memenuhi syarat, tidak ada salahnya untuk melakukan wawancara.

2. Diskusi tentang proses rekrutmen

Cara HR menanggapi rekrutmen orang dalam selanjutnya adalah diskusi tentang proses rekrutmen.

Di saat proses wawancara, kamu dapat berdiskusi dengan kandidat tentang proses rekrutmen dan menjabarkan sedikit tentang posisi yang dibutuhkan.

Kamu juga bisa bertanya kepada calon kandidat mengenai hubungan yang dimiliki dengan orang yang merekomendasikannya.

3. Melakukan tes psikotes atau tes teknikal

Untuk memantapkan pilihan dalam menerima kandidat, kamu dapat menjalankan proses tes psikotes atau tes teknikal kepada kandidat.

Nanti, kamu dapat melihat dan membandingkan hasilnya dengan kandidat lain untuk dijadikan sebagai bahan pengambilan keputusan.

4. Memberitahu rekan kerja atau atasan

Cara terakhir bagi HR untuk menanggapi rekrutmen orang dalam adalah memberitahu rekan kerja atau atasan.

Proses rekrutmen ini tidak hanya persoalan khusus HR saja. Kamu juga bisa kok, menginformasikan persoalan ini kepada rekan kerja atau atasan yang mengambil keputusan.

Mereka berhak tahu mengenai hal tersebut, sehingga apabila ada permasalahan di masa depan, mereka dapat membantu menyelesaikannya.

Demikianlah penjelasan mengenai proses rekrutmen yang dibantu dengan orang di dalam perusahaan. Sebagai HR, kamu tetap harus profesional dalam mengatasi hal ini agar tidak menyulitkan berbagai pihak.

Hubungi Kami