logo GajiGesa

Blog

5 Ciri Lingkungan Kerja Toxic yang Perlu Diketahui HR

ciri lingkungan kerja toxic

Di era modern ini, sebagai pegiat HR kamu perlu mengatahui ciri dari sebuah lingkungan kerja yang toxic.

Mengapa demikian? Pasalnya, kondisi tersebut bisa menimbulkan banyak dampak negatif bagi karyawan, sekaligus terhadap keberlangsungan perusahaan.

Lingkungan kerja toxic sendiri mengacu kepada ketidakseimbangan budaya, situasi, serta profesionalitas antar rekan kerja dalam sebuah kantor.

Bagi seorang pekerja, lingkungan kerja seperti ini dapat memengaruhi kesehatan mental mereka.

Tak jarang, isu seperti anxiety, burnout, sampai depresi kerap dirasakan pekerja yang berada di lingkungan profesional dengan kondisi tersebut.

Sementara itu, perusahaan juga akan mengalami kerugian. Seiring terkurasnya mental karyawan, produktivitas bisnis ikut terpengaruh dan pada akhirnya terhambat.

Nah, melihat besarnya risiko kerugian dari lingkungan kerja toxic, kamu sebagai HR perlu memahami karakteristiknya dengan baik.

Agar tidak bingung, berikut GajiGesa paparkan daftar dan penjelasannya hanya untukmu. Yuk, disimak!

Ciri Lingkungan Kerja Toxic

ciri lingkungan kerja toxic

1. Minimnya transparansi sistem kerja

Melansir Fast Company, ciri lingkungan kerja toxic yang pertama adalah minimnya transparansi sistem kerja.

Saat tanda tangan kontrak kerja, biasanya akan dicantumkan beberapa informasi krusial mengenai perusahaan dan hal-hal yang berkaitan dengan deskripsi pekerjaan.

Informasi yang diberikan berupa besaran gaji dan bonus yang akan diterima, beserta penjelasan periode kerja.

Apabila informasi dasar seperti di atas tidak dicantumkan pada kontrak, calon pekerja bisa merasa bingung, atau meninggalkan kesan bahwa perusahaan menghindari pembahasan tersebut.

2. Kurangnya profesionalitas kerja

Ciri lingkungan kerja toxic selanjutnya adalah kurangnya profesionalitas kerja.

Profesionalitas merupakan aspek utama dan terpenting dalam pekerjaan. Sudah seharusnya seluruh karyawan memiliki etika baik dan pandangan goal-oriented.

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam lingkungan kerja, sering muncul isu di mana karyawan saling meremehkan, mencemooh, mengabaikan, atau mengutarakan bahasa yang tidak sopan.

Akibatnya, terjadi relasi antar rekan kerja yang sering mengeluh, terlambat, membolos, membebankan pekerjaan kepada orang lain atau bahkan melakukan perundungan.

Oleh karena itu, sebagai seorang HR, kamu harus lebih peka dan membantu mengurangi permasalahan seperti ini ke depannya.

3. Tidak ada kesempatan berkembang

Ciri lingkungan kerja toxic lainnya adalah tidak ada kesempatan berkembang dari perusahaan.

Umumnya, perusahaan akan memberikan dukungan serta memfasilitasi karyawannya untuk memperluas keahlian, pengalaman, dan kariernya.

Salah satu contoh dukungan yang dapat diberikan adalah melalui kesempatan untuk kenaikan gaji atau pangkat.

Apabila perusahaan tidak mampu memberikan kesempatan tersebut, menurut The Muse, hal tersebut menjadi indikasi lingkungan kerja yang toxic.

4. Beban dan jam kerja tidak seimbang

Ciri lingkungan kerja toxic berikutnya merupakan beban dan jam kerja yang tidak seimbang.

Layaknya deskripsi pekerjaan, biasanya akan dijelaskan informasi mengenai jam dan beban kerja di jam kontrak.

Meskipun pada akhirnya tidak tertulis, keterangan tersebut setidaknya bakal dibahas oleh kedua belah pihak.

Maka dari itu, apabila kamu mengalami pemotongan jatah cuti, penghapusan masa libur, maupun penambahan beban dan jam kerja tanpa kompensasi, hal tersebut termasuk lingkungan kerja toxic.

5. Tuntutan untuk patuh pada perintah atasan

Ciri dari kantor atau perusahaan toxic yang terakhir adalah tuntutan untuk selalut patuh pada perintah atasan.

Memiliki otoritas kerja yang lebih tinggi tidak selalu menunjukkan bahwa seseorang memiliki jiwa leadership yang baik.

Pembatasan kritik dan saran dalam konteks profesional dianggap sebagai salah satu hal yang mencerminkan budaya kerja.

Apabila pekerja kamu merasa tidak bebas mengutarakan pendapat yang bersifat konstruktif, dipaksa taat pada kuasa dan jarang menerima pujian tentu akan tidak betah.

Nah, itulah beberapa ciri lingkungan kerja toxic yang perlu dihindari supaya memberikan kenyamanan pada pekerja. Perhatikan dengan seksama ya!

Hubungi Kami