Melihat fenomena pinjaman online yang kian memburuk, perusahaan khususnya tim HR harus turut bertanggung jawab dalam memberikan solusi pinjol yang mungkin dihadapi karyawannya.
Inisiatif ini wajib dilakukan, karena ketergantungan terhadap pinjaman online (pinjol) merupakan masalah yang semakin umum di kalangan karyawan.
Melansir laman Espos, kelompok usia gen Z dan milenial menjadi penyumbang kredit macet pinjol terbesar.
Kelompok usia ini terdiri dari pekerja dan mahasiswa yang memiliki jumlah nilai gagal bayar utang sebesar Rp763,65 miliar per Juni 2023 silam.
Bila masalah ini dibiarkan berlarut, karyawan bakal tenggelam dalam masalah finansial besar. Alhasil, kesejahteraannya drop dan produktivitas perusahaan terancam anjlok.
Nah, tapi, apa solusi yang bisa perusahaan terapkan? Apakah ada langkah-langkah konkret yang bisa kamu ambil sebagai pegiat HR?
Tenang saja, sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kesejahteraan karyawannya, perusahaan dapat mengambil beberapa langkah strategis untuk membantu mereka keluar dari siklus pinjol yang merugikan.
Berikut adalah rangkuman GajiGesa terkait beberapa solusi yang dapat diterapkan perusahaan untuk atasi masalah pinjol jika karyawan mereka mengalaminya. Yuk, disimak!
6 Solusi Perusahaan untuk Karyawannya yang Terjerat Pinjol
1. Berikan benefit Earned Wage Access (EWA)
Bila melihat kondisi terkini, sekarang kesannya sulit untuk memberantas ke pinjaman online.
Sebab, layanannya masih bisa ditemukan dengan mudah. Bahkan beberapa karyawan sudah banyak yang ketagihan.
Namun, pemilik bisnis dan tim HR perusahaan tak boleh menyerah. Sejatinya ada kok, solusi mutakhir yang bisa kamu sediakan agar karyawan terhindar dari bahaya pinjol.
Salah satunya adalah dengan memberikan benefit tambahan seperti Earned Wage Access (EWA) atau Akses Gaji Fleksibel GajiGesa.
Sesuai namanya, layanan ini memungkinkan karyawan untuk tarik gaji lebih awal sebelum tanggal gajian tiba.
Tak lagi mengenal tanggal tua, karyawan jadi memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan tanpa harus menunggu jadwal upah cair.
Pada dasarnya, karyawan beralih ke pinjol karena kebutuhan mendesak. Nah, kehadiran EWA pada dasarnya adalah sebagai alternatif dana darurat. Jadi, ketika karyawan berhadapan dengan keadaan genting, mereka bisa langsung pakai EWA tanpa perlu memikirkan pinjol.
EWA sendiri bukanlah pinjaman, melainkan gaji karyawan itu sendiri yang dapat ditarik secara prorata. Sehingga, arus kas karyawan takkan terganggu dan mereka tak perlu berutang.
Kesejahteraan finansial karyawan kelak bakal lebih terjamin dan mereka pun bisa kembali berfokus pada pekerjaannya.
Alhasil, produktivitas terus meningkat dan angka retensi stabil karena kepuasan kerja karyawan terlindungi.
Bagaimana? Menarik, kan? Nah, kalau gitu jangan sampai ketinggalan. Yuk, prioritaskan kesejahteraan karyawan dengan booking demo produk EWA bersama tim GajiGesa. Langsung isi formulir di bawah artikel ini!
2. Memberikan edukasi keuangan kepada karyawan
Literasi keuangan adalah solusi selanjutnya untuk membantu karyawan yang terjebak pinjol.
Banyak karyawan tidak memahami risiko dari pinjaman online, seperti bunga tinggi, penalti keterlambatan, dan praktik penagihan yang tidak etis.
Perusahaan dapat mengadakan pelatihan atau seminar rutin yang membahas pengelolaan gaji, cara membuat anggaran, dan pentingnya menabung.
Undang ahli keuangan untuk memberikan panduan praktis dan simulasi kasus nyata.
Selain itu, perusahaan bisa membagikan materi edukasi dalam bentuk ebook atau video yang mudah diakses.
3. Membangun dana darurat perusahaan
Dana darurat perusahaan dapat menjadi solusi jangka pendek untuk situasi keuangan karyawan yang mendesak.
Mengapa demikian? Sebab, jenis dana ini dapat digunakan untuk membantu karyawan yang menghadapi keadaan darurat, seperti kebutuhan medis atau biaya pendidikan anak.
Dengan syarat yang jelas dan proses pencairan yang mudah, dana darurat tersebut dapat menjadi penyelamat bagi karyawan yang kesulitan.
Perusahaan dapat menentukan platform dana yang dapat dipinjam setiap karyawan berdasarkan masa kerja dan gaji mereka.
Pastikan juga ada kebijakan yang transparan untuk pengembalian dana tersebut.
4. Mengembangkan program konseling keuangan
Masalah keuangan sering kali terkait dengan kebiasaan dan pola pikir, konseling keuangan dapat membantu mengatasinya.
Program ini bertujuan untuk memberikan solusi yang lebih personal kepada karyawan yang terlilit utang.
Konselor dapat membantu karyawan memahami prioritas keuangan, menyusun strategi pembayaran utang, dan membuat rencana keuangan yang berkelanjutan.
Perusahaan dapat bekerja sama dengan lembaga konseling atau menyediakan konselor internal yang terlatih.
Sesi ini bisa dilakukan secara individu atau dalam kelompok kecil untuk menjaga privasi.
5. Meningkatkan kesejahteraan karyawan
Kesejahteraan finansial karyawan adalah investasi jangka panjang untuk perusahaan.
Ketergantungan pada pinjol sering kali disebabkan oleh pendapatan yang tidak mencukupi kebutuhan dasar.
Perusahaan harus memastikan bahwa gaji dan tunjangan yang diberikan sepadan dengan beban kerja mereka.
Selain gaji pokok yang kompetitif, berikan juga fasilitas seperti tunjangan pendidikan, bantuan biaya kesehatan, atau bonus kinerja.
Kemudian, program tabungan perusahaan juga bisa menjadi insentif tambahan untuk membantu karyawan menyisihkan sebagian pendapatannya.
6. Memanfaatkan teknologi untuk pengelolaan keuangan
Di era digital, banyak aplikasi dan platform yang dapat membantu karyawan mengelola keuangannya.
Perusahaan dapat memperkenalkan aplikasi budgeting yang memudahkan karyawan melacak pengeluaran, membuat anggaran, dan mengatur tabungan.
Aplikasi ini dapat menjadi alat edukasi yang praktis untuk membantu mereka memahami keuangan pribadi.
Buatlah workshop singkat untuk mengenalkan aplikasi-aplikasi tersebut dan tunjukkan cara penggunaannya.
Beberapa aplikasi bahkan menyediakan fitur pengingat pembayaran utang untuk membantu karyawan lebih disiplin.