
Menjelang Hari Raya Idulfitri, berbagai tips terkait persiapan Lebaran menjadi hal yang sangat dibutuhkan oleh tim HR.
Hal tersebut cukup wajar, terutama karena tim HR bertanggung jawab dalam menjaga kegiatan operasional perusahaan selama periode libur panjang.
Tak hanya itu, kamu yang bergerak di bidang tersebut juga tanggung jawab untuk memastikan bahwa segala aspek administrasi dan kesejahteraan karyawan tetap terkendali.
Tanpa persiapan yang matang, perusahaan dapat mengalami kendala seperti kekurangan tenaga kerja, penundaan pembayaran THR, atau bahkan penurunan produktivitas setelah libur Lebaran.
Lalu, apa saja yang harus dipersiapkan tim HR sebelum Lebaran tiba? Yuk, simak tips terbaiknya dalam rangkuman GajiGesa di bawah ini!
7 Tips Persiapan Lebaran HR

1. Menyusun jadwal cuti karyawan
Pertama-tama, HR perlu mengatur dan menyusun jadwal cuti karyawan secara efisien agar tidak mengganggu kegiata operasional perusahaan.
Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan menerapkan sistem pengajuan cuti lebih awal, agar kamu dapat mengatur jumlah karyawan yang bekerja dan yang mengambil cuti secara seimbang.
Selain itu, kamu dan rekan-rekan HR lainnya juga bisa memertimbangkan sistem rotasi atau pengaturan jadwal kerja fleksibel agar tetap bisa beroperasi selama masa liburan.
Dengan perencanaan yang baik, HR dapat memastikan bahwa pelayanan perusahaan kepada pelanggan tidak terganggu.
2. Mengatur pencairan Tunjangan Hari Raya (THR)
THR merupakan hak setiap karyawan yang harus diberikan oleh perusahaan sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku.
Maka dari itu, kamu sebagai HR harus memastikan bahwa pembayarannya dilakukan tepat waktu agar karyawan dapat menggunakannya untuk kebutuhan Lebaran, seperti persiapan mudik dan kebutuhan rumah tangga.
Selain memerhatikan waktu pencairan, HR juga perlu memastikan bahwa perhitungan jumlah THR yang diterima setiap karyawan sesuai dengan masa kerja dan regulasi yang berlaku.
Keterlambatan atau kesalahan dalam pembayaran THR dapat menimbulkan ketidakpuasan dan berpotensi mengganggu hubungan kerja karyawan dan perusahaan.
3. Memonitor kinerja dan shift kerja
Jika perusahaan tetap beroperasi selama periode Lebaran, HR harus memastikan sistem kerja shift yang adil dan transparan.
Kamu dan rekan HR lainnya wajib memastikan bahwa beban kerja dibagi secara merata di antara karyawan yang tetap bekerja agar tidak ada yang merasa terbebani.
HR juga harus menyediakan kompensasi tambahan bagi karyawan yang bekerja selama periode libur, seperti insentif lembur atau tunjangan tambahan, sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi mereka.
Dengan demikian, semangat kerja karyawan tetap terjaga meskipun mereka tidak bisa menikmati libur Lebaran sepenuhnya.
4. Mengadakan program kesejahteraan karyawan
Selain THR, perusahaan juga bisa menyediakan berbagai program kesejahteraan tambahan untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas karyawan.
Beberapa contoh program yang bisa diberikan adalah:
- Pemberian bonus kinerja sebagai bentuk apresiasi atas pencapaian kerja selama periode sebelum Lebaran
- Santunan bagi karyawan yang membutuhkan, seperti mereka yang memiliki tanggungan keluarga besar
- Paket sembako atau parcel Lebaran sebagai bentuk perhatian dari perusahaan terhadap kesejahteraan karyawan
Nah, penyediaan layanan Earned Wage Access (EWA) atau Akses Gaji Fleksibel dari GajiGesa bisa menjadi bagian dari program kesejahteraan karyawan yang efektif.
Hal itu berlaku karena EWA memberikan fleksibilitas finansial bagi mereka dalam mengelola kebutuhan Lebaran tanpa harus terjerat pinjaman berbunga tinggi.
Cara kerja layanan ini memungkinkan karyawan untuk mengakses gaji sebelum tanggal gajian tanpa perlu berutang atau mengambil pinjaman berbunga tinggi.
Hal tersebut memberikan fleksibilitas keuangan yang lebih baik dan membantu mereka mengatur pengeluaran Ramadan serta Lebaran dengan lebih tenang.
Dengan begitu, hubungan baik antara perusahaan dan karyawan akan meningkat serta budaya kerja yang positif menjadi lebih kuat.
Menarik, bukan? Layanan EWA GajiGesa pun menawarkan sejumlah manfaat dan fitur lainnya untuk karyawan. Selengkapnya bisa kamu pelajari dengan klik tombol di bawah.
Yuk, cari tahu untuk prioritaskan kesejahteraan karyawan dari sekarang!
5. Mempersiapkan kebijakan Work From Home (WFH) atau cuti tambahan
Banyak karyawan yang membutuhkan waktu lebih panjang untuk mudik atau beristirahat setelah perjalanan jauh.
Melihat hal tersebut, tim HR bisa mempertimbangkan kebijakan Work From Home (WFH) atau cuti tambahan bagi karyawan yang membutuhkan, terutama bagi mereka yang bekerja di sektor yang memungkinkan fleksibilitas kerja.
Melansir Gamatechno, kebijakan ini harus diatur dengan baik agar tidak mengganggu produktivitas perusahaan.
Kamu sendiri bisa menentukan siapa saja yang berhak mendapatkan fleksibilitas ini dan memastikan ada pengganti yang siap menjalankan tugas-tugas penting selama karyawan lain masih libur.
6. Mengkomunikasikan aturan dan prosedur selama libur Lebaran
Tips persiapan Lebaran lainnya yang wajib diketahui oleh pegiat HR adalah mengkomunikasikan aturan selama libur Hari Raya.
HR perlu memastikan bahwa seluruh karyawan memahami aturan dan kebijakan perusahaan selama periode libur Lebaran.
Beberapa hal yang perlu dikomunikasikan dengan jelas meliputi:
- Batas waktu pengajuan cuti agar HR dapat mengelola jadwal dengan baik
- Jadwal operasional perusahaan selama libur Lebaran
- Prosedur pelaporan jika ada keperluan mendesak yang harus ditangani saat libur
- Tata cara kembali bekerja setelah libur panjang
Komunikasi yang jelas akan membantu menghindari kesalahpahaman dan memastikan kelancaran proses kerja selama dan setelah Lebaran.
7. Mempersiapkan rencana recovery pasca Lebaran
Setelah libur panjang, banyak karyawan mengalami penurunan produktivitas akibat kelelahan setelah mudik atau kehilangan ritme kerja.
HR harus menyiapkan strategi agar transisi kembali ke lingkungan kerja bisa berjalan lebih lancar, seperti:
- Mengadakan briefing atau sesi motivasi untuk membangun kembali semangat kerja
- Memberikan fleksibilitas waktu kerja di hari pertama setelah Lebaran agar karyawan bisa menyesuaikan diri kembali
- Memastikan lingkungan kerja tetap nyaman dan kondusif agar karyawan tidak merasa terbebani saat kembali bekerja
Dengan rencana pemulihan yang baik, HR dapat membantu karyawan kembali bekerja dengan semangat baru dan menjaga produktivitas tetap optimal.