logo GajiGesa

Blog

Toxic Positivity di Tempat Kerja: Definisi dan Cara Mengatasinya

Menjadi pribadi positif tentunya adalah hal yang baik untuk diterapkan. Namun, saat ini, ada istilah toxic positivity di tempat kerja atau kantor yang sedang ramai dibicarakan.

Tanpa disadari, hal ini telah dilakukan oleh banyak pekerja, tak hanya di perusahaan-perusahaan besar, tetapi, juga badan usaha kecil.

Meskipun terlihat sepele, istilah tersebut sejatinya berbahaya untuk kesejahteraan pekerja dan perusahaan. Maka dari tu, pihak HRD harus memahami toxic positivity dan cara mengatasinya.

Nah, melihat hal tersebut, kali ini GajiGesa akan paparkan definisi beserta cara menanganinya khusus buat kamu yang bekerja di bidang human resources. Yuk, disimak!

Apa Itu Toxic Positivity?

Toxic positivity dapat diartikan sebagai kondisi ketika seseorang menuntut dirinya sendiri atau orang lain untuk selalu berpikir dan bersikap positif serta menolak emosi negatif.

Hal ini tidak baik untuk kesehatan mental. Sebab, seseorang yang melakukannya akan selalu berusaha menghindari emosi-emosi negatif, seperti perasaan sedih dan kecewa.

Emosi yang dirasakan tersebut nantinya bisa menumpuk dan pada akhirnya membuat pekerja burnout.

Toxic positivity sendiri sejatinya sering ditemukan di tempat kerja, di mana karyawan dituntut untuk bersikap profesional.

Cara Mengatasi Toxic Positivity di Tempat Kerja

Untuk HR, atau Human Resources yang bekerja secara khusus untuk menangani isu karyawan, tentu hal ini akan menjadi tantangan tersendiri.

Bagaimana cara mengetahui bahwa toxic positivity sedang terjadi ke tempat kerja atau? Benarkah itu toxic positivity, atau sekadar kalimat penyemangat?

Nah, agar tidak bingung, berikut ini adalah beberapa cara jitu untuk menangani toxic positivity di kantor.

#1 Evaluasi Kinerja Tim HRD

Hal pertama yang harus diperhatikan sebelum fokus ke para pekerja adalah HRD itu sendiri.

Coba lihat dan evaluasi, apakah pada manajemen HR sering mendorong toxic positivity.

Bagaimana cara untuk mengetahuinya? Coba ingat-ingat lagi, ketika ada karyawan yang meminta saran atau sekadar bercerita ke tim HR mengenai kesusahannya, apakah pernah terlontar kalimat seperti “baru itu saja sudah menyerah” atau “bersyukur dong, masih punya kerjaan”.

toxic positivity di tempat kerja

Jika ada, itu adalah beberapa contoh kalimat toxic positivity. Sebagai seorang HR, salah satu tugas kamu adalah mengayomi dan mendengar keluh kesah karyawan.

Sebaiknya, berikan kalimat yang menenangkan, seperti “kami mengerti masalahmu, apa yang bisa kami bantu”.

Atau, jika belum bisa menemukan jalan keluar, cukup katakan “tidak apa, semua pasti pernah mengalami masalah. Kami belum bisa memberikan saran, namun kami akan mencoba”.

#2 Perhatikan Pola Interaksi dan Cara Kerja Karyawan

Toxic positivity umumnya berlaku pada cara karyawan saling berinteraksi di tempat kerja.

Untuk mengatasi hal ini, HR bisa mulai mengamati kegiatan sehari-hari karyawan serta cara mereka saling berkomunikasi.

Apabila terdapat kata-kata atau instruksi yang terkesan merendahkan perasaan negatif seorang karyawan, pihak HRD bisa ambil alih situasi dan memberikan nasihat.

Selain itu, perhatikan juga cara kerja masing-masing karyawan.

Beberapa ciri karyawan yang melakukan toxic positivity adalah bekerja tanpa mengenal waktu, hanya melihat sisi positif dari sebuah kegagalan, serta selalu berkata ‘ya’ dan tidak pernah menolak perintah.

Itulah penjelasan singkat GajiGesa mengenai pengertian dan cara mengatasi toxic positivity di tempat kerja.

Mengurangi dan menghindari toxic positivity di kantor pada dasarnya tidaklah susah, tetapi, tetap menjadi tantangan bagi HR.

Pasalnya setiap karyawan memiliki sifat, pola kerja, dan kepribadian yang berbeda.

Hal yang HR bisa lakukan secara umum adalah selalu mengingatkan kepada karyawan bahwa tidak apa-apa untuk merasa negatif.

Sebab, terkadang kita memang harus menerima perasaan sedih, marah, dan kecewa.

Terus menerus memendam emosi akan membuat kesehatan mental berkurang dan bisa menyebabkan stress, yang mana tentu saja akan berpengaruh pada motivasi kerja.

Hubungi Kami