Dunia bisnis yang semakin kompetitif telah mendorong para pengusaha untuk terus menambahkan atribut baru ke produknya, salah satunya melalui value chain atau rantai nilai.
Pada dasarnya, istilah tersebut mengacu pada kegiatan bisnis yang pada setiap tahapan mampu meningkatkan nilai barang atau jasa yang diproduksi perusahaan.
Pebisnis perlu menerapkan inisiatif ini, sebagai cara untuk memahami kualitas produk dan menjaga nilai yang mereka tawarkan.
Tak hanya itu, pemahaman mengenai kualitas juga memiliki dampak signifikan pada loyalitas serta kepercayaan konsumen.
Produk yang memiliki kualitas baik, bisa memberikan kepuasan kepada mereka yang pada gilirannya dapat meningkatkan profit perusahaan.
Nah, meskipun demikian, bagaimana cara menerapkan value chain di dalam perusahaan? Apakah ada strategi khusus yang wajib diimplentasikan oleh para pengusaha?
Yuk, simak artikel berikut ini untuk pemahaman yang lebih komprehensif tentang rantai nilai!
Apa Itu Value Chain? (Rantai Nilai)
Value chain atau rantai nilai adalah sebuah konsep bisnis yang mendorong pengusaha untuk meningkatkan kualitas produk atau jasa yang mereka tawarkan.
Hal ini melibatkan sebuah siklus bisnis yang terdiri dari berbagai tahap, seperti perencanaan, proses produksi, distribusi kepada konsumen, hingga proses pemasaran.
Rantai nilai sendiri juga merujuk pada serangkaian aktivitas yang berhubungan dengan nilai produk suatu perusahaan.
Secara umum, aktivitas ini diperlukan untuk memastikan bahwa kualitas produksi tetap terjaga dengan baik.
Pengelompokan Rantai Nilai
1. Kegiatan Utama (Primary Activities)
Kegiatan utama dalam rantai nilai mencakup seluruh rangkaian kegiatan bisnis yang mampu menciptakan nilai atau manfaat bagi pelanggan.
Kemudian, pada gilirannya mengungkapkan keunggulan perusahaan di pasar. Kegiatan utama ini dianggap krusial dalam menjalankan bisnis, lho.
Beberapa kegiatan perusahaan yang masuk dalam kategori utama adalah sebagai berikut:
- Logistik masuk (inbound logistics) adalah kegiatan perusahaan yang terkait dengan penyimpanan, penerimaan, dan distribusi produk.
- Operasi (operation) adalah kegiatan yang mengubah bahan baku menjadi produk jadi.
- Logistik keluar (outbound logistics) adalah kegiatan perusahaan yang terkait dengan distribusi produk atau jasa kepada pelanggan.
- Pemasaran dan penjualan (marketing and sales) adalah kegiatan yang berkaitan dengan pemasaran dan penjualan, termasuk promosi.
- Layanan (service) adalah kegiatan yang berhubungan dengan penyediaan layanan untuk meningkatkan pemeliharaan produk, seperti perawatan, perbaikan, dan pelatihan.
2. Kegiatan Pendukung (Support Activities)
Kegiatan pendukung dalam value chain adalah aktivitas perusahaan yang bertujuan untuk mendukung dan memfasilitasi pelaksanaan kegiatan utama perusahaan.
Dalam konteks ini, kegiatan pendukung adalah penunjang bagi kegiatan utama; tanpa kehadiran mereka, kegiatan utama mungkin tidak dapat berjalan secara efisien atau bahkan sama sekali.
Berikut adalah beberapa contoh kegiatan yang masuk dalam kategori pendukung:
- Infrastruktur perusahaan (firm infrastructure) mencakup aktivitas yang terkait dengan manajemen umum, keuangan, akuntansi, keamanan, dan keselamatan sistem informasi, serta aset yang mendukung operasi perusahaan.
- Manajemen sumber daya manusia (SDM) (human resources management) mencakup pelatihan, pengembangan, dan kompensasi bagi berbagai jenis personel perusahaan, termasuk pengembangan keterampilan karyawan.
- Pengembangan teknologi (technology development) mencakup kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan proses, produk, pengembangan perangkat lunak, desain alat, sistem telekomunikasi, pengembangan basis data baru, dan pembangunan sistem yang terkomputerisasi.
- Pengadaan (procurement) adalah aktivitas yang berkaitan dengan cara perusahaan memperoleh sumber daya, seperti fungsi pembelian yang digunakan dalam rantai nilai.
Pada pengelompokkan ini, dijelaskan bahwa perusahaan harus berfokus pada kesejahteraan karyawan jika ingin menghadirkan layanan terbaik kepada pelanggan mereka.
Meskipun terkesan mudah, hal ini tidak bisa disepelekan. Pasalnya, kesejahteraan karyawan akan terus bersangkutan dengan kondisi finansial mereka.
Saat ini pun tak banyak platform yang bisa menjamin keamanan dan peningkatan kesehatan keuangan pekerja.
Lalu, apa solusi paling tepat yang bisa perusahaan sediakan untuk menumbuhkan kesejahteraan karyawannya? Nah, jawaban paling tepat untuk keperluan ini tak lain adalah GajiGesa!
Ya, aplikasi ini hadir sebagai platform kesejahteraan finansial yang berfokus terhadap keuangan karyawan.
Di GajiGesa, karyawan bisa memanfaatkan Earned Wage Access. Fitur ini memberikan karyawan akses untuk menarik gaji prorata yang sudah mereka raih secara fleksibel.
Tujuan dari sistem EWA ini adalah supaya karyawan bisa mengambil gajinya dalam keadaan mendesak.
Alhasil, mereka tidak akan lagi merasa stres tentang tagihan yang tertunda dengan manfaat kesehatan finansial karyawan ini.
Menarik, bukan? Akan tetapi, fitur EWA ini hanya bisa digunakan jika perusahaanmu sudah bekerja sama dengan kami.
Maka dari itu, jangan sampai ketinggalan. Yuk, pelajari GajiGesa lebih lanjut dan rekomendasikan produk kami pada perusahaanmu dengan mengisi form di bawah!
Strategi Value Chain
Pertama, strategi keunggulan bersaing
Sekarang kita beralih para macam-macam strategi value chain, dan yang pertama adalah trik untuk unggul dalam pasar.
Seperti tajukannya, strategi ini mengacu pada kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh keuntungan ekonomis yang lebih tinggi dibandingkan pesaingnya dalam industri yang sama.
Keberhasilan perusahaan dalam hal ini dapat diukur melalui tingkat daya saing strategis dan profitabilitas yang tinggi.
Kedua faktor tersebut merupakan hasil dari kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan dan mengembangkan kompetensinya untuk bersaing di pasar dengan kompetitornya.
Perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif akan mampu mengidentifikasi perubahan dalam struktur pasar dan memilih strategi pemasaran yang lebih efektif.
Kedua, strategi keunggulan biaya
Harga jual, biaya produksi, dan biaya lainnya menjadi faktor pertimbangan penting bagi setiap perusahaan yang ingin menjual produk atau jasa.
Dari perspektif konsumen, keunggulan biaya dapat dilihat dari harga jual yang lebih rendah untuk produk dengan nilai yang setara. Strategi keunggulan biaya ini menjadi alat penting untuk mencapai kepemimpinan pasar.
Biaya menjadi faktor kunci dalam menerapkan strategi diferensiasi selanjutnya.
Mengapa demikian? Sebab, pesaing harus bisa memertahankan posisi biaya yang kompetitif untuk tetap menjadi pemimpin di pasar.
Biasanya, perusahaan ingin lebih berfokus pada pengendalian biaya produksi dan kurang memperhatikan biaya di bidang lain seperti pemasaran, infrastruktur, dan layanan.
Untuk mengatasinya, perusahaan harus mampu menawarkan produk dan fungsi yang disukai oleh konsumen dengan harga kompetitif di tingkat pasar.
Ketiga, strategi diferensiasi
Diferensiasi berarti menjadi berbeda. Di era saat ini, perusahaan yang hanya menawarkan produk serupa dengan yang ditawarkan oleh pesaing lain mungkin tidak akan menarik perhatian.
Dalam konteks strategi bisnis, diferensiasi dapat diterapkan secara efektif. Mengapa? Karena meskipun produk tidak unggul dalam satu aspek tertentu, produk akan tetap menarik jika memiliki elemen perbedaan yang unik.
Sebagai contoh, Samsung A80 yang membedakan diri dengan kamera yang bisa berputar menghadap depan dan belakang, sehingga dapat berfungsi sebagai kamera depan dan belakang.
Tips bagi perusahaan yang ingin menerapkan strategi ini adalah berfokus pada atribut produk, pengiriman produk, desain pemasaran, dan elemen lain yang membedakan produk dari pesaing.
Mempertahankan elemen perbedaan ini penting agar konsumen tidak melupakan produk kamu dengan cepat.
Fungsi Rantai Nilai Dalam Perusahaan
1. Penelitian dan pengembangan
Menerapkan sistem ini akan mempermudah perusahaan dalam melakukan penelitian dan pengembangan produk atau jasa yang telah diperkenalkan ke pasar.
Sebagai contoh, perusahaan dapat menilai apakah produk yang telah diluncurkan mampu bersaing dengan produk dari pesaingnya atau tidak.
Jika produk tersebut dianggap tidak bersaing, misalnya karena harganya jauh lebih tinggi daripada pesaing, perusahaan dapat menerapkan strategi diferensiasi atau meningkatkan kualitas produk agar harga yang lebih tinggi dapat dijustifikasi.
2. Desain produk atau jasa dan proses
Bisnis yang menerapkan value chain akan mendapat manfaat dalam merancang produk atau jasa, serta proses produksinya agar lebih mudah dipasarkan di pasar.
Dengan sistem ini, perusahaan akan menyadari bahwa produknya harus lebih dari sekadar kualitas. Hal ini berarti produk harus memiliki elemen tambahan yang membuatnya menonjol di mata konsumen.
3. Produksi
Rantai nilai sangat terkait dengan fungsi produksi. Kamu dapat menggunakan strategi rantai nilai untuk meningkatkan jumlah produksi dan mengurangi biaya produksi.
Seluruh strategi dalam rantai nilai dapat diterapkan pada tim produksi.
4. Pemasaran dan penjualan
Pemasaran dan penjualan adalah dua aspek penting dalam perusahaan yang berhubungan dengan pendapatan dari penjualan produk atau jasa.
Oleh karena itu, rantai nilai dapat menjadi instrumen yang sangat berguna dalam proses pemasaran dan penjualan.
Dengan menerapkan strategi value chain, kamu dapat meningkatkan daya saing di pasar.
Misalnya, dengan menerapkan strategi diferensiasi sejak tahap perencanaan bisnis hingga produksi. Ini akan memudahkan divisi pemasaran dan penjualan dalam melanjutkan strategi tersebut.