Tahukah kamu? Bahwa karyawan yang sering izin sakit dapat mengganggu berjalannya kegiatan operasional perusahaan?
Ya, tanpa disadari, tidak hadirnya karyawan akan memengaruhi produktivitas kerja sebuah badan usaha.
Hal ini berlaku karena pekerjaan tim menjadi tertunda, proses produksi terhambat, dan semua rencana membutuhkan waktu lebih lama untuk dieksekusi.
Dalam berbagai kondisi, isu yang terlihat kecil ini akan menjadi masalah besar bagi perusahaan. Bila dibiarkan pun efeknya bisa cukup berbahaya, seperti angka penjualan dan minat investor yang menurun.
Maka dari itu, tidak hadirnya karyawan karena sering izin sakit perlu diperhatikan. Para pegiat HR perlu membuat rencana agar karyawan tidak sering izin sakit.
Nah, bagaimana caranya? Yuk, simak penjelasan lengkapnya dalam rangkuman singkat berikut ini!
Penyebab Karyawan Sering Izin
Sebelumnya, kamu perlu mengetahui dulu penyebab karyawan rajin izin sakit dari pekerjaannya.
Berikut ini adalah beberapa beberapa kasus karyawan yang bisa jadi penyebab sering izin, di antaranya yaitu:
- Kurangnya employee engagement.
- Kebijakan perusahaan yang kurang tegas.
- Budaya kerja yang toxic.
- Rendahnya apresiasi dalam pekerjaan.
- Tidak ada sistem reward and punishment.
- Mengikuti rekrutmen di perusahaan lain.
Nah, kumpulan informasi ini diperlukan supaya kamu dapat menciptakan rencana pencegahan yang mumpuni.
Namun, jika hal-hal di atas terjadi, pihak manajemen perusahaan perlu segera melakukan evaluasi secara internal.
Setelah itu, pegiat HR bisa melakukan proses diskusi bersama karyawan yang bersangkutan.
Cara Mengatasi Karyawan Sering Izin Sakit
1. Buat kebijakan yang tegas
Cara pertama untuk mencegah karyawan sering izin sakit adalah dengan membuat kebijakan jelas yang tertuang pada kontrak kerja.
Dengan begitu, karyawan akan memahami hak dan kewajibannya di perusahaan. Kebijakan ini juga menjadi acuan yang valid bagi perusahaan ketika perlu membuat keputusan.
Sebagai contoh, petugas HRD dan pihak manajerial bisa membuat aturan tentang batasan izin karyawan, jatah cuti, aturan lembur, dan lainnya.
Untuk mengatasi karyawan sering izin sakit, perusahaan juga bisa merancang kebijakan yang tegas mengenai hal tersebut secara spesifik.
2. Bersikap adil terhadap karyawan
Cara kedua mengatasi karyawan sering izin sakit adalah dengan bersikap adil.
Sikap adil tersebut dapat dibuktikan dengan sistem penggajian yang rapi, pelatihan kepada semua karyawan, menghindari diskriminasi, dan pembagian kerja sesuai kapasitas.
Hal tersebut juga sudah diatur dalam UU No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
Karyawan yang berada dalam departemen atau divisi mana pun, perusahaan perlu memastikan apakah setiap divisi tersebut sudah berjalan sesuai arah tujuan besar dari perusahaan.
3. Berikan konsekuensi
Cara ketiga berikutnya adalah dengan memberikan konsekuensi untuk karyawan.
Pada dasarnya, karyawan yang berhasil mencapai target layak mendapat apresiasi.
Nah, di sisi lain, karyawan yang tidak bisa menjaga komitmen di tempat kerja perlu menerima konsekuensi tertentu. Dalam hal ini adalah tentang sikap disiplin mereka mematuhi jam kerja dan tanggung jawab yang ada.
Kira-kira, konsekuensi seperti apa yang bisa diberikan perusahaan kepada karyawannya?
Sebagai contoh, perusahaan bisa memberikan peringatan atau sanksi yang tegas.
Namun, hal ini diterapkan bukan untuk menakut-nakuti karyawan, tapi, untuk meningkatkan komitmen dan kesadaran mereka terhadap tanggung jawabnya.
4. Memastikan karyawan termotivasi
Memastikan karyawan termotivasi merupakan cara jitu untuk mencegah karyawan tidak rajin izin sakit.
Saat motivasi masih terjaga, performa pun mudah ditingkatkan. Idealnya, dalam kondisi performa yang bagus maka karyawan memprioritaskan pekerjaan dan tidak akan sering izin sakit.
Apalagi, kesadaran pribadi mereka sudah terbentuk dan tidak perlu untuk selalu diingatkan. Karyawan yang disiplin akan menyadari dampak ketidakhadiran mereka di tempat kerja.
5. Memberikan reward atau bonus kehadiran
Salah satu kebijakan yang bisa diterapkan perusahaan untuk menjaga keterlibatan karyawan yaitu pemberian bonus kehadiran.
Seperti apa penerapannya? Karyawan yang masuk kerja tepat waktu dan tidak pernah absen berhak mendapatkan bonus yang bisa ditambahkan pada gaji.
Dengan demikian, semua karyawan akan secara otomatis meningkatkan performa kerja dan menjaga absensi mereka di kantor.
Bonus atau reward bukan hanya bisa berbentuk uang, tapi, juga pembinaan skill dan kesempatan meningkatkan jenjang karir.