Beberapa tahun terakhir, badan usaha atau bisnis yang bergerak di industri retail tengah dihantui oleh beragam tantangan serius.
Isu-isu tersebut muncul akibat angka inflasi di pasar yang terus meroket, pelanggaran keamanan yang membahayakan data konsumen, hingga gangguan pada rantai pasokan.
Bahkan, para pegiat ritel pun kini banyak yang sedang berjibaku dengan tantangan terbesar mereka, yakni mendapatkan minat konsumen di era persaingan pasar yang ketat.
Berita baiknya, persaingan pasar yang ketat menjadi pertanda bahwa industri ritel siap tumbuh pesat pasca pandemi Covid-19.
Di AS sendiri, penjualan industri ritel diprediksi akan melampaui angka $5 triliun mulai 2023 silam.
Kendati demikian, tantangan-tangan serius yang tengah dihadapi ini perlu segera dijawab. Jika dibiarkan menerus, laju mulus industri retail bisa-bisa terhambat dan malah berjalan di tempat.
Nah, berikut ini adalah rangkuman singkat GajiGesa mengenai sejumlah tantangan yang sedang dihadapi bisnis retail beserta solusi terbaiknya. Yuk, disimak!
4 Tantangan Bisnis Retail
Sekarang ini, kamu yang bergerak di bidang bisnis retail rasanya harus bekerja ekstra giat.
Sebab, seperti yang sudah GajiGesa paparkan, tantangan yang melanda industrimu itu cukup serius dan sejatinya tak bisa disepelekan.
Misalnya, transformasi digital yang membuat akses terhadap katalog produk menjadi lebih mudah. Hal ini bisa menjadi petaka besar, karena kemudahan yang ditawarkan bakal menekan progres toko-toko ritel yang masih tersedia di pasar.
Jika tidak percaya, kasus seperti ini telah menelan banyak korban. Seperti toko-toko 7-11 yang dulu mungkin sering kamu lihat tersebar di ibukota kini sudah tiada.
Nah, selain isu transformasi digital, tantangan lain masih menunggu untuk menerkam, dan membuat bisnismu kelak menelan kerugian. Berikut adalah tantangan-tantangan tersebut:
1. Mengelola biaya overhead inventaris
Ketika pengecer kehabisan stok, ia kehilangan kesempatan untuk melakukan penjualan.
Di sisi lain, bisnis retail yang melebih-lebihkan permintaan dan memenuhi gudang dengan barang dagangan menanggung biaya penyimpanan yang lebih tinggi.
Hal ini jelas bisa menimbulkan kerugian karena adanya penurunan harga.
Melansir laman Netsuite, biaya operasional juga terancam melambung tinggi, dan pada akhirnya membuat bisnis untuk berutang karena anggaran habis.
2. Menurunnya angka konsumen
Penurunan angka konsumen yang tinggi merupakan isu besar bagi badan usaha retail. Hal ini umumnya terjadi karena inflasi yang telah membuat daya beli masyarakat anjlok.
Namun, tanpa disadari, perpindahan bisnis ke ranah online juga menjadi alasan di balik menurunnya angka konsumen.
3. Mempertahankan loyalitas konsumen
Bila dibandingkan dengan era konvensional, menjaga loyalitas konsumen di era modern sifatnya jauh lebih sulit.
Bila sumber isu dicari, mungkin jawaban paling mudahnya adalah jumlah e-commerce yang mulai menjamur.
Padahal, faktor lain seperti metode penjualan atau customer care bisnis retail yang dinilai kuno juga menjadi penyebab angka loyalitas konsumen menurun.
Kebutuhan konsumen akan diskon juga rasanya mulai tak diperhatikan oleh bisnis ritel. Meskipun hal ini wajar ya, khususnya di tengah gempuran inflasi.
4. Menjaga kesehatan fisik dan mental karyawan
Nah, salah satu tantangan terbesar bagi pegiat bisnis retail adalah menjaga kesehatan fisik dan mental karyawan.
Hingga kini, industri retail masih berjuang untuk keluar dari sisa kerugian akibat pandemi Covid-19.
Alhasil banyak karyawan yang harus bekerja ekstra demi membuat progres bisnis kembali berjalan mulus.
Jika tak diperhatikan, karyawan bisa tumbang, baik dari segi kebugaran fisik maupun mental.
Angka absensi pun pada akhirnya meningkat dan moral karyawan yang tersisa di kantor rusak karena harus mengemban tugas yang menumpuk.
Solusi Terbaik untuk Tantangan Bisnis Retail
Bila dilihat secara sekilas, isu-isu di atas mungkin terasa mencemaskan. Sebab, taruhannya adalah perkembangan industri retail di masa mendatang.
Namun kamu tak perlu khawatir. Sebagai pegiat bisnis, ada trik ampuh yang bisa menjadi solusi atas tantangan-tantangan ini, yakni sebagai berikut:
Menyediakan benefit terbaik untuk karyawan
Pertama-tama, kamu bisa coba menyediakan benefit atau kompensasi terbaik untuk karyawan.
Seperti yang sudah GajiGesa paparkan, kesehatan fisik dan mental karyawan yang drop merupakan isu terbesar bagi bisnis retail.
Hal ini berlaku karena keduanya berkaitan erat dengan angka produktivitas serta perkembangan bisnis.
Nah, sebagai solusi, kamu bisa memastikan kesejahteraan karyawan dengan menyediakan benefit finansial terbaik, seperti Earned Wage Access (EWA) atau Akses Gaji Fleksibel GajiGesa.
Earned Wage Access: Jawaban Atas Isu Besar Bisnis Retail
Earned Wage Access merupakan sebuah layanan yang memungkinkan karyawan untuk mengakses dan menarik gajinya secara prorata sebelum tanggal gajian.
Kehadiran fitur ini adalah sebagai penyelamat saat karyawan membutuhkan dana darurat di tengah bulan.
Tanpa harus menunggu jadwal gajian atau beralih ke pinjol dan paylater, semua keperluan karyawan jadi bisa selalu terpenuhi.
Hal ini bisa menjadi solusi atas menurunnya angka kesehatan fisik dan mental karyawan.
Mereka tak perlu lagi stres karena memikirkan masalah keuangan dan bisa berfokus pada tugas.
Moral di tempat kerja pun pada akhirnya meningkat, dan produktivitas bisnis takkan terhambat karena isu kesejahteraan.
Menarik, kan? Nah, layanan EWA GajiGesa bisa langsung digunakan jika perusahaanmu sudah bekerja sama dengan kami.
Jadi, jangan sampai ketinggalan. Yuk, daftarkan perusahaanmu dengan layanan kami dengan mengisi formulir di bawah artikel berikut.
Atau, kenalan dulu dengan layanan kami dengan klik tombol di bawah. Prioritaskan kesejahteraan karyawanmu sekarang juga!