Melakukan evaluasi stres karyawan menjadi langkah penting yang patut diprioritaskan perusahaan, khususnya dalam rangka menyambut Hari Kesehatan Mental Dunia.
Tekanan dari target pekerjaan, beban kerja berlebih, hingga masalah finansial pribadi sering kali menjadi sumber stres yang berpengaruh pada kesehatan mental.
Jika tidak dikelola dengan baik, kondisi ini dapat menurunkan semangat kerja, melemahkan kolaborasi tim, hingga berdampak langsung pada produktivitas perusahaan.
Nah, agar masalah karyawan tak berlarut dan menyebabkan isu berlapis, yuk, pelajari selengkapnya tentang evaluasi stres karyawan dalam artikel berikut ini!
Mengapa Evaluasi Stres Karyawan Penting?
Evaluasi stres penting dilakukan karena dapat memberikan banyak manfaat, di antaranya yaitu:
1. Mendeteksi burnout sejak dini
Burnout atau kelelahan kerja ekstrem kerap muncul akibat akumulasi stres yang tidak tertangani.
Dengan evaluasi stres karyawan secara rutin, perusahaan dapat melihat tanda-tanda burnout sejak awal dan melakukan langkah pencegahan, misalnya melalui pengaturan beban kerja yang lebih seimbang.
2. Meningkatkan kesejahteraan mental
Stres yang dibiarkan bisa berkembang menjadi masalah mental yang lebih serius, seperti depresi atau gangguan kecemasan.
Evaluasi memberikan gambaran yang lebih jelas tentang tingkat kesejahteraan karyawan, sehingga perusahaan dapat menyediakan dukungan yang sesuai.
3. Membangun loyalitas dan engagement
Karyawan yang merasa diperhatikan kesehatan mentalnya akan lebih terikat dengan perusahaan.
Mereka cenderung lebih loyal, lebih termotivasi, dan lebih bersemangat memberikan kontribusi terbaiknya.
4. Meningkatkan produktivitas
Perusahaan dengan karyawan yang sehat secara mental dapat menikmati hasil kerja yang lebih optimal.
Karyawan menjadi lebih fokus, kreatif, dan kolaboratif, sehingga target bisnis pun lebih mudah tercapai.
4 Cara Melakukan Evaluasi Stres Karyawan
Supaya evaluasi berjalan efektif, perusahaan perlu menggunakan pendekatan yang tepat. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan yaitu:
1. Menyediakan survei atau kuesioner khusus
Survei singkat yang dirancang dengan baik dapat membantu mengukur tingkat stres karyawan.
Pertanyaan bisa mencakup beban kerja, kepuasan kerja, hingga faktor eksternal seperti kondisi finansial.
2. 1-on-1 meeting
Manajer atau HR dapat melakukan sesi diskusi personal untuk memahami lebih dalam kondisi emosional karyawan.
Percakapan informal ini sering kali lebih jujur dan terbuka dibandingkan survei.
3. Pemantauan produktivitas dan kehadiran
Tingkat absensi yang tinggi, keterlambatan, atau penurunan performa bisa menjadi indikator stres yang perlu segera diatasi.
Oleh karena itu, kamu bisa lihat daftar kehadiran karyawan, apakah karyawan tersebut rajin masuk atau sering absen.
4. Menyediakan kanal konseling
Akses ke psikolog atau konselor profesional akan membantu karyawan mengelola stres dengan lebih baik.
Perusahaan bisa bekerja sama dengan penyedia layanan kesehatan mental untuk hal ini.
Tips Mengurangi Stres di Lingkungan Kerja
Selain melakukan evaluasi stres karyawan, perusahaan dapat mendukung karyawan melalui beberapa strategi berikut:
1. Berikan fleksibilitas jam kerja
Karyawan yang diberi kesempatan untuk mengatur jam kerja sesuai kebutuhannya akan merasa lebih leluasa dalam menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Fleksibilitas ini juga bisa mengurangi tekanan berlebih, terutama bagi mereka yang memiliki tanggung jawab keluarga.
2. Terapkan sistem kerja hybrid
Memberikan opsi kerja dari rumah beberapa hari dalam seminggu dapat membantu karyawan mengurangi stres akibat perjalanan panjang atau macet.
Selain itu, mereka bisa bekerja dengan suasana lebih nyaman tanpa kehilangan koneksi dengan tim.
3. Sediakan ruang istirahat yang nyaman
Lingkungan kerja yang terlalu kaku bisa meningkatkan stres karyawan.
Dengan adanya ruang istirahat yang nyaman, karyawan bisa melepas penat sejenak, sehingga energi mereka lebih cepat pulih untuk kembali bekerja dengan produktif.
4. Adakan program kesehatan dan kebugaran
Program seperti olahraga bersama, yoga, atau meditasi di kantor membantu karyawan menjaga kesehatan fisik sekaligus mental.
Aktivitas ini juga meningkatkan kebersamaan antar karyawan dan memperkuat ikatan sosial di lingkungan kerja.
5. Berikan pelatihan manajemen stres
Dengan memberikan pelatihan khusus mengenai cara mengelola stres, seperti teknik relaksasi, manajemen waktu, hingga keterampilan komunikasi, akan sangat bermanfaat.
Hal itu karena, keterampilan ini bisa membantu karyawan lebih siap menghadapi tantangan pekerjaan sehari-hari.
Solusi Finansial untuk Mengurangi Stres: Earned Wage Access (EWA)
Salah satu faktor stres terbesar bagi karyawan adalah masalah finansial.
Tekanan keuangan sering kali membuat produktivitas menurun dan bahkan bisa memicu perilaku berisiko, seperti berutang ke pinjaman online ilegal.
Untuk itu, perusahaan bisa menghadirkan solusi inovatif berupa Earned Wage Access (EWA) atau Akses Gaji Fleksibel.
Dengan EWA, karyawan dapat menarik sebagian gaji yang sudah mereka hasilkan tanpa harus menunggu tanggal gajian.
Hal ini membantu mereka memenuhi kebutuhan darurat tanpa harus mencari pinjaman berbunga tinggi.
Manfaat lainnya:
- Mengurangi stres keuangan: Karyawan lebih tenang karena memiliki akses ke dana darurat kapan saja.
- Meningkatkan produktivitas: Dengan kondisi finansial yang lebih stabil, fokus kerja pun lebih baik.
- Meningkatkan retensi: Karyawan merasa perusahaan benar-benar peduli terhadap kesejahteraan mereka.
Saatnya Dukung Kesehatan Mental & Finansial Karyawan Kamu!
Evaluasi stres karyawan adalah langkah awal, tapi solusi nyata seperti Earned Wage Access (EWA) bisa membantu menurunkan stres finansial mereka. Berikan benefit ini untuk meningkatkan produktivitas sekaligus retensi karyawan terbaik di perusahaan kamu.
