Tak jarang masyarakat awam dan pebisnis hanya memerhatikan tanda-tanda inflasi. Padahal, deflasi adalah momok lain yang tak kalah mengerikan dan harus selalu diwaspadai oleh banyak pihak.
Bagaimana tidak? Kondisi ini merupakan pertanda bagi situasi ekonomi negara yang mandek.
Dampak negatifnya pun tak main-main. Angka pengangguran bisa melonjak tinggi, pembayaran utang jadi tidak terjangkau, dan banyak badan usaha yang akan menuai hasil suram.
Dalam kasus terburuk, deflasi juga dapat menyebabkan ekonomi mengalami resesi.
Melihat hal tersebut, pemilik bisnis harus selalu siaga dalam menghadapi deflasi. Setidaknya, kamu harus paham definisi, penyebab, serta cara mengatasi dampak negatifnya.
Nah, agar kamu sendiri selalu siap, berikut GajiGesa paparkan serba-serbi deflasi buat kamu. Yuk, simak selengkapnya dalam artikel di bawah ini!
Apa Itu Deflasi?
Melansir laman Investopedia, deflasi adalah sebuah kondisi di mana harga barang dan jasa di pasar menurun drastis.
Fenomena ini pun biasanya dikaitkan secara langsung dengan kontraksi pasokan uang dan kredit dalam perekonomian.
Tak hanya itu, selama deflasi daya beli mata uang akan meningkat seiring waktu. Dengan demikian, lebih banyak produk yang dapat dibeli dengan jumlah uang yang sama.
Deflasi sendiri sudah menjadi perhatian populer di kalangan ahli ekonomi selama beberapa dekade terakhir.
Kondisi ini secara luas dianggap sebagai sebuah isu yang dapat memperparah situasi ekonomi menjadi resesi atau bahkan depresi.
Penyebab Terjadinya Deflasi
Menurut banyak ekonom, deflasi adalah sebuah isu yang bisa terjadi karena dua hal, yakni penurunan permintaan agregat dan peningkatan penawaran agregat.
Penurunan permintaan agregat inilah yang dapat memicu penurunan harga barang dan jasa.
Nah, penurunan permintaan agregat pun berlaku bukan karena sembarang hal. Menurut laman CFI, berikut adalah penyebabnya:
1. Jumlah uang yang beredar terus berkurang
Nyatanya, jika jumlah uang yang beredar di masyarakat tidak banyak, deflasi kemungkinan besar akan terjadi.
Secara umum, isu ini bisa saja terjadi karena adanya peningkatan suku bunga di bank.
Alhasil, kebanyakan anggota masyarakat berlomba untuk menabung dan berhenti mengeluarkan uang dalam jumlah yang besar.
2. Biaya produksi barang yang semakin rendah
Penurunan harga untuk input produksi utama (misalnya, minyak) akan menurunkan biaya produksi.
Produsen pun jadi bisa meningkatkan hasil produksi secara menerus. Hal ini akan menyebabkan kelebihan pasokan atau oversupply dalam perekonomian.
Jika permintaan tetap tidak berubah, produsen perlu menurunkan harga barang agar orang tetap membelinya.
3. Kebijakan moneter yang sangat ketat
Penyebab deflasi selanjutnya adalah kebijakan moneter yang sangat atau bahkan terlalu ketat.
Misalkan, aturan suku bunga dari bank Indonesia selaku pemegang otoritas moneter negara.
Apabila regulasi menyatakan bahwa suka bunga tinggi, kemungkinan besar kamu dan anggota masyarakat lainnya berbondong-bondong untuk menabung.
Nah, seperti yang sudah GajiGesa paparkan sebelumnya, hal ini bisa menjadi penyebab utama terjadinya deflasi.
4. Perkembangan teknologi yang pesat
Perkembangan dan transformasi teknologi digital yang berlangsung dengan cepat dapat menjadi pemantik yang memicu deflasi.
Terutama dalam bidang produksi, yang secara langsung dapat menyebabkan peningkatan pasokan agregat.
Kemajuan teknologi pun memungkinkan produsen untuk menurunkan biaya produksi. Dengan demikian, harga produk di pasar kemungkinan besar akan turun.
Dampak Deflasi: Terhadap Karyawan dan Pemilik Bisnis
Seperti yang sudah GajiGesa jelaskan di atas, deflasi adalah sebuah isu yang tak bisa disepelekan.
Jika terjadi secara menurus, deflasi bisa menghasilkan beberapa dampak negatif bagi badan usaha dan karyawannya.
Kemungkinan buruknya pun bisa terus menumpuk bila tak segera diantisipasi. Adapun contoh imbas negatif dari deflasi adalah sebagai berikut:
1. Angka PHK meningkat drastis
Menurut Kompas, deflasi yang berlebihan dapat memicu peningkatan angka PHK secara drastis. Hal ini tentu menjadi petaka bagi pekerja dan pemilik bisnis.
Keamanan karier karyawan terancam dan pebisnis harus merelakan angka produktivitas yang stagnan bila PHK terjadi.
2. Nilai upah minimum kian anjlok
Setelah itu, deflasi adalah sebuah isu yang dapat memicu nilai upah minimum untuk anjlok.
Ya, khususnya di Indonesia, di mana salah satu komponen upah minimum adalah angka inflasi.
Apabila yang berlaku adalah deflasi (yang jika disederhanakan adalah kebalikan dari inflasi), upah minimum yang ditetapkan bisa menjadi lebih rendah.
3. Kredit bisnis macet
Deflasi sendiri adalah sebuah kondisi yang dapat mendorong lebih banyak kredit macet di perbankan dan lembaga keuangan.
Hal ini bisa terjadi karena banyak produsen atau penyedia jasa yang jadi debitur sedang berkutat dalam kondisi sulit karena angka penjualan yang terus menurun.
4. Jumlah customer menurun
Jika pendapatan para konsumen berkutang, mereka pasti akan membeli lebih sedikit barang dan jasa yang sifatnya kurang penting.
Nah, melansir Empower, pengeluaran yang lebih sedikit secara keseluruhan akan melemahkan ekonomi dan bisa memperparah spiral deflasi.
Perusahaan pun bisa merugi karena tidak mendapatkan profit bermakna dari segi penjualan produk atau jasa.
Cara Mengantisipasi Dampak Negatif Deflasi
Jika kamu berusaha mencari jalan keluar dari isu deflasi, dijamin kamu takkan menemukannya.
Sebab, tanggung jawab kamu pun sebagai pebisnis bukanlah untuk mencari solusi, tapi justru mengantisipasi dampak negatifnya.
Dengan demikian, kesejahteraan bisnis dan karyawanmu bisa terus terjaga di momen krusial ini.
Menurut laman Finance Magnates, berikut ini adalah sejumlah cara cerdas untuk menjawab tantangan deflasi untuk pebisnis dan karyawannya.
- Teknik pemotongan biaya tidak boleh digunakan dengan mengorbankan kualitas atau kepuasan pelanggan.
- Kejar inovasi untuk menciptakan produk atau layanan baru yang akan membedakan perusahaan dari kompetitor
- Pertimbangkan teknik penetapan harga fleksibel yang memungkinkan perubahan sebagai respons terhadap perubahan kondisi pasar.
- Pastikan perusahaan memiliki uang tunai yang cukup untuk menghadapi periode pendapatan rendah.
- Pertahankan hubungan dengan pelanggan yang solid dengan menekankan nilai produk atau layanan
- Pastikan kesejahteraan karyawan dengan benefit finansial yang paling pas
Bila melihat ragam cara untuk mengantisipasi deflasi di atas, hampir semuanya bergantung pada kreativitas dan usaha karyawanmu.
Dengan demikian, di momen deflasi kamu sebagai pemberi kerja harus bisa menjaga dan mengutamakan kesejahteraan karyawan, khususnya perihal keuangannya.
Karyawan yang sejahtera akan menunjukkan performa kerja yang lebih maksimal.
Motivasi kerjanya pun takkan padam dan kreativitas mereka bisa menyelamatkan perusahaan dari risiko kerugian selama deflasi.
GajiGesa: Solusi Benefit Finansial Terbaik untuk Perusahaan dan Karyawannya
Nah, untuk membantu karyawan meraih kesejahteraan, kamu bisa sediakan benefit finansial terbaik seperti Earned Wage Access (EWA) atau Akses Gaji Fleksibel GajiGesa.
Ya, sesuai namanya, Earned Wage Access menyediakan akses bagi karyawan untuk menarik gaji mereka secara fleksibel.
Sehingga, layanan ini bisa dijadikan sebagai alternatif untuk dana darurat di tengah bulan.
Tidak hanya itu, EWA juga bisa membantu dalam meningkatkan kesejahteraan finansial karyawan.
Mengapa demikian? Sebab, tujuan utama dari layanan ini adalah supaya karyawan bisa mengambil gajinya dalam keadaan mendesak.
Alhasil, mereka tidak akan lagi merasa stres tentang tagihan yang tertunda dengan manfaat kesehatan finansial karyawan ini.
Karyawan yang merasa sejahtera pun akan menunjukkan performa kerja yang lebih baik. Sehingga, perusahaan pun akan merasakan progres besar dalam perjalanan bisnisnya, meskipun ekonomi negara sedang dalam masa deflasi.
Menarik, bukan? Namun, fitur EWA ini hanya bisa digunakan jika perusahaanmu sudah bekerja sama dengan GajiGesa.
Jadi, jangan sampai ketinggalan. Yuk, rekomendasikan perusahaanmu dengan mengisi formulir di bawah artikel ini. Segera prioritaskan kesejahteraan finansial dan kebugaran mentalmu, sekarang juga!