Tahukah kamu? Kalau di tahun 2024 ini, masih banyak perusahaan yang kurang aktif dalam menerapkan strategi pemberdayaan perempuan di tempat kerja?
Ya, buktinya pada tahun 2023 silam, PwC melakukan survei terhadap 22.000 pekerja perempuan di seluruh dunia.
Hasil riset mereka menunjukkan bahwa kesenjangan pemberdayaan gender ternyata masih umum terjadi di tempat kerja. Umumnya, karyawan laki-laki lebih berdaya dan mapan dibandingkan yang perempuan.
Dalam kata lain, pekerja perempuan sering sekali mendapat perlakuan yang tidak setara dengan laki-laki.
Hal ini hadir dalam berbagai bentuk, mulai dari angka kompensasi yang lebih kecil, kesempatan promosi yang hampir tidak memungkinkan, hingga kurangnya empati serta kepedulian terhadap kesejahteraan mereka.
Melihat hal tersebut, perubahan dari pihak perusahaan sangatlah diperlukan. Baik dari sikap maupun penyesuaian regulasi, bijaknya perilaku diskriminatif sudah tak bisa ditolerir pada tahun 2024 ini.
Namun, apa langkah terbaik yang bisa HR ambil untuk memulai upaya pemberdayaan perempuan di tempat kerja? Apakah ada strategi spesifik yang wajib kamu terapkan supaya inisatif tersebut bisa membuahkan hasil yang diperlukan?
Supaya tidak ketinggalan, yuk, langsung simak rangkuman lengkapnya dalam artikel GajiGesa di bawah ini!
Apa yang Menjadi Faktor Penghambat Perempuan dalam Berkarier?
Sebelum mengulas inisiatif pemberdayaan perempuan di tempat kerja, ada beberapa hal penting yang perlu kamu ketahui terlebih dahulu. Salah satunya adalah faktor-faktor yang selama ini telah mengancam dan menghambat karier pekerja perempuan.
Menurut penjelasan laman Kompas, setiap perempuan memiliki hak dan kemampuan untuk mengembangkan kariernya.
Akan tetapi, tidak sedikit dari mereka yang bertemu dengan rintangan yang telah menghambat kemajuan karier mereka, seperti:
- Pertama, kurangnya kesempatan untuk meningkatkan karier. Laki-laki selalu didahulukan daripada perempuan perihal perkembangan jenjang karier. Sebagai contoh, perusahaan lebih memilih pemimpin atau manager laki-laki, sehingga pekerja perempuan harus menunggu kesempatan di lain hari.
- Kedua, ketidakjelasan jenjang karier di perusahaan tempat mereka bekerja. Perempuan sering kali diberikan posisi dengan jenjang karier yang tak jelas karena dianggap kurang terampil. Sehingga, mereka tidak bisa mengembangkan kemampuan dan kariernya dengan baik.
- Faktor terakhir adalah karier perempuan yang terhambat ketika mereka sudah berkeluarga dan memiliki anak. Kesulitan muncul karena dalam mengatur keseimbangan waktu antara pekerjaan dan keluarga.
Inisiatif Pemberdayaan Perempuan di Tempat Kerja yang Bisa Diterapkan oleh HR
Guna menghilangkan tradisi diskriminatif di tempat kerja, terdapat beberapa hal yang sejatinya dapat HR lakukan.
Inisiatif-inisiatif ini pada dasarnya efektif untuk mendukung pemberdayaan perempuan di tempat kerja.
Namun, jika berhasil diterapkan secara rutin, kehadiran mereka dapat membawa perubahan yang bisa bertahan untuk waktu lama.
Sehingga, kamu nanti tak perlu lagi mengusung inisiatif pemberdayaan, dan justru berfokus pada penerapan aturan agar karyawan tetap mematuhi ide kesetaraan.
Nah, berikut ini adalah sejumlah inisiatif yang bisa kamu terapkan untuk memulai inisiatif pemberdayaan perempuan di tempat kerja.
1. Menyediakan peraturan jam kerja yang fleksibel
Pertama-tama, kamu perlu menyediakan aturan terkait jam kerja yang lebih fleksibel.
Meskipun terlihat sepele, insiatif ini merupakan langkah yang baik dalam upaya pemberdayaan perempuan di tempat kerja, khususnya bagi yang benar-benar membutuhkan.
Misalnya, perusahaan memberikan fleksibilitas jam kerja bagi pekerja perempuan yang sedang izin menyusui atau nyeri menstruasi.
Contoh lain, HR meluncurkan aturan resmi yang memperbolehkan pekerja hamil untuk bekerja dengan sistem WFH. Tujuannya tak lain untuk mencegah risiko kesehatan terhadap si ibu dan calon buah hatinya.
2. Memberikan kesempatan yang sama
Seperti yang sebelumnya sudah dijelaskan, tidak sedikit jumlah pekerja perempuan yang hingga kini masih belum menerima kesempatan serupa dengan para laki-laki.
Kesempatan promosi, naik gaji, dan perkembangan jenjang karier rasanya selalu diutamakan bagi laki-laki dengan dalil kemampuan serta pengalaman yang lebih matang.
Melihat hal tersebut, sebagai HR kamu bisa memastikan bahwa karyawan perempuan memiliki akses terhadap kesempatan kerja, promosi, dan program pelatihan yang sama dengan laki-laki.
Sehingga, kamu membutuhkan komitmen terhadap praktik perekrutan yang adil, termasuk non-diskriminasi dalam proses rekrutmen dan seleksi.
3. Mendorong perempuan untuk mengambil peran kepemimpinan
Selanjutnya, kamu juga bisa menciptakan budaya kerja yang mendorong perempuan untuk mengambil peran kepemimpinan.
Untuk mendorong lebih banyak perempuan mengejar posisi kepemimpinan, kamu bisa membuat program bimbingan, sesi pelatihan kepemimpinan, dan memberikan mereka visibilitas dan pengakuan.
4. Mempromosikan lingkungan kerja yang aman
Berikutnya, perusahaan bisa menerapkan kebijakan atau prosedur yang mendukung lingkungan kerja aman dan bebas dari pelecehan dan diskriminasi.
Perempuan perlu merasa aman dan didukung di tempat kerja mereka. Sehingga, perusahaan harus membuat kebijakan yang melarang segala bentuk pelecehan dan diskriminasi.
Selain itu, perusahaan juga bisa memberikan pelatihan kepada seluruh karyawan tentang cara mengenali dan mencegah perilaku tersebut.
5. Menawarkan upah yang setara
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, masih banyak perempuan mengalami kesenjangan gaji berdasarkan gender.
Oleh sebab itu, perusahaan perlu memberikan penawaran gaji yang setara dengan laki-laki. Jangan memandang hanya dari gender, tapi sebagai HR kamu sendiri harus melihatnya dari keahlian yang dimiliki oleh si pekerja.
6. Memberikan benefit Earned Wage Access (EWA)
Terakhir, perusahaan perlu memberikan manfaat tambahan untuk perempuan.
Menurut laman Strategy Business, faktor terbesar dalam menciptakan pemberdayaan adalah perasaan bahwa skema penggajian itu adil, menghargai prestasi, dan bebas dari bias.
Tak hanya itu, pelimpahan benefit tambahan juga wajib diberikan. Sebab, sama halnya dengan pekerja laki-laki, karyawan perempuan juga memiliki kebutuhan lain yang tak bisa dipenuhi dengan sekadar nominal gaji.
Nah, melihat hal tersebut, apa kira-kira kompensasi terbaik yang bisa kamu sesuaikan untuk memenuhi kebutuhan para pekerja perempuan?
Jawabannya tak lain adalah Earned Wage Access (EWA) atau akses gaji fleksibel GajiGesa.
Sesuai namanya, layanan ini merupakan sebuah benefit finansial di mana karyawan bisa tarik gaji lebih awal tanpa harus menunggu tanggal gajian.
Dengan menghadirkan kompensasi ini, perusahaan bisa memberikan perempuan keleluasaan dalam mengatur gaji mereka sendiri.
Tidak hanya itu, EWA juga bisa membantu dalam meningkatkan kesejahteraan finansial karyawan perempuan.
Mengapa demikian? Sebab, tujuan utama dari layanan ini adalah supaya mereka bisa mengambil gajinya dalam keadaan mendesak.
Alhasil, pekerja perempuan di kantormu bisa terbantu dan tidak lagi merasa stres tentang tagihan yang tertunda dengan benefit kesehatan finansial ini.
Menarik bukan? Nah, layanan EWA kami hanya bisa digunakan jika perusahaanmu sudah bekerja sama dengan GajiGesa.
Maka dari itu, jangan sampai ketinggalan. Yuk, segera isi formulir di bawah ini dan rekomendasikan perusahaanmu pada kami.
Mulai prioritaskan kebutuhan dan kesejahteraan karyawan perempuanmu sekarang juga!