Blog

Pengelolaan HR di Industri Ritel: Trik Menjawab Tantangan yang Terus Menghantui

Dalam era di mana ekonomi tengah berkembang, industri retail menjadi salah satu sektor bidang dengan pergerakan bisnis tercepat.

Alhasil pengelolaan HR dalam industri ritel dinilai sangat penting, terutama untuk perusahaan atau toko yang saat ini sedang dalam masa pertumbuhan.

Tak hanya itu, anggapan ini juga muncul akibat beberapa hal krusial yang lain. Misalnya, isu pengelolaan staf yang tak kunjung usai dan angka turnover yang terus melambung tinggi.

Tanpa ada rencana pengelolaan HR dan sistem manajemen karyawan yang baik, industri ini bisa-bisa runtuh dan gagal mengikuti laju inovasi serta pasar yang tengah bergerak kencang.

Tentu kamu pernah melihat banyak toko atau pusat perbelanjaan yang tutup dalam waktu singkat, kan? Nah, fenomena ini adalah contoh runtuhnya beberapa pegiat dalam sektor ritel.

Lalu, seperti apa cara untuk membentuk strategi pengelolaan HR di industri ritel? 

Apakah ada proses penerapan khusus yang wajib disertakan agar badan usahamu bisa terus bergerak?

Tantangan Industri Ritel: Waktu Kerja hingga Isu Gaji

pengelolaan hr di industri ritel

Seperti sektor bidang lainnya yang sedang menuai perkembangan, industri ritel akan dihadapkan oleh banyak tantangan yang sifatnya kompleks.

Isu-isu ini mungkin tak jarang dianggap sepele. Buktinya, dari tahun ke tahun sektor retail terus berjalan.

Namun, seperti yang sudah GajiGesa paparkan, risikonya terlalu besar untuk terus diabaikan. Segala upaya yang sudah dikerahkan perusahaan bisa runtuh dalam seketika.

Nah, memangnya apa saja tantangan industri ritel yang membuat pengelolaan HR kini dirasa sangat diperlukan?

1. Waktu kerja dinamis

Pengelolaan HR di industri ritel secara umum diperlukan untuk mengatasi masalah waktu kerja yang terlalu dinamis.

Ya, jadwal kerja di sektor ritel pada dasarnya tidak tetap, apalagi untuk karyawan paruh waktu yang memegang kendali kasir.

Pola kerja yang muncul dari jadwal tak tetap ini bisa merusak operasional bisnis dan produktivitas tim.

2. Turnover karyawan

Isu besar terkini dalam sektor bidang ritel adalah angka turnover karyawan yang tinggi.

Menurut laman HRMlabs, masalah ini disebabkan oleh upah yang dinilai kurang kompetitif dan jam kerja yang tak pasti.

Jadi, kesejahteraan finansial tak tercapai dan fisik karyawan juga banyak yang tumbang karena jam kerja yang sifatnya terlalu dinamis.

3. Administrasi manual

Pengelolaan HR dalam industri ritel juga dibutuhkan karena sistem administrasi yang ternyata masih manual.

Dalam kata lain, keperluan seperti manajemen data karyawan, absensi, hingga cuti masih dikerjakan secara langsung oleh tim HR.

Mungkin isu ini secara sekilas tak terlihat genting. Akan tetapi, hal ini meningkatkan risiko kesalahan dan sifatnya pun kurang efisien. Keamanan data karyawan pun terancam dengan sistem yang masih manual.

4. Isu penggajian dan payroll 

Terakhir, isu payroll dan sistem penggajian yang kurang baik terus menghantui industri ritel.

Dikarenakan angka turnover yang terus meningkat, badan usaha dalam sektor bidang ritel kerap mengadakan rekrutmen.

Sayangnya, upaya tersebut tak jarang gagal karena adanya isu penggajian dan payroll dari pihak perusahaan.

Alhasil, tim tidak menemukan bakat baru untuk memajukan bisnis dan progres perusahaan bisa terhambat.

Strategi Pengelolaan HR Terbaik di Industri Ritel

Untuk mengatasi ragam isu di atas, diperlukan strategi pengelolaan HR oleh para pegiat di industri ritel.

Perencanaannya pun tak bisa sembarangan. Terutama jika badan usahamu ingin terhindar dari berbagai risiko yang tengah mengintai sektor ritel.

Adapun strategi pengelolaan HR yang bisa kamu terapkan dalam sektor ritel adalah sebagai berikut.

1. Bentuk proses rekrutmen dan onboarding yang maksimal

Salah satu strategi utama yang wajib kamu terapkan adalah memaksimalkan proses rekrutmen dan onboarding.

Hal ini dibutuhkan agar badan usaha bisa menemukan kandidat solid yang sesuai dengan keperluan bisnis.

Tak hanya itu, pengalaman calon karyawan pun harus bisa dipastikan baik saat onboarding. Sebab, hal ini akan memengaruhi keterlibatan dan produktivitas mereka ketika nanti bekerja.

2. Sediakan program pelatihan karyawan yang mumpuni

Strategi pengelolaan HR selanjutnya yang bisa diluncurkan di industri ritel adalah program pelatihan karyawan.

Seluruh pekerja dalam sektor ritel memerlukan pelatihan atau workshop, mulai dari kasir, staf gudang, hingga manajer toko.

Namun, angka turnover yang kian melambung membuat banyak pebisnis ritel dan tim HR untuk berfokus pada hal lain seperti rekrutmen.

Sebagai saran, jangan lupakan pentingnya program pelatihan karyawan. Staf dengan tingkat kebolehan yang mumpuni dapat menghadirkan inovasi dan hasil positif lainnya untuk progres bisnis.

3. Hadirkan kompensasi atau benefit finansial yang paling tepat

Seperti yang sebelumnya sudah GajiGesa jelaskan, angka turnover industri ritel membludak karena upah yang kurang kompetitif.

Hal ini menimbulkan isu kesejahteraan dan sudah pasti mencoreng nama perusahaan yang terlibat di mata para pencari kerja dan stakeholders.

Alhasil, bukan angka turnover saja yang meningkat, tapi juga menurunnya angka keterlibatan karyawan dan minat dari STAR talent serta investor.

Sebagai solusi, perusahaanmu perlu menentukan rentang gaji yang lebih sesuai dan menghadirkan kompensasi atau benefit finansial paling pas buat karyawan.

Nah, kira-kira apa opsi benefit finansial yang dinilai paling tepat untuk karyawan? Jawabannya tak lain adalah layanan Akses Gaji Fleksibel atau Earned Wage Access GajiGesa (EWA).

EWA GajiGesa

Mungkin kamu sekarang bertanya-tanya, mengapa EWA GajiGesa? Jadi, jenis kompensasi ini memungkinkan karyawan untuk mengakses dan menarik gajinya sebelum tanggal gajian tiba.

Alhasil, ketika mereka dihadapi dengan situasi darurat di tengah bulan, karyawan tak perlu lagi beralih ke kasbon atau pinjol. Mereka tinggal menarik gaji secara prorata dari fitur EWA tersebut.

Tak hanya itu, EWA sendiri cara kerjanya berbeda dengan pinjol. Uang yang karyawan tarik untuk bayar kebutuhan berasal dari gajinya sendiri. Sehingga, mereka tak perlu panik karena tagihan tiba-tiba membengkak karena pinjaman di akhir bulan.

Bisnis pun kelak bisa merasakan dua imbas positif secara sekaligus. Di mana kesejahteraan karyawan lebih terjamin dan proses kerja HR jadi lebih mulus karena layanan GajiGesa hadir dengan benefit fitur Gaji.id.

HR perusahaan pun secara otomatis memiliki akses untuk menggunakan sistem penggajian karyawan dari GajiGesa.

Bagaimana? Menarik, kan? Perusahaanmu bisa langsung menggunakan fitur-fitur ini bila sudah bekerja sama dengan GajiGesa.

Jadi, jangan sampai ketinggalan ya. Yuk, kenalan lebih lanjut dengan kami dengan mengisi formulir di bawah artikel ini!

4. Mengelola jadwal kerja fleksibel

Sejatinya, jam kerja di industri ritel memang tidak tetap. Hal ini diperlukan untuk menjawab kebutuhan kerja selama peak season.

Nah, jadwal kerja yang fleksibel seperti ini tetap harus dikelola. Tujuannya tak lain untuk menjaga produktivitas karyawan dan mematuhi peraturan ketenagakerjaan.

Sebagai solusi, perusahaanmu bisa menyediakan jam kerja shift atau hybrid working untuk karyawan yang letak rumahnya cukup jauh dari kantor.

Kedua inisiatif ini bisa menjaga keterlibatan karyawan, memastikan produktivitas, dan mengurangi angka absen mendadak.

Hubungi Kami