logo GajiGesa

Blog

Mengenal Penyebab dan 4 Cara Mengantisipasi Candidate Ghosting

candidate ghosting adalah

Candidate ghosting adalah kandidat yang mundur tanpa kabar dari proses seleksi. Pernahkah kamu mengalami hal ini?

Saat sudah susah-susah menjaring top talent, lalu kandidat tersebut tiba-tiba menghilang tanpa kabar, setelah mengonfirmasi akan hadir di jadwal seleksi.

Tidak hanya itu, bahkan kandidat menghilang setelah proses nego gaji dan tidak ada respon ketika dihubungi. 

Ya, itulah yang dinamakan candidate ghosting. Fenomena ini di dunia rekrutmen bukan lagi menjadi hal yang asing.

Bahkan, fenomena tersebut merupakan salah satu tantangan terbesar dalam setiap rekrutmen, yang bisa membawa kerugian bagi perusahaan. Baik itu dari segi biaya, effort, maupun waktu.

Lalu, apa sih, penyebab candidate ghosting? Bagaimana cara terbaik bagi pegiat HR untuk mengantisipasinya?

Nah, untuk mengetahui lebih dalam, yuk, simak rangkuman lengkap GajiGesa di bawah ini!

Apa Itu Candidate Ghosting?

candidate ghosting adalah

Sebelum mengetahui penyebab dan cara mengantisipasinya, lebih baik kita mengetahui lebih dalam mengenai apa itu candidate ghosting.

Seperti namanya, candidate ghosting adalah seorang kandidat yang menghantui perusahaan yang hendak merekrutnya.

Dalam kata lain, fenomena ini menggambarkan kondisi di mana kandidat menghentikan komunikasi dengan perusahaan selama proses rekrutmen berjalan.

Ada beberapa hal yang menyebabkan kandidat melakukan ghosting, di antaranya:

  • Proses perekrutan yang terlalu lama.
  • Komunikasi perekrut yang tidak efektif.
  • Harapan kandidat tidak sama dengan perusahaan.
  • Terakhir, kandidat menerima tawaran yang lebih baik, dari perusahaan lain atau sedang mempertimbangkan lebih dari satu tawaran.

4 Contoh Candidate Ghosting

contoh candidate ghosting

Adapun contoh candidate ghosting yang kerap ditemui oleh perekrut, yaitu:

1. Tidak ada kabar sebelum interview

Contoh pertama candidate ghosting adalah tidak adanya kabar sebelum interview dimulai.

Ghosting tersebut terjadi, saat perekrut dan dirinya telah menyepakati jadwal interview, tetapi pada hari H, kandidat tidak hadir.

Bahkan, mereka tidak menghubungi perekrut kalau tidak bisa datang pada sesi wawancara. Selain itu, mereka juga tidak merespon ketika perekrut menghubunginya.

Nah, tidak hanya pada sesi wawancara, kandidat juga tidak memberikan kabar atau tanggapan, setelah perekrut memberikan skill test kepadanya.

2. Tidak ada respon setelah interview

Selain tidak ada kabar sebelum interview, terkadang kandidat melakukan ghosting dengan tidak memberi respon setelah interview.

Biasanya, perekrut akan menjadwalkan interview berikutnya dengan user. Namun, kandidat tidak memberikan respon ke perekrut, baik itu melalui email, telepon, atau chat.

3. Batal sebelum hari pertama kerja

Candidate ghosting adalah sebuah kondisi yang juga berlaku pada penerimaan kandidat sebagai karyawan baru.

Saat perusahaan menerima kandidat dan telah menentukan hari pertamanya, kandidat malah tidak datang. Bahkan, tidak memberikan konfirmasi lebih lanjut kepada perekrut.

4. Hanya bekerja beberapa hari

Sering terjadi juga, ada karyawan yang bekerja hanya beberapa hari atau baru saja menyelesaikan onboarding.  Setelah itu, mereka tidak pernah datang ke kantor lagi.

4 Cara Mengantisipasi Candidate Ghosting

mengantisipasi candidate ghosting

Melihat penjelasan di atas, tentu tidak ada perusahaan yang ingin mengalami candidate ghosting.

Selain merugikan secara finansial, perusahaan dan tim HR juga harus membuang waktu lebih untuk mencari kandidat baru.

Nah, setelah kamu mengetahui mengenai candidate ghosting, berikut ini ialah cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengantisipasinya.

1. Komunikasi dua arah

Cara pertama untuk mengantisipasi candidate ghosting adalah dengan menerapkan komunikasi dua arah.

Komunikasi merupakan kunci untuk menciptakan candidate experience yang luar biasa. Strategi ini efektif untuk membuat kandidat nyaman dan yakin dengan perusahaanmu.

Melihat hal tersebut, kamu perlu mengedepankan komunikasi dua arah dengan kandidat.

Sebagai contoh, balas pertanyaan kandidat mengenai proses rekrutmen, komunikasikan siapa saja user pada interview kerja, dan sarankan kandidat dalam kondisi baik saat wawancara dan tes psikologi.

2. Transparansi

Dengan mengutamakan transparansi, perusahaanmu akan mendapatkan simpati dari para kandidat. Selain itu, transparansi juga efektif untuk menciptakan lingkungan yang lebih profesional.

Sebagai contoh, kamu bisa memberitahukan kepada kandidat apabila lolos seleksi, mereka akan melewati masa probation selama tiga bulan. Jika lolos, mereka baru akan menjadi karyawan tetap.

Informasi ini secara tak langsung bakal membuat mereka lebih yakin dan semangat untuk melewati proses rekrutmen.

3. Evaluasi perekrut dan kandidat

Sebenarnya, ghosting tidak hanya terjadi pada kandidat, tetapi juga dilakukan oleh perekrut. Maka dari itu, perlu dilakukan evaluasi kinerja dari tim HR. Caranya yaitu:

  • Ketahui siapa saja yang bertanggung jawab terhadap rekrutmen. Kemudian, jika ada kandidat melakukan ghosting, maka cara tahu penyebabnya dari kedua sisi.
  • Lalu, mencatat siapa yang meng-ghosting atau tidak datang di interview kerja ke dalam database perusahaan. Sehingga, jika suatu saat mereka melamar kembali, bisa jadi pertimbangan.

4. Perbarui kebijakan perusahaan

Cara terakhir untuk mengantisipasi candidate ghosting adalah dengan memperbarui kebijakan perusahaan.

Kamu perlu melakukan evaluasi terhadap kebijakan perusahaan mengenai proses rekrutmen.

Mulai dari, apakah kebijakan tersebut sudah sesuai dengan kondisi terkini, selaras pada budaya perusahaan, atau apakah masih sulit merekrut kandidat terbaik.

Hubungi Kami