Di era serba modern ini, kesehatan mental memiliki korelasi erat dengan kondisi finansial seseorang.
Dalam kata lain, satu sama lainnya saling memengaruhi dan bisa menghadirkan dampak besar dalam kehidupan masyarakat, tak terkecuali para pekerja.
Akan tetapi, bagaimana dengan anggapan bahwa uang tak bisa membeli kebahagiaan? Hal ini telah mendarah daging, lho di masyarakat Indonesia.
Nah, faktanya gagasan tersebut tak selalu tepat. Terlebih dengan ragam tuntutan finansial yang dihadapi oleh pekerja modern.
Menurut hasil riset yang diadakan oleh Populix per Oktober 2022 silam, tercatat sebanyak 52% orang di Indonesia mengalami gangguan kesehatan mental.
Menariknya, 59% dari kasus tersebut ternyata dipicu oleh isu keuangan dan kebutuhan pokok yang kian meningkat.
Fakta di atas sifatnya penting untuk diingat. Terutama untuk masyarakat kita yang hingga kini masih sering menyepelekan kesehatan mental dan kondisi keuangan.
Melihat hal tersebut, GajiGesa telah merangkum serba-serbi hubungan kesehatan mental dan kondisi finansial yang wajib diketahui pekerja.
Yuk, disimak supaya kamu tidak mudah terkelabui oleh opini kosong yang menggambarkan kesejahteraan mental dan finansial sebagai hal terpisah.
Hubungan antara Tekanan Finansial dan Kesehatan mental
Tak bisa dipungkri, bahwa tekanan finansial dapat mendatangkan malapetaka pada mental dan fisik seseorang.
Sebagai contoh, menurut laman NCBI, masalah utang dapat menimbulkan isu mental yang buruk, seperti stres kronis dan berkepanjangan.
Bahkan, banyak orang yang merasa bahwa stres karena uang ternyata jauh lebih berat dibandingkan stres yang berhubungan dengan pekerjaan dan keluarga.
Melihat hal tersebut, tak heran jika kesehatan mental seseorang sudah buruk, kesehatan finansialnya juga ikut terancam.
Isu Finansial Memperparah Kondisi Keuangan
Nah, tanpa disadari ternyata tekanan finansial ternyata juga dapat menghadirkan lebih banyak masalah keuangan.
Menurut laman Securian, hal ini berlaku karena stres dapat mengaburkan penilaian. Ia dapat mendorong kita untuk melakukan hal-hal tak perlu, seperti pembelian impulsif atau tidak berkontribusi secara teratur pada tabungan.
Kehadiran isu-isu ini sebenarnya bisa diatasi dengan solusi medis, baik untuk fisik maupun psikis.
Akan tetapi, kebutuhan tersebut mendorong korban untuk mengeluarkan banyak uang.
Alhasil, mereka pada akhirnya beralih pada jalan keluar yang lebih praktis dan murah, seperti mengonsumsi alkohol, rokok, hingga overeating atau makan berlebihan.
Tentunya, solusi yang mereka pilih tak bertahan lama, dan korban pun justru menambah tumpukan baru dalam masalah yang sudah mereka hadapi.
Solusi untuk Menjaga Kesehatan Mental dan Kondisi Finansial
Nah, bayangkan kalau kamu memiliki standar kehidupan finansial yang baik.
Kamu bisa membayar tagihan dengan tepat waktu, secara teratur berkontribusi pada tabungan masa pensiun, dan tidak tenggelam dalam utang.
Berada dalam kondisi seperti ini dijamin bakal meninggalkan dampak baik pada kondisi mentalmu.
Saat kesehatan mental sedang baik pun hidup nantinya bakal menjadi lebih mudah dan bebas stres. Tentu menjadi situasi yang sangat diidamkan, bukan?
Meskipun demikian, rasanya kita semua sadar bahwa hal-hal di atas pada dasarnya sulit untuk diraih.
Terutama sekarang ini, di mana harga kebutuhan tengah melonjak tinggi dan tak jarang keperluan keluarga juga harus dipenuhi, khususnya yang termasuk generasi sandwich, ya.
Melihat hal tersebut, apa solusi yang bisa kamu ambil untuk menjaga kesehatan mental dan kondisi finansial? Apakah ada inisiatif jitu yang bisa kamu terapkan?
1. Buat rencana keuangan
Melansir laman Forbes, hal pertama yang bisa kamu lakukan untuk menjaga kesehatan mental dan kondisi finansial adalah membuat rencana keuangan.
Meskipun tidak terbiasa, kamu harus bisa mulai membuat perencanaan keuangan untuk keperluan pribadi.
Di sini, kamu harus bisa menyusur perginya pengeluaranmu selama ini. Apakah uang yang kamu keluarkan setiap bulannya seimbang dengan pendapatan atau tidak?
Selain itu, buatlah budgeting dan tentukan hal-hal yang sekiranya perlu diprioritaskan setiap bulannya.
Jangan lupa sisihkan penghasilan untuk tabungan atau investasi agar kondisi finansial makin bugar dan stabil
2. Berupaya untuk kelola stres
Ingat, stres dapat menyebabkan berbagai masalah buat kamu, salah satunya merupakan isu keuangan.
Maka dari itu, sambil mulai membenahi keuangan agar lebih stabil, kamu juga harus mulai mengelola stres.
Dengan demikian, pikiran jadi lebih tenang, kesehatan fisik dan finansial pun juga bebas dari berbagai hal yang tak diinginkan.
Namun, bagaimana nih cara untuk mengelola stres saat kamu dilimpahkan dengan tumpukan tugas dari tempat kerja?
Caranya tak lain dengan menjaga pola tidur, olahraga yang rutin, makan makanan yang sehat, luangkan waktu lebih bersama keluarga dan masih banyak lagi
3. Hindari FOMO
Jika ingin menjaga kesehatan mental dan kondisi finansial, kamu harus bisa menghindari FOMO atau fear of missing out.
Istilah ini mengacu pada kecemasan yang muncul ketika kamu merasa ketinggalan tren atau hal menarik lainnya.
Pengaruhnya pun beragam, sebagai contoh kamu merasa stres atau justru mengejar tren tersebut dengan mengeluarkan banyak uang.
Kebiasaan ini mungkin terlihat sepele. Akan tetapi, tanpa disadari isi rekening dan kesehatan mental pada akhirnya malah terkuras.
Maka dari itu, mulai tetapkan prioritas pada hal yang benar-benar kamu butuhkan. Keinginan untuk mengikuti tren tak harus selalu diikuti.
4. Pastikan benefit dari tempat kerja
Tips terakhir untuk menjaga kesehatan mental dan kondisi finansial adalah memastikan benefit dari tempat kerja.
Untuk mendukung ragam kebutuhan yang harganya semakin meningkat, benefit tambahan menjadi hal utama yang diperlukan pekerja.
Tanpa kehadiran manfaat ini, kamu sebagai karyawan nantinya perlu merogoh uang sehari-hari untuk kebutuhan yang tak jarang bersifat darurat. Contohnya, seperti biaya kesehatan di tengah bulan.
Alhasil, kondisi finansial cenderung tidak stabil, dan lagi-lagi kebugaran mentalmu terancam jatuh.
Maka dari itu, sebisa mungkin ajukan benefit yang tepat dari tempat kerjamu. Tak melulu harus keuangan, kompensasi non-finansial juga bisa mendukung kebutuhanmu, lho.
Meskipun demikian, apa sistem benefit serbaguna yang bisa mendukung kesejahteraanmu sebagai seorang karyawan? Jawabannya adalah layanan earned wage access (EWA) GajiGesa atau biasa yang disebut dengan akses gaji fleksibel.
Ya, sesuai namanya, layanan ini menyediakan akses bagi karyawan untuk menarik gaji mereka secara fleksibel.
Sehingga, EWA ini bisa dijadikan sebagai alternatif untuk dana darurat di tengah bulan.
Tidak hanya itu, EWA juga bisa membantu dalam meningkatkan kesejahteraan finansial karyawan.
Mengapa demikian? Sebab, tujuan utama dari layanan ini adalah supaya karyawan bisa mengambil gajinya dalam keadaan mendesak.
Alhasil, mereka tidak akan lagi merasa stres tentang tagihan yang tertunda dengan manfaat kesehatan finansial karyawan ini.
Menarik, bukan? Nah, fitur EWA ini hanya bisa digunakan jika perusahaanmu sudah bekerja sama dengan GajiGesa.
Jadi, jangan sampai ketinggalan. Yuk, rekomendasikan perusahaanmu dengan mengisi formulir di bawah artikel ini. Segera prioritaskan kesejahteraan finansial dan kebugaran mentalmu, sekarang juga!