logo GajiGesa

Blog

Agility dalam Dunia HR dan Manfaatnya untuk Perusahaan

Di era modern ini, agility adalah salah satu skill terpenting yang wajib diadopsi oleh para pegiat HR.

Bagaimana tidak? Kemampuan ini dibutuhkan agar perusahaan beserta SDM di dalamnya mampu menyambut segala perubahan dengan hangat.

Tak hanya itu, agility sendiri juga dibutuhkan agar tim HR bisa melakukan mitigasi risiko, baik itu yang berasal dari internal maupun eksternal, dengan lebih ampuh

Nah, memangnya apa yang dimaksud dengan agility? Seperti apa komponen-komponen yang terdapat di dalamnya?

Yuk, pelajari pemaparan lengkapnya dalam rangkuman singkat GajiGesa di bawah ini!

Apa Itu Agility dalam HR?

agility adalah

Jika melihat pengertiannya dalam kamus keluaran Cambridge, agility mengacu pada ‘kemampuan untuk bergerak cepat, atau kemampuan untuk berpikir dan memahami dengan cepat’.

Nah, makna yang serupa tetap berlaku dalam dunia HR. Meskipun demikian, ide dan manfaatnya jauh lebih luas.

Melansir People Goal, agility di sini adalah kemampuan tim HR untuk menanggapi setiap perubahan dan tantangan terkait bisnis serta kebutuhan karyawan dengan efektif.

Bila dipersingkat, ia menggambarkan kemampuan para pegiat SDM untuk beradaptasi dan mengembangkan kultur perusahaan dengan cepat.

Agility sendiri menuntut agar kualitas SDM perusahaan ditingkatkan ke tingkat yang dapat memenuhi tuntutan dunia yang terus berkembang.

Mereka harus selalu tangkas dan tanggap ketika hadir waktu untuk mendukung serta mengembangkan kebutuhan organisasi. 

Komponen-Komponen Agility

agility adalah

Seperti yang sebelumnya sudah dipaparkan, agility adalah sebuah kemampuan yang dapat membantu tim HR meningkatkan kualitas SDM perusahaan.

Namun, supaya bisa diterapkan secara efektif, skill tersebut wajib diikuti dengan sebuah kerangka kerja.

Kerangka kerja ini bisa digunakan untuk meningkatkan agility tim HR perusahaan.

Ia pun sejatinya dibentuk guna membantu perusahaan bertahan dan memenangkan persaingan dalam kondisi pasar yang tak pernah stagnan. 

Kerangka kerja tersebut juga pada dasarnya meliputi 5 komponen yang dapat memaksimalkan agility di dalam perusahaan, seperti:

  • Kepemimpinan
  • Strategi
  • Corporate governance
  • SDM (People)
  • Kultur perusahaan

Masing-masing komponen di atas dapat memengaruhi operasional perusahaan dan terus menyesuaikan diri dengan kebutuhan konsumen serta pemangku kebijakan.

Meskipun demikian, apa makna dari komponen-komponen tersebut? Apa yang membuat masing-masing komponen diperlukan oleh perusahaan? Berikut penjelasannya:

1. Kepemimpinan

Kepemimpinan dalam agility adalah salah satu komponen wajib yang harus diterapkan perusahaan.

Dileburkan dalam bidang kepemimpinan, agile leadership lahir dengan sifatnya yang adaptif. Dalam kata lain, tim HR bisa menghadirkan pemimpin dari berbagai level berbeda.

Inisiatif ini berangkat dari pola pikir di mana seluruh individu dalam perusahaan memiliki potensi dan kemauan berkembang (growth mindset).

2. Strategi

Agile strategy dapat dimanfaatkan tim HR untuk menjawab isu dan perubahan dengan lebih efektif.

Pembentukan rencana pun menjadi lebih fleksibel. Alhasil, strategi yang hadir bisa menjadi makin relevan, khususnya dengan tantangan dan kebutuhan SDM.

Nah, agile strategy sendiri memiliki “kunci sukses” yang bisa menghadirkan berbagai keuntungan bagi rencana perusahaan, seperti:

  • Kombinasi pembuatan strategi, eksekusi, dan fase adaptasi dalam proses yang terus diiterasi.
  • Penerapan strategi secara berkala dan uji berkala untuk evaluasi efektivitas dan perbaikannya
  • Terus mengevaluasi kondisi-kondisi eksternal yang mungkin mempengaruhi strategi yang telah dibuat
  • Memastikan sumber daya manusia yang ada selaras dengan strategi dan rencana

3. Corporate governance

Komponen penting berikutnya dalam agility adalah corporate governance.

Menurut Science Direct, aspek ini menjadi kunci penting agar strategi tim HR dapat dieksekusi dengan baik. 

Corporate governance sendiri sejatinya dapat didefinisikan sebagai struktur atau proses yang menjadi kerangka utama dalam pengambilan keputusan. 

Poin kunci dari komponen ini merupakan kontrol untuk memastikan transparansi proses dan performa di semua level serta departemen.

4. SDM (People)

Sumber daya manusia yang memiliki kemampuan agility adalah mereka yang memiliki rasa ingin tahu dan kemauan untuk meningkatkan kompetensi dan kapabilitasnya.

Mereka cenderung merasa nyaman untuk bekerja dalam di organisasi yang agile karena pada dasarnya perusahaan seperti ini tidak pernah berhenti belajar.

Untuk mendapatkan SDM seperti ini, tim HR tak bisa sekadar melakukan pelatihan.

Mereka juga harus bisa menyediakan tempat kerja yang kolaboratif, kondusif, dan tentunya konstruktif.

Tak hanya itu tim HR juga perlu memberikan benefit yang dapat menjamin kesejahteraan karyawan.

Nah, melihat hal tersebut, apa kira-kira benefit paling tepat yang bisa tim HR dan perusahaan sediakan untuk karyawannya? Jawabannya tak lain adalah GajiGesa!

Aplikasi ini hadir sebagai platform kesejahteraan finansial yang berfokus terhadap keuangan karyawan.

Di GajiGesa, karyawan bisa memanfaatkan Earned Wage Access. Fitur ini memberikan karyawan akses untuk menarik gaji prorata yang sudah mereka raih secara fleksibel.

Tujuan dari sistem EWA ini adalah supaya karyawan bisa mengambil gajinya dalam keadaan mendesak.

Alhasil, mereka tidak perlu lagi memusingkan tagihan yang tertunda dengan manfaat kesehatan finansial karyawan ini.

Karyawan yang bebas stres pun cenderung lebih produktif dan semangat dalam menghadirkan dampak positif bagi perusahaannya.

Menarik, bukan? Akan tetapi, fitur EWA ini hanya bisa digunakan jika perusahaanmu sudah bekerja sama dengan kami.

Maka dari itu, jangan sampai ketinggalan. Yuk, pelajari GajiGesa lebih lanjut dan rekomendasikan produk kami pada perusahaanmu. Jangan lupa isi form di akhir artikel ini, ya!

5. Kultur

Komponen terakhir dalam agility adalah kultur perusahaan itu sendiri.

Sejatinya, kultur yang terbentuk dalam perusahaan menggambarkan watak perusahaan itu sendiri.

Ia bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti ukuran perusahaan, letak geografis, hingga nilai-nilai utama yang mereka tanam.

Akan tetapi, faktor ekstrenal juga bisa mengambil peran dalam pembentukan kultur perusahaan.

Budaya perusahaan yang agile memberikan seperangkat nilai inti, perilaku dan praktik yang dapat menjadi rujukan.

Kesuksesan implementasi budaya perusahaan akan sangat bergantung pada upaya promosi, dorongan, bahkan penerapan hadiah dan hukuman pada sumber daya manusianya di semua level secara konsisten. 

Hubungi Kami