logo GajiGesa

Blog

7 Alasan yang Membuat Hubungan Kerja Sama Bisnis Gagal

Sekarang ini, membangun usaha dengan seorang rekan terlihat lebih menjanjikan. Meski demikian, kamu harus tetap mengetahui ragam alasan yang bisa membuat kerja sama bisnis gagal.

Mengutip laman Entrepreneur, hubungan kerja sama bisnis melibatkan dua pihak guna mencapai tujuan tertentu. 

Mereka harus bisa saling melengkapi dan berkompromi, terutama terhadap kekurangan masing-masing rekan.

Namun, terkadang dalam proses kerja samanya, kamu bisa menghadapi masalah dan berbagai perbedaan pendapat.

Bila tak hati-hati, hal ini bisa menimbulkan masalah. Menurut riset The Balance Money, keuntungan dari kemitraan juga bisa menjadi kerugian.

Statistik mereka menunjukkan bahwa hingga 70% kemitraan bisnis pada akhirnya gagal karena para rekan menyepelekan isu-isu tersebut.

Nah, agar kamu dan rekan bisa terhindar dari kegagalan, yuk,  ketahui dulu beberapa alasan yang membuat kerja sama bisnis gagal di era modern ini!

1. Riset pasar yang minim

Salah satu alasan yang membuat alasan kerja sama bisnis gagal adalah riset pasar yang minim.

Kamu dan rekan mungkin memiliki ketertarikan pada produk tertentu. Akan tetapi, apakah pasar mengutamakan value yang ditawarkan produk tersebut?

Apakah minat dan popularitasnya bisa menjadi penjamin ketika nanti hendak kamu jual ke konsumen?

Nah, daripada asal menjual dan berujung pada kegagalan, baiknya kamu dan rekan meluncurkan riset pasar dulu.

Hal ini akan menyediakan gambaran mengenai pasar yang layak untuk produk atau layananmu.

Fase penelitian ini juga akan memberi kamu kesempatan untuk menguji dan menyesuaikan konsep yang paling tepat untuk meluncurkan produk.

2. Perbedaan dalam life stage 

Melansir laman Legal Zoom, alasan kebanyakan kerja sama bisnis gagal adalah perbedaan para rekan dalam life stage.

Isu satu ini tak bisa disepelekan. Perbedaan life stage atau jenjang kehidupan dengan rekan bisnis bakal menghadirkan dampak besar pada hubungan profesional bisnis kalian.

Misalnya, kamu masih lajang dan hidup sendiri. Di sisi lain, rekan bisnismu baru saja berkeluarga. Melihat hal tersebut keseharian dalam kehidupan kalian sudah pasti berbeda.

Meskipun demikian, bukan berarti perbedaan ini menghalangimu untuk memiliki hubungan kerja sama bisnis yang baik dengan si rekan.

Sebagai solusi, pertimbangkan perbedaan kalian dari fase awal bisnis, lalu segera diskusikan solusi yang paling memadai.

3. Value yang tak serupa

Jika ingin membangun usaha yang mapan, value yang kamu miliki harusnya serupa dengan rekan.

Namun, hal ini tak bisa dipaksakan. Sebab, setiap orang pasti memiliki dan mengutamakan nilai-nilainya masing-masing. 

Sebagai contoh, mungkin kamu sebagai pebisnis lebih menghargai penghematan biaya untuk meningkatkan keuntungan.

Di sisi lain, rekanmu lebih menghargai pengeluaran untuk keperluan pemasaran. 

Tujuan akhir kalian sebenarnya serupa, yaitu profit.  Namun, kamu dan rekan memiliki cara berbeda untuk mencapainya. 

Maka dari itu, pastikan lagi bahwa nilai-nilai kamu dan rekan selaras dan bisa  menyelamatkan bisnis dari kerugian.

Hindari ego yang besar dan diskusikan rencana masing-masing dengan kepala dingin. Ingat, tujuan masing-masing tetaplah sama meskipun cara menggapainya berbeda.

4. Perbedaan pendapat yang tak diselesaikan

Alasan lain yang membuat banyak kerja sama bisnis gagal adalah perbedaan pendapat yang tak diselesaikan.

Dalam menjalankan bisnis, perdebatan merupakan hal yang sangat wajar. Sebab, seperti yang sudah dijelaskan, setiap orang pasti memiliki pendapat dan value-nya masing-masing.

Akan tetapi, perdebatan ini tak bisa dibiarkan berlanjut, terutama jika penyebabnya adalah perbedaan pendapat.

Jika kalian tidak mampu menyelesaikan masalah ini, upaya untuk membangun kerja sama bisnis ini bisa hancur dalam waktu dekat.

Untuk menyelesaikan konflik ini, kamu dan rekan perlu mengalah dan saling mempertimbangkan pendapat yang hadir.

5. Power tussle di antara rekan

Power tussle di antara kamu dan rekan juga bisa menjadi penyebab kerja sama bisnis gagal.

Pada intinya, istilah ini mengacu pada jenis konflik mengenai sumber daya atau keputusan di antara dua atau lebih rekan dengan wewenang yang relatif setara. 

Hal ini bisa bersifat eksplisit (berteriak-teriak) atau implisit (gangguan komunikasi atau perasaan sakit hati). 

Kadang-kadang isu ini bisa pulih sendiri, tapi juga bisa membusuk selama berbulan-bulan 

Penyelesaian konflik ini akan kembali pada kontrak kerja sama dan peran masing-masing dalam bisnis.

Namun, bila kamu dan rekan bisa menurunkan ego, tentunya masalah ini bisa dihindari dengan mudah.

6. Rasa ketergantungan pada satu pelanggan

Mendapatkan pelanggan atau klien dalam jumlah besar memang mengasyikkan.

Namun, bergantung pada satu pelanggan untuk mendukung sebagian besar bisnis itu cukup berisiko.

Bahkan pelanggan terbesar yang paling dapat diandalkan pun bisa bangkrut dan diakuisisi oleh perusahaan lain. Sehingga, mereka pula mengubah manajemen, atau sekadar mengubah arah tujuab bisnis.

Hal ini bisa membuat kamu dan rekan kesulitan mencari penggantinya.

Maka dari itu, hindari rasa ketergantungan pada satu pelanggan atau klien, dan tetaplah berfokus pada upaya pemasaran.

Tingkatkan network profesional kamu dan rekan untuk gapai minat dari klien potensial lainnya yang tak kalah besar.

7. Tim yang kurang tepat

Alasan terakhir yang membuat kerja sama bisnis gagal adalah tim yang kurang tepat.

Kamu dan rekan mungkin bisa merancang produk hebat yang diinginkan semua orang. 

Tetapi, mengutip Investopedia, itu semua tidak akan berarti jika kualias SDM dalam tim kalian kurang tepat atau bahkan tidak memadai.

Mencoba melakukan semuanya sendiri, mempromosikan orang karena loyalitas, dan mempekerjakan teman dan keluarga adalah cara pintas yang bisa membawa bisnis gagal.

Maka dari itu, kamu dan rekan harus bisa merekrut karyawan yang bertalenta. 

Sayangnya, hal tersebut tidaklah mudah untuk dilakukan. 

Khususnya di era modern ini, di mana calon pekerja membutuhkan benefit tambahan untuk kesejahteraan pribadi dan keluarganya.

Solusi Benefit untuk Gaet Karyawan Bertalenta

Nah, melihat hal tersebut, apa kira-kira benefit paling tepat supaya kamu dan rekan bisa raih minat dari calon karyawan yang berkualitas? Jawabannya tak lain adalah GajiGesa!

Aplikasi ini hadir sebagai platform kesejahteraan finansial yang berfokus terhadap keuangan karyawan.

Di GajiGesa, karyawan bisa memanfaatkan Earned Wage Access. Fitur ini memberikan karyawan akses untuk menarik gaji prorata yang sudah mereka raih secara fleksibel.

Tujuan dari sistem EWA ini adalah supaya karyawan bisa mengambil gajinya dalam keadaan mendesak.

Alhasil, mereka tidak perlu lagi memusingkan tagihan yang tertunda dengan manfaat kesehatan finansial karyawan ini.

Karyawan yang bebas stres pun cenderung lebih produktif dan semangat dalam menghadirkan dampak positif bagi perusahaannya.

Tak hanya itu, sebagai upaya untuk mementingkan kondisi finansial jangaka panjang karyawan, GajiGesa juga menyediakan fitur investasi emas digital.

Ya, fitur ini hadir sebagai bentuk kerja sama dengan Treasury, aplikasi Investasi emas yang terpercaya.

Program investasi emas ini bisa karyawan akses kapanpun diperlukan. Pembeliannya pun bisa langsung menggunakan saldo EWA. 

Menarik, bukan? Akan tetapi, fitur-fitur ini hanya bisa digunakan jika perusahaanmu sudah bekerja sama dengan kami.

Maka dari itu, jangan sampai ketinggalan. Yuk, pelajari GajiGesa lebih lanjut dan rekomendasikan produk kami pada perusahaanmu. Jangan lupa isi form di bawah, ya!

Hubungi Kami