logo GajiGesa

Blog

Pink Tax: Definisi dan Pengaruhnya untuk Keuangan Perempuan

pink tax

Pernahkah kamu mendengar istilah pink tax? Jika diperhatikan dengan baik, hal satu ini bakal kamu temukan di pasar swalayan, khususnya pada produk kecantikan.

Mudahnya seperti ini, ada perbedaan mencolok pada harga produk atau jasa khusus perempuan. Perbedaan tersebutlah yang dapat diartikan sebagai pink tax.

Nah, perbandingan harga ini awalnya berlaku karena adanya anggapan bahwa perempuan adalah kelompok yang lebih rentan menghadapi isu finansial.

Pada akhirnya, produk-produk khusus perempuan pada akhirnya menghadapi fenomena diskriminasi harga.

Dalam dunia marketing, istilah tersebut sejatinya bukanlah hal yang baru, dan fenomena-nya pun masih berlangsung sampai saat ini.

Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan pink tax? Lalu, sebagai pekerja, bagaimana cara terbaik untuk menghadapinya?

Yuk, simak penjelasan lengkapnya dalam rangkuman singkat GajiGesa berikut ini!

Apa Itu Pink Tax?

pink tax

Berdasarkan laman The Balance Money, istilah tersebut mengacu pada kenaikan harga yang dikenakan terhadap produk atau jasa khusus perempuan.

Biasanya, fenomena ini ditemukan pada produk yang digunakan sehari-hari, seperti sampo, deodoran, alat cukur, sampai jasa potong rambut.

Lalu, melansir riset gender inequality atau ketidaksetaraan gender dari Investopedia, pink tax merupakan bentuk markup atau kenaikan harga khusus.

Sebagai contoh, produk personal untuk perempuan layaknya sabun dan pelembab memiliki harga hampir 13% lebih mahal dibandingkan produk untuk laki-laki.

Nah, fenomena ini sejatinya dinilai sebagai bentuk diskriminasi terhadap perempuan. Beberapa negara bahkan ada yang menentang hingga melarang praktik pink tax.

Pengaruh Pink Tax untuk Keuangan

pink tax

Menurut interview JP Morgan Chase dengan The Balance Money, perempuan di Amerika Serikat rata-rata mengeluarkan 1300 dolar AS atau setara dengan Rp19 juta lebih banyak dari laki-laki.

Tentunya penempatan harga yang tidak seimbang ini menempatkan beban yang signifikan kepada perempuan.

Namun, melansir Jennifer Weiss-Wolf, seorang pengacara dan wakil presiden untuk Brennan School of Justice di NYU School Law, pink tax dilihat sebagai penghasil uang oleh perusahaan swasta.

Sehingga, hal ini masih sering diterapkan oleh banyak badan usaha penghasil produk wanita.

Melihat hal tersebut, penting bagimu untuk melakukan budgeting dan perencanaan keuangan personal dengan lebih baik.

Meskipun belum ada solusi nyata untuk mengatasi perbedaan harga ini, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk menghadapinya:

  • Membeli produk yang gender-neutral: Produk gender-neutral adalah produk yang tidak memiliki target gender khusus sebagai pembelinya. Biasanya produk-produk ini cenderung memiliki harga yang lebih murah, dengan kualitas yang serupa dengan produk kecantikan perempuan.
  • Budgeting: Buat budget khusus untuk membeli produk-produk tersebut agar kamu bisa mengatur pengeluaran dengan lebih baik.
  • Berbelanja dengan bijak: Jika melihat perbedaan harga yang sangat besar antara produk yang dipasarkan, sebaiknya kamu mencari dan menyelidiki merek lain.

Itu dia berbagai informasi mengenai pink tax yang perlu kamu pahami. Meskipun dianggap normal, fenomana ini bisa merugikan perempuan secara finansial.

Maka dari itu, mulai lah dengan menerapkan solusi yang dapat kamu lakukan untuk menghindari kerugian yang lain. Semoga informasi ini berguna, ya!

Hubungi Kami